Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work.

12.12.2024

[3] Sawadee Thailand : Kehabisan Tiket Bus ke Phuket

 Trip ini merupakan rangkaian trip Thailand - Kamboja - Malaysia yang kulakukan dari 23 Januari 2012 - 2 Februari 2012


PART sebelumnya : DISINI

Bangkok, 27 Januari 2012

Setelah perjalanan panjang kembali dari Siem Reap, aku dan Alfi akhirnya tiba kembali di Kota Bangkok jam 9 malam. Rasanya lega melihat hiruk-pikuk kota yang sudah terasa akrab, tetapi kami tak punya banyak waktu untuk bersantai. Kami langsung menuju ke stasiun bus untuk ke tujuan selanjutnya : Phuket.

Stasiun Bus di Bangkok. Kami kehabisan tiket ke Phuket disini. Waktu itu belum kepikiran untuk booking-booking online.

Dengan bergegas, kami langsung menuju loket untuk membeli tiket perjalanan Bangkok ke Phuket. Namun, harapan kami pupus saat diberitahu bahwa semua tiket bus langsung ke Phuket sudah habis. Waktu itu rasanya seperti dilempar ke kebingungan, apalagi mengingat kami benar-benar ingin mengunjungi Phuket dan Phi Phi Island. Tapi, di tengah kebingungan itu, seorang warga lokal mendekati kami dan memberikan saran.

“Coba beli tiket bus ke Chumphon. Dari sana, kamu bisa lanjut ke Phuket,” katanya dengan ramah. Dia menginfokan Kota Chumphon cukup dekat dengan Phuket dan merupakan rute alternatif yang cukup populer. Tanpa banyak pilihan lain, kami pun memutuskan untuk mengikuti sarannya dan membeli tiket bus Bangkok-Chumphon. Untung aja tiketnya masih ada.

Malam mulai merambat ketika bus kami berangkat. Perjalanan semalaman pun dimulai. Busnya cukup nyaman untuk perjalanan jarak jauh, dengan kursi yang bisa direbahkan dan AC yang menyala sejuk. Namun, bagiku, perjalanan ini terasa jauh lebih panjang dari seharusnya. Entah karena suasana yang berbeda atau mungkin karena tubuh yang lelah, aku merasa sangat sulit untuk tidur. Setiap kali mencoba memejamkan mata, jalanan yang berkelok-kelok dan sedikit guncangan bus membuatku terjaga kembali. Aku memang tipe orang yang susah sekali tertidur di bis, makanya sebisa mungkin menghindari perjalanan malam. Tapi malam ini hal itu tidak terhindarkan.

Suasana bus Bangkok - Chumphon

Sementara itu, Alfi tampak lebih tenang. Dia berhasil tidur di sela-sela perjalanan, meskipun tidak nyenyak. Aku hanya bisa melihat keluar jendela, menyaksikan pemandangan malam yang gelap di sebagian besar perjalanan. Cahaya lampu dari desa-desa kecil yang kami lewati menjadi hiburan tersendiri. Ada sesuatu yang damai, sekaligus membuatku merasa semakin jauh dari kota besar.

Chumphon, 28 Januari 2012

Waktu terasa berjalan lambat, tetapi akhirnya, bus berhenti di terminal Chumphon jam 6 pagi esok harinya. Entah kenapa, karena satu dan lain hal, kok tiba-tiba kita berdua kehabisan energi untuk eksplor Phuket ya hehehe..Mungkin efek kurang tidur, atau udah males mikir. Setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk mengubah rencana dan langsung menuju kota Hat Yai saja, yang berada di perbatasan Thailand-Malaysia. 

Kesibukan Kota Chumphon di pagi hari

Kesibukan Kota Chumphon di pagi hari

Dari Terminal Chumphon, kami segera ke bagian informasi mencari tiket travel menuju Hat Yai. Tiketnya ada. Namun, masalah baru muncul. Alfi kehabisan uang cash, dan jumlah uang cash-ku juga tidak cukup untuk membeli tiket travel untuk berdua. Situasi ini sempat membuat kami bingung dan harus berdiam beberapa saat, hingga akhirnya aku mencoba keberuntungan dengan menarik uang di ATM menggunakan kartu debitku. Betapa leganya saat uang Baht berhasil keluar dari mesin ATM! Dengan uang tambahan itu, kami akhirnya bisa membeli tiket travel menuju Hat Yai.

ATM Kenangan. Disinilah kami berhasil narik duit untuk beli 2 tiket ke Hatyai.

Foto raja dan ratu Thailand

Menunggu keberangkatan travel sambil tiduran karena ngantuk banget semalam ga bisa tidur di bis.

Perjalanan dari Chumphon ke Hat Yai menempuh jarak sangat jauh, hampir 500 km dan ditempuh dalam waktu 7 jam. Meskipun lelah, kami tetap berusaha menikmati perjalanan. Suasana berubah saat kami semakin mendekati Hat Yai, dengan pemandangan pedesaan yang mulai terasa berbeda. Kota Hat Yai sendiri adalah kota yang cukup besar dan ramai, penuh dengan kehidupan lokal yang menarik.

Penginapan kami di Kota Hat Yai

Setibanya di Hat Yai malam hari, kami langsung mencari penginapan untuk beristirahat semalam. Rasanya sangat melegakan bisa merebahkan tubuh setelah perjalanan panjang yang penuh dengan kejutan. Hat Yai memberi kesan pertama yang hangat, namun kami tidak terlalu tertarik mengeksplore-nya. Rencana besok kami akan langsung naik travel dari Hat Yai ke Penang (Malaysia). Entah kenapa, kok rasanya pengen cepet-cepet aja sampai Malaysia. Mungkin karena kita berdua sudah terlalu capek? Hehehe...


Hat Yai, 29 Januari 2012

Esoknya...

Sejak kemarin tiba di Hat Yai, kami langsung memesan travel dari penginapan untuk perjalanan menuju Penang, Malaysia. Perjalanan dari Hat Yai ke perbatasan Thailand-Malaysia di Padang Panjang memakan waktu sekitar 2-3 jam dengan jarak sekitar 80 kilometer. Sejak pagi, aku dan Alfi sudah packing dan bersiap-siap. Tak lupa kami membeli sarapan dari penginapan, berupa sandwich dan segelas teh tarik.

Suasana pagi di dekat penginapan di Kota Hat Yai

Sarapan sandwich dan teh tarik

Perjalanan dimulai jam 8 pagi. Selama perjalanan 3 jam ini, aku menikmati pemandangan hutan-hutan tropis dan desa-desa kecil yang khas Thailand selatan. Saat tiba di perbatasan Thailand - Malaysia, proses imigrasi dimulai. Di sinilah momen tak terduga terjadi. Aku sempat dikenai pungutan sebesar 10 Ringgit Malaysia oleh petugas imigrasi. Anehnya, Alfi tidak mengalami hal yang sama. Meskipun kesal, aku mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya dan fokus pada perjalanan ke depan. Setelah urusan imigrasi selesai, kami naik van lain yang sudah termasuk dalam harga tiket awal untuk melanjutkan perjalanan ke Kota Penang.

Perbatasan Thailand - Malaysia

Perjalanan dari perbatasan ke Penang memakan waktu sekitar 3-4 jam dengan jarak sekitar 150 kilometer. Pemandangan berubah menjadi lebih urban saat kami semakin dekat ke Penang. Kota ini dikenal dengan warisan budayanya yang kaya, dan aku mulai merasakan antusiasme untuk menjelajahinya.

Kami tiba di Penang sekitar jam 1 siang dan segera mencari penginapan untuk bermalam. Rasa lelah setelah perjalanan panjang terbayar dengan suasana baru yang menyegarkan. Entah kenapa aku semangat banget memulai petualangan baru di negara Malaysia. See u soon Malaysia!

12.10.2024

[6] Privyet Rusia : Tersesat di Moscow!

Sembilan jam terbang melintasi berbagai negara, sekitar jam 8 malam pesawat China Southern yang kami tumpangi sedikit demi sedikit mulai mengurangi ketinggian. Dari jendela pesawat, ane bisa melihat kelap-kelip lampu kota Moscow yang mulai terlihat jelas di tengah kegelapan malam. Udara di dalam pesawat terasa lebih tenang, penumpang yang tadinya bercakap-cakap kini mulai berkemas, menyimpan headphone, dan merapikan selimut. Pengumuman dari awak kabin pun terdengar, memberi tahu bahwa kami akan segera mendarat di Bandara Internasional Sheremetyevo., Moscow.

Ane merasa campur aduk. Ada rasa lelah setelah perjalanan panjang, tapi juga antusiasme untuk menjejakkan kaki di Rusia. Ini pertama kalinya ane mengunjungi Moscow, sebuah kota yang selama ini hanya ane dengar dari cerita sejarah, film, dan buku-buku. Tak lama, roda pesawat menyentuh landasan dengan lembut. Semua penumpang serentak menghempaskan nafas lega.

Begitu keluar dari pesawat, ane langsung merasakan suhu yang lebih dingin. Setelah perjalanan transit di Guangzhou yang hangat, udara dingin Moscow terasa menyegarkan sekaligus menggigit. Di dalam terminal, suasananya modern tapi dengan sentuhan khas Rusia—ornamen-ornamen berwarna emas dan merah terlihat di beberapa sudut. Proses imigrasi berjalan lancar. Petugasnya cukup tegas, detail dan profesional. Meski begitu, ane sempat merasa gugup saat mereka memeriksa paspor dan Evisa ane dengan teliti. Tidak lama diperiksa terdengar bunyi nyaring setiap melewati imigrasi, "dok, dok, dok." Artinya paspor kita telah mendapat stempel masuk. Ternyata selain stempel kita juga diberi kartu migrasi berwarna putih. Ane menyimpan kartu itu baik-baik karena sangat yakin nanti dibutuhkan pas kepulangan.
Kartu migrasi. Kartu ini tidak boleh hilang dan harus ditunjukkan sewaktu pulang nanti.

Setelah melewati imigrasi, ane mengambil koper dari bagasi. Bandara Sheremetyevo ternyata sangat besar dan rapi, dengan petunjuk yang jelas dalam bahasa Rusia dan Inggris. Namun, ane tetap harus mulai membiasakan dengan alfabet Sirilik yang mulai terlihat di setiap sudut. Sambil menarik koper, ane mulai mencari tempat penukaran uang (money changer) untuk menukarkan uang euro ke rubel. Setelah berputar-putar cukup lama, ane cuma menemukan satu money changer di bandara. Sayangnya, nilai tukar di situ benar-benar buruk, tapi ane ga ada pilihan. Besok pagi ane udah harus naik bus ke Bandara Domodedovo untuk penerbangan ke Murmansk di Rusia Utara. Udah ga sempet lagi mau hunting money changer. Ane sendiri udah berkonsultasi via chat dengan guide yang bakal ane pakai jasanya untuk ikut tour lokal di Murmansk, dan dia sendiri menyarankan tukar uangnya di Moscow saja karena di Murmansk tidak terlalu ada pilihan.

Setelah penukaran, dan ane hitung, ternyata ane rugi hampir 3 juta rupiah. Benar-benar menangis dalam hati. Huaaaa... Baru dimulai udah rugi 3 jt😭😭😭... Butuh beberapa saat bagi ane untuk menerima realita ini. Tapi apa boleh buat, ane harus menerima realita dan melanjutkan perjalanan. Ane butuh duit cash yang lumayan untuk membayar cash beberapa trip di Murmansk. Jadi 'It's okay.. uang bisa dicari. Jangan sampai besok di Murmansk kamu malah kerepotan sendiri dan menyesal kenapa ga tukar uang disini', kataku dalam hati untuk menenangkan diri. Btw ane ga bisa ambil di ATM karena baik visa/mastercard sedang memblokir Rusia terkait konflik dengan Ukraina jadi bener-bener semua harus pakai duit cash.

Setelah menukarkan uang, ane mengikuti petunjuk arah menuju kereta ekspres yang menghubungkan bandara ke pusat kota Moscow. Petunjuknya cukup jelas, meskipun ane sempat beberapa kali memastikan arah biar nggak salah jalan. Stasiun kereta di dalam bandara ini kelihatan modern, dengan suasana yang cukup sepi malam itu. Ane membeli tiket di loket menggunakan rubel yang baru saja ane tukar—harga tiketnya 550 rubel sekali jalan, tapi kereta ekspres ini memang terkenal cepat, nyaman dan paling praktis untuk ke kota. Rencana ane akan naik kereta ekspres ini sampai Stasiun Metro Belorusskaya kemudian sambung metro untuk mendekat ke hotel. Seharusnya simpel ya kalau Yandex Maps berjalan dengan lancar!
Kereta ekspres dari Stasiun Bandara Sheremetyevo ke Stasiun Bellaruskaya

Kereta pun tiba, dengan warna merah dan desain modern serta futuristik. Begitu masuk, ane langsung mencari tempat duduk dan menghempaskan badan. Setelah perjalanan panjang dan drama tukar uang tadi, duduk di kursi kereta yang empuk ini rasanya sangat lega. Sambil memandang keluar jendela, ane mencoba menikmati malam pertama di Rusia. Perjalanan ke Stasiun Kereta Ekspres Belorusskaya akan memakan waktu sekitar 1 jam.

Sampai di Stasiun Kereta Ekspres Belorusskaya di pusat kota Moscow, ane berjalan untuk transfer ke Stasiun Metro Belorusskaya. Tapi, perjuangan baru dimulai. Meskipun sudah menggunakan Yandex Map, Ane kesulitan menemukan pintu masuk metro karena masih belum familiar dengan tanda-tandanya. Titik di Google Maps dan Yandex Maps malah bikin pusing karena terus bergerak-gerak, bikin ane bingung menentukan arah yang benar.

Setelah 15 menit muter-muter di sekitar stasiun sambil menarik koper, akhirnya ane berhasil menemukan pintu masuk metro. Di pintu masuk, ada pemeriksaan barang—standar keamanan yang ketat, tapi prosesnya cukup cepat. Setelah itu, ane menuju loket untuk membeli Troika Card, kartu transportasi multifungsi untuk naik metro, bus, dan transportasi umum lainnya di Moscow.

Sebelum melanjutkan perjalanan, seorang anak laki-laki mendekati ane, berbicara dalam Bahasa Inggris yang lancar dan meminta tolong untuk membelikan tiket metro. Dia bilang mau pulang kerumah tapi tidak ada uang. Hmmm klasik ya wkwk... Jujur aja meskipun uang kecil, karena kekesalan habis tukar mata uang tadi ane ga ikhlas. Karena selama disini ane gabakal bisa tarik ATM, jadi harus benar-benar hemat. Tapi yasudahlah, karena kasian ane bantu dia beli tiket sekali jalan. Setelah selesai, dia mengucapkan terima kasih dengan senyum lebar.
Suasana di dalam metro

Kami akhirnya naik kedalam metro, dari Stasiun Belorusskaya kami naik metro jalur 2 untuk turun di Stasiun Metro Teatralnaya. Dari situ tinggal jalan kaki 5 menit sampai Hotel Tverskoy, penginapan kami malam itu. Perjalanan didalam metro berjalan cukup lancar dan 20 menit dan kami turun di  Stasiun Teatralnaya. Tapi ujian bermula dari sini. Yandex Map dan Google Map yang merupakan satu-satunya andalan ane untuk mencari Hotel Tverskoy tetap terus meloncat-loncat. Detik ini di posisi A, beberapa detik kemudian berpindah ke lokasi B, sesaat kemudian loncat lagi ke lokasi C. Keluar dari stasiun metro (bawah tanah) ane benar-benar bingung harus kemana karena Yandex maupun Google benar-benar ga mau diajak kerjasama. Ditambah, exit metro di Moscow itu banyak sekali, bahkan bisa belasan! Well, sebenarnya exit tersebut sudah tertulis di Yandex Maps, tapi karena belum ngeh ane malah ambil exit asal-asalan. Ane tetap ajak travelmate berjalan dan berjalan. Untungnya malam itu suasana disekitarnya masih cukup ramai. Beberapa polisi terlihat patroli dengan berkuda. Saat itu ane berkali-kali harus berhenti dan mencocokkan nama gedung di sekitar yang serba menggunakan huruf Sirilik dengan yandex maps, jadi benar-benar cara manual.

Pelan namun pasti, berbekal cara manual diatas, kami mulai mendekat ke arah hotel. Namun kami harus beberapa kali menyeberang jalan raya lewat penyeberangan bawah tanah karena ane benar-benar kebingungan dengan "titik loncat" ini. Tangan, pundak, betis rasanya udah bener-bener pegel geret-geret koper dan tas. Apalagi kalau mau menyeberang jalan raya harus lewat penyeberangan bawah tanah yang mewajibkan kita angkat-angkat koper di tangga.

Travelmate sudah mulai kecapekan dan minta naik taksi, tetapi ane meyakinkannya bahwa penginapan itu sudah dekat, tinggal beberapa ratus meter saja. Dengan semangat untuk tidak menyerah, aku menggunakan cara manual: memperhatikan nama-nama gedung di sekitarku yang semuanya dalam huruf sirilik, kemudian mencocokkannya di peta untuk mengetahui arah yang harus kami ambil.

Setelah berusaha dan berputar-putar, disertai chat berkali-kali dengan pemilik penginapan, akhirnyaaa seorang wanita pegawai penginapan menemui kami dan membantu menunjukkan jalan ke hotel. Dan ternyata.... hotel kami berupa bangunan apartemen, dan berada di tingkat.......4! Dan ga ada lift..OMG wkwkwk.. Belum puas nyiksa pundak dan betis ni. Untungnya Si Pegawai dengan sigap membantu membawakan 2 koper.

Proses check in berjalan dengan lancar, dan untuk kamar ini kami membayar 600ribu rupiah/malam huhuhu.. Mahal ya.. ane emang sengaja pilih yang lokasinya agak di tengah kota jadi tidak susah nyarinya, berhubung ini hari pertama. Tapi yaa... malah dikacaukan Yandex dan Google wkwkw.. Tapi besyukur ajalah sudah sampai dan bisa istirahat.

Tidak sesuai ekspetasi ane, kamarnya cukup kecil dan simpel. Fasilitasnya ada 1 kasur besar, kamar mandi dalam dan air panas/dingin (dispenser). Satu hal yang ane syukuri ada bidet di toiletnya. Malam itu ane langsung bersih-bersih dan segera bersiap tidur, karena besok harus bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan dan barang-barang sebelum ke Bandara Domodedovo untuk terbang ke Kota Murmansk.

Good Night....

[5] Privyet Rusia : Menginap Semalam di Hotel Mewah Guangzhou (gratisss)

Hotel transit gratis dari China Southern Airline

1 April 2024

Setelah perjalanan naik bus selama 1 jam dari KL Sentral, kami sampai KLIA sekitar jam 12 siang. Penerbangan Kuala Lumpur - Guangzhou kami masih jam 2 siang, dan konter check in China Southern Airline belum dibuka. Jadi kami masih punya spare waktu untuk leyeh-leyeh dulu.

Waktu 2 jam ini ane manfaatin untuk makan siang dan menyicil beberapa kerjaan yang masih membayangi ane. Yaa. Jadi meskipun traveling, ane masih bawa beberapa kerjaan. Saat itu ane memasang meterai dan ttd beberapa surat permohonan yang dibutuhkan untuk pekerjaan ane. Sisa waktunya yang lain ane gunain untuk leyeh-leyeh aja sambil HP-an.

Nunggu penerbangan sembari tetep nyicil kerjaan

Sekitar jam 3 sore konter check in China Southern Airline sudah dibuka. Karena tiket pesawat ane adaklah tiket terusan (KL-Guangzhou-Moscow), pemeriksaan dilakukan dengan cukup detail termasuk memasukkan beberapa data Evisa. Petugas check in, seorang pria Malaysia, sempat bertanya ke ane nomor visa yang ada huruf siriliknya (seperti huruf E tapi terbalik), yang ternyata huruf tersebut tidak bisa diinput pakai keyboard QWERTY. Ane bilang itu huruf sirilik, dan setelah beberapa saat akhirnya ane sudah mendapatkan 2 boarding pass, KL-Guangzhou dan Guangzhou-Moscow.

Menunggu selama 2 jam sembari lagi-lagi nyicil kerjaan, akhirnya jam 6 sore tibalah boarding penerbangan ke Guangzhou. Ane dengan antusias segera berbaris dan memasuki pesawat. Take off dilakukan pesawat China Southern Airline dengan cukup mulus.

Penerbangan KL - Guangzhou

Penerbangan KL-Guangzhou ditempuh dalam 4 jam penerbangan, dan di perjalanan ini kami mendapatkan 1x makan berat. Makanannya pun menurut lidah ane sangat enak dan bumbunya berasa. Karena penerbangan berlangsung malam hari, selama 4 jam penerbangan lebih banyak ane habiskan untuk melihat film dan rute penerbangan. Turbulensi hanya sesekali terjadi namun bukan yang membuat takut/kaget. 

Makanan inflight di penerbangan KL - Guangzhou

Sekitar jam 10 malam, akhirnya mendarat juga pesawat China Southern Airline ini dengan sangat mulus di Bandara Internasional Baiyun, Guangzhou. Menurut jadwal penerbangan, kami akan transit disini sampai penerbangan lanjutan Guangzhou - Moscow di esok hari jam 1 siang. Bagi ane, ini adalah ketiga kalinya ane menginjakkan kaki disini. Pengalaman pertama dan kedua adalah sewaktu transit berangkat dan transit pulang dari Amerika tahun 2019. Tapi ane yakin tentu saja sudah banyak yang berubah dari bandara ini.

Meskipun transit sampai esok hari, kami tidak berencana menghabiskan waktu di bandara. Jadi beberapa minggu sebelum berangkat, ane membaca di grup backpacker dan blog beberapa orang, China Southern airline memberikan gratis hotel bagi yang transit di Guangzhou melebihi berapa belas jam gitu (ane lupa berapa pastinya). Caranya adalah kita harus registrasi dahulu via website China Southern di H-1 penerbangan kalau kita ingin memilih hotel tertentu. Hal tersebut sudah ane lakukan sesuai prosedur dan ane memilih Hotel xxx.

Tapi sebelum ke hotel tentu saja ane harus mengurus izin masuk a.k.a Visa China. Jadi sesuai aturan pemerintah China, mereka memberikan izin masuk 24 jam khusus bagi mereka yang transit dan punya tiket terusan ke negara selanjutnya. Nama programnya sendiri adalah 24/144 transit tanpa visa, dimana untuk Indonesia kita hanya bisa mendapatkan 24 jam transit tanpa visa. 

Turun dari pesawat, ane mengikuti papan penanda 24/144 transit tanpa visa dan ada suatu sudut ruangan khusus untuk mengurusnya. Syaratnya adalah kita harus mengisi formulir dan ada tiket terusan ke negara selanjutnya.

Petunjuk di Bandara Internasional Baiyun, Guangzhou

Formulir yang harus diisi untuk mendapatkan 24 jam transit tanpa visa

Setelah menyerahkan semua persyaratan, petugas imigrasi terlihat memasukkan seluruh data kita ke komputer dan beberapa saat selanjutnya terdengar bunyi nyaring, "Dok! Dok! Dok! ". Artinya saaah, kita udah dapat visa transit 24 jam dan bisa langsung ke arah imigrasi. Legaaa... Mudah banget ternyata!

Imigrasi-pun juga tidak terlalu sulit. Dengan visa tersebut dan menunjukkan tiket terusan, kami bisa masuk dengan lancar. Selanjutnya berjalan dari ujung ke ujung (Bandara Baiyun di Guangzhou ini cukup luas), kami menemukan konter China Southern Airline untuk klaim hotel transit gratis kami. 

Setelah klaim kami disuruh menunggu sejenak di kursi-kursi yang sudah disediakan. Untuk penanda kami dipasang stiker di baju yang menunjukkan kami akan ke hotel mana. Mereka bilang bahwa akan ada perwakilan hotel yang menjemput dan mengantarkan kami langsung ke hotelnya. Well, benar-benar penyambutan yang sangat baik dari China!

Sesaat kemudian datanglah seorang wanita muda yang menunjukkan kata-kata translate Mandarin - Inggris dari HPnya.

"Saya perwakilan dari hotel xxx. Mari ikut saya keatas kita akan langsung berangkat ke hotel".

Wuaaah akhirnya datang juga! Hehe.. kami mengikuti wanita tersebut dan mobil jemputan dari hotel ternyata sudah menunggu. Mobil melewati jalanan Kota Guangzhou yang lebar dan benar-benar mulus. 20 menit kemudian kami sampai di hotel dan proses check in berjalan lancar. Mereka meminta paspor dan tiket terusan ke Moscow, dan selanjutnya berpesan kita berhak mendapatkan sarapan besok pagi, dan untuk kepulangan ke bandara besok kami akan dikabari via telfon kamar. Kurang apa lagi coba servisnya China Southern ini?
Dijemput oleh hotel langsung di Bandara Baiyun, Guangzhou

Setiba di kamar, ane bener-bener seneng. Kamarnya minimalis tapi luass, bersih, kasur dan spreinya jangan ditanya. Muluusss dan dingin... Wuaah kayaknya bakal lega banget tidur disini. Semoga ane bisa tidur nyenyak malam ini🙏🙏🙏. Ane cek di trip dot com, rate permalam kamar ini adalah 750rb rupiah, dan malam ini ane benar-benar ga keluar chinese yuan sepeserpun hehehe.. 
Hotel transit (gratis) yang disediakan oleh China Southern Airline

Kasurnya sangat dingin dan empuk

Satu hal yang bikin pusing, toiletnya bagus, bersih, tapi ga ada semprotan otomatis/bidetnya. Duhhhh.... Tapi yaudahlah ya.. namanya juga gratisan.
Toilet tanpa bidet.....

Malam itu ane habiskan dengan mandi air panas untuk melemaskan otot-otot dan setelahnya mengatur suhu kamar di temperatur yang nyaman (25 derajat celsius), dan setelahnya meringkuk di bawah selimut. Duh nyamannyaa....Good night.....🤤🤤🤤.

2 April 2024
Ane terbangun jam 07.30, dan bersyukur banget semalam bisa tidur dengan nyenyak. Setelah bermalas-malasan sejenak di kasur, ane putuskan untuk segera mandi dan packing barang. Soalnya ane mikir kita masih harus sarapan dan bisa sewaktu-waktu ditelfon resepsionis untuk segera bersiap diantarkan ke bandara. Lebih baik mengamankan sarapan gratis dulu lah ya hehehe...

Sekitar jam 08.30 kita turun ke lobby untuk sarapan. Varian makanannya cukup banyak, ada nasi dan segala lauk pauk, sereal, bubur, ubi rebus, kacang-kacangan, permen, dimsum, buah-buahan dan sebagainya. Ane salut banget sih mereka juga menyediakan varian makanan yang bergizi! Ane sendiri memilih makan nasi lauk pauk, kacang-kacangan, dan mengambil beberapa permen.

Sarapan di hotel dengan banyak pilihan

Dari google maps, ane lihat bahwa di seberang hotel sebenarnya ada taman cukup luas yang bisa dikunjungi. Paling nggak buat kenangan bahwa hari ini pernah masuk Kota Guangzhou. Namun karena setelah makan jam udah menunjukkan pukul 9 lebih, ane putuskan ga usah dan langsung packing barang aja.

Dan benar aja, gak lama setelah kita masuk kamar dan packing, telfon kamar berbunyi. Intinya kita akan dijemput sebentar lagi (jam 10) untuk diantarkan ke bandara. Wahhh... Untung aja ga jadi ke kamar ya hehehe.. bisa berabe dan dianggap kurang bertanggungjawab masalah waktu.

Sesaat kemudian kita udah check out dan stanby di lobby. Jadi di Bandara Internasional Baiyun sendiri ada 2 terminal yaitu T1 dan T2. Ane sendiri gatau untuk penerbangan ke Moscow dari terminal berapa. Dan setelah menanyakan ke petugas hotel, dia dengan yakinnya bilang itu di T1. 

Dari hotel ke bandara, kita dinaikkan minivan berbarengan dengan tamu lainnya. Dan supirnya ini astagaa.. benar-benar ngebut wkwk. Yaa mungkin saking terbiasanya kali ya, udah hafal banget seluk beluk jalan yang dilewati. Ane duduk di kursi depan sambil menikmati semburan angin kencang dan pemandangan Kota Guangzhou di pagi hari. Sekitar 20 menit kemudian, kami sampai di T1. 

Hal pertama yang ane cari adalah papan yang menunjukkan gate keberangkatan untuk tujuan Moscow ada di nomor berapa. Eh tapi kok ane telusurin dari atasss bawaahhh, dari jam siang sampe malem, kok ga ada tujuan Moscow ya?? Wah curiga salah terminal ni ane. Setelah ane konfirmasi ke Information Center, benar aja. Ternyata penerbangan ke Moscow dari T2. Kita dijelaskan harus naik shuttle bus gratis untuk berpindah terminal. Dengan bahasa inggris terbata-bata dia menjelaskan bahwa kami harus turun tangga, kemudian naik lagi. Untungnya ada petunjuk dalam bahasa inggris di bandara jadi kami tidak terlalu kesulitan.

Finnaly sampai juga di T2, ga lupa foto-foto dulu dong ya! 

Interior T2 di Bandara Internasional Baiyun, Guangzhou

Interior T2 di Bandara Internasional Baiyun, Guangzhou

Karena sudah pegang boarding pass, kita langsung saja menuju ke exit imigrasi, pemeriksaan barang, dan setelahnya ke gate A173. Bisa dibayangkan kan saking luasnya Bandara Baiyun ini gatenya aja sampai sebanyak itu. Karena boarding masih 2 jam lagi, kami putusin mampir di Restoran Mie untuk pesan Mie Daging Sapi dan Sayuran. Wah mantap juga rasanya, otentik negeri  China. Jadi ga berasa gurih, manis atau asin yang kuat seperti mie di Indonesia; tapi rasa bumbunya hadir secukupnya namun pas.

Mie daging sapi dan sayur-sayuran. Dengan minum air mineral harganya sekitar 150ribuan

Sekitar jam 13.25, akhirnya gate boarding ke Moscow Sheremetyevo dibuka juga. Kami antri dengan tertib memasuki pesawat boeing jumbo ini, dan akan menempuh perjalanan yang sangat lama, 10 jam nonstop lebih tepatnya. Persiapan ane sendiri adalah sudah charge full laptop tadi pagi di hotel, jadi bisa sambil nyicil kerjaan karena masih dapat penerbangan siang beberapa jam.

Boarding to Moscow..

Take off dilakukan pesawat China Southern lagi-lagi dengan begitu mulusnya. Padahal ini pesawat benar-benar jumbo, ditambah penunpanh full. Untuk penerbangan 10 jam ini kami mendapatkan 2x makan berat, dan minuman sepuasnya. 

Interior pesawat China Southern ke Moscow..

Long flight....

Segera setelah pesawat stabil, kita ditawari berbagai macam welcome drink. Karena agak ngantuk dan pengen fokus kerja, ane pesan segelas kopi susu dan menyesapnya pelan-pelan. Selanjutnya ane menghabiskan waktu 2 jam setelahnya untuk nyicil kerjaan, kemudian sempet ane hentikan karena makan berat pertama sudah dihidangkan.

Setelah makan selesai ane lanjutkan ngopi dan menonton film di netflix berjudul 'Nowhere' yang udah ane download sebelumnya. Kelar nonton film ane lanjutkan dengan kerja lagi 2 jam, kemudian nonton lagi 1 episode film serial, tiduran, ngalamun sampai tidak sadar makan berat kedua telah datang dan selanjutnya kami diberi handuk hangat. Artinya dalam waktu singkat akan segera mendarat di Moscow.

Petualangan dimulai!

12.09.2024

[4] Privyet Rusia : Hari Keberangkatan (Solo - Surabaya - Kuala Lumpur)

30 Maret 2024

Hari seakan berjalan sangat cepat. Tidak terasa tanggal 30 Maret 2024 akhirnya datang, hari dimana ane akan berangkat memulai perjalanan traveling ke Rusia. Pagi ini dimulai dengan ane mengantarkan ibu ane untuk kontrol rutin ke RS. Ane, ibu dan bapak berangkat dari rumah sekitar jam 8 pagi untuk cek gula darah dulu ke Apotek K24, kemudian setelahnya meluncur ke RS untuk kontrol. Saat itu karena bapak ane sudah hafal semua seluk beluk pemeriksaan, ane putuskan nunggu di parkiran mobil RS aja sambil sarapan bekel yang ane bawa dari rumah. Oya udah 2 bulanan ini ane udah mengubah pola makan, dari yang sebelumnya makan sembarangan (berdasar keinginan), sekarang lebih ke makanan-makanan yang alami.

Biasanya bagi para traveler, hari H menjelang keberangkatan kan menjadi hari yang sangat dinanti dan excited ya. Tapi entah kenapa.. hari ini perasaanku biasa aja. Datar.. flat.. I don't know why? Mungkin karena sebenarnya aku tidak yakin 100% dengan keinginanku untuk traveling jauh (bahkan hampir ke Kutub Utara) disaat kondisi ibu ane gak stabil seperti sekarang. Ibu ane memang sempat opnam di awal bulan Maret kemarin, dan itu membuat ane sempat ragu apakah mau melanjutkan berangkat trip ini atau tidak? Namun karena menjelang hari keberangkatan kondisi ibu ane udah semakin stabil, akhirnya ane memantapkan hati tetap berangkat. Hal itu karena sebagian besar tiket pesawatnya sudah ane beli sejak awal Januari 2024 . Namun entah kenapa di hari keberangkatan ini ane agak sedih. 

Rangkaian perjalanan ane akan dimulai dari naik kereta dari Solo ke Surabaya (malam ini/tanggal 30 Maret) - terbang dari Surabaya ke KL (1 April) - terbang dari KL ke Guangzhou (2 April) - terbang dari Guangzhou ke Moscow (3 April) - kemudian terbang dari Moscow ke Murmansk (4 April). Wow... Rangkaian yang panjang. Bayanginnya aja ane dah capek ya wkwkwk...

Tiket pesawat ane dari Surabaya-Kuala Lumpur sebenarnya udah ane beli di keberangkatan tanggal 28 Maret 2024, dimana rencananya ane akan di KL dulu selama 3 hari. Namun karena kondisi yang serba tidak pasti ini, ditambah ane pengen ngantarin ibu ane kontrol dulu, akhirnya ane batalkan keberangkatan di 28 Maret dan membeli tiket lagi di 31 Maret 2024 (besok).

Sekitar pukul 1 siang akhirnya ane udah menyelesaikan semua urusan RS dan mulai packing barang. Rencana jam 6 sore ini ane akan naik grab ke Stasiun Purwosari Solo untuk naik kereta ke Surabaya. Di Surabaya ane akan nginap semalam dan besok akan menjalani penerbangan pertama, Surabaya - Kuala Lumpur di jam 9 pagi. Sekitar jam 6 sore, setelah berpamitan dengan ortu ane, akhirnya ane berangkat ke Stasiun Purwosari. Ane yang biasanya semangat bikin-bikin story.. entahlah. Malam itu tidak terlalu semangat rasanya. Pikiran ane seakan diombang-ambingkan. Detik ini bersemangat mikirin trip kedepan, selanjutnya terkadang down karena mikirin ibu ane. Tapi yasudahlah. Semuanya harus dijalani dan diterima 🤗. 
Koper dan tas yang akan menemani perjalanan ane ke Rusia 2 minggu kedepan

Perjalanan dengan kereta dari Solo ke Surabaya berlangsung lancar dengan durasi sekitar 3 jam. Ane sampai di Stasiun Surabaya Gubeng jam 12 malam, dan segera jalan kaki 300 meter ke penginapan Box Backpacker yang sudah ane pesen sebelumnya. Semoga malam ini bisa tidur dengan nyenyak! 😊

Surabaya, 31 Maret 2024
Semangat!!
Pagi telah menyapa, dan ane bersyukur banget tidur semalam meskipun terlambat, bisa sangat lancar. Gatau kenapa semakin bertambah umur, tidur tu kok kadang susah ya?!😁. Disaat banyak kegiatan seperti ini, tidur cukup artinya tenaga kita juga akan maksimal untuk digunakan beraktivitas esoknya.

Setelah mandi, beres-beres singkat, dan sarapan roti serta kopi yang disediakan hostel, ane lanjutkan dengan pesen grab mobil ke T1 Bandara Juanda. Sesaat sebelum sampai T1, baru ane sadar 

"Eh ladalah.. ini kan penerbangan internasional ya, harusnya terbang dari T2."

"Iya mbak gpp bisa diubah tujuannya kok di aplikasi," kata supir grabnya.

Segera ane ubah dan huft, tiba-tiba argo yang semula 120rb jadi 150rb++, padahal jarak T1 dan T2 dekat lo. Wkwkwk.. ah siaaal gara-gara ga fokus rugi 30ribuan. Tapi yaudahlah.. ane menerima ini sebagai bagian dari kecerobohan dan harus lebih fokus kedepannya.

Proses check in, boarding dan pemeriksaan imigrasi berjalan dengan lancar. Kami hanya sempat ditanya-tanya sedikit oleh imigrasi ada keperluan apa di KL dan Rusia. Karena bisa menjelaskan dengan baik dan menunjukkan semua bukti (tiket pulang, Evisa), kami melewatinya dengan cepat dan duduk menunggu boarding di gate keberangkatan. Well, ini tentu saja berbeda jauh dengan tahun kemarin saat ane mau ke Kazakhstan. Imigrasi langsung menanyai dengan detail mau ngapain kesana, tiket, rencana perjalanan dll wkwk.

Sesaat kemudian kami dipanggil boarding. Perasaan ane saat itu sudah mulai bersemangat untuk memulai petualangan ini karena yah memang apa yang terjadi di hidup ane ini harus diterima. Penerbangan Surabaya - Kuala Lumpur dengan Super Air Jet berlangsung selama 2,5 jam dan di sepanjang jalan sering banget terjadi turbulensi. Tapi ane terus berusaha berpikir positif aja sambil tetep buka laptop dan nyicil kerjaan hehe..
Bersiap penerbangan Surabaya - Kuala Lumpur

Tetap nyicil kerjaan dari bangku pesawat

Sekitar jam 12 siang akhirnya mendaratlah kami dengan lancar di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA). Dari kedatangan kami oper naik bus untuk menuju area pengambilan bagasi. Selesai mengambil bagasi, seperti biasa ane harus menyiapkan 2 hal sebelum keluar yaitu mempunyai pegangan uang Ringgit yang cukup serta punya paket internet. Untuk paket internet di Malaysia cukup mudah. Ane pakai paket roaming telkomsel seharga 50rb/24 jam. Cukup fair ane rasa. Untuk ringgit kebetulan ane masih punya sisa uang ringgit dari trip sebelumnya 90 rm, ditambah ane masih punya 30 sgd yang kemudian ane tukarin untuk dapat 90 ringgit lagi. Selain itu setelah ane perhitungkan sampai besok dan ternyata masih kurang, ane ambil lagi 100 ringgit di ATM. Oke, masalah uang dan internet selesai.

Karena perjalanan naik bus dari KLIA ke KL Sentral memakan waktu 1 jam, dan perut sudah mulai keroncongan, kami sempatkan dulu makan di kedai bandara. Saat itu ane memilih paket makan siang seharga 15ringgit, berisi nasi lemak, roti bakar selai nanas, dah teh tarik. Wahhh mantep banget rasanya! Cukup murah sih ane rasa untuk kelas bandara.
Paket makan siang 15 ringgit (55rb rupiah) di Bandara Internasional Kuala Lumpur

Selesai makan kita langsung ke stasiun bus di bawah KLIA untuk naik bus ke KL Sentral. Perjalanan dari KLIA ke KL Sentral kami tempuh selama kurang lebih 1 jam. Sampai KL Sentral kami tak lupa berfoto dulu dan setelahnya jalan kaki 300 meter ke Cozy hotel, tempat kami bermalam malam ini. Ane sendiri dapat promo 200ribuan permalam.
Berfoto di KL Sentral

Cozy Hotel. Murah dan bersih.

Sesiangan sampai sesorean itu hanya kami habiskan dengan istirahat dan main HP. Kota Kuala Lumpur juga diguyur gerimis sehingga membuat malas mau kemana-mana. Sekitar habis magrib, karena perut sudah keroncongan, kita keluar dan membeli pisang serta nasi sayur dan ayam goreng lemak untuk makan malam. Pisang ane beli seharga 4 ringgit dan nasi 21 ringgit.
Cozy Hotel. Murah dan bersih.

Malam itu ane habiskan dengan mengefixkan beberapa rencana harian dan setelahnya tidur dengan nyenyak... Zzzzz.zzzzz....

1 April 2024
Pagi telah menyapa... Syukurlah.. tidur ane nyenyak banget! Memang Cozy Hotel ini super duper nyaman sih menurut ane. Pagi itu setelah bermalas-malasan sejenak di kasur, ane segera bersih-bersih dan menata ulang barang. Rencana habis ini kita akan sarapan, beli bekel makan siang (dibungkus), ngeprint ulang Evisa, dan setelahnya langsung naik bus kembali ke KLIA. Penerbangan KL-Guangzhou sendiri adalah sore ini jam 6 waktu KL.

Selesai bersih-bersih dan menata barang, kami ke resepsionis untuk menukarkan voucher sarapan yang kemarin kami terima sewaktu check in. Well, sebenarnya ane ga mengharapkan dapat sarapan sih, tapi syukurlah diberi. Ternyata dengan voucher tersebut kami diarahkan untuk menukarkan di Kedai ABC yang berjarak 100 meter dari hotel. Ane memilih roti chapati dengan colekan kari, ditemani teh tarik panas gula sedikit. Duh mantapnyaaa!
Sarapan chapati, kari dan teh tarik

Selesai sarapan kami langsung beranjak cari tempat print untuk Evisa. Well sebenarnya ane udah print dirumah, cuma kualitasnya jelek dan di bagian barcode ada yang buram. Daripada bermasalah mending ane print ulang dengan kualitas yang bagus. Berjalan sejauh kurang lebih 1 km, ane menemukan tempat print, perlembarnya 2 ringgit (7000rupiah) huhuhu.. karena ga ada pilihan lagi sikat aja lah. Karena ane print Evisa dengan asuransi (yg ini ane print hitam putih), habis sekitar 10 ringgit. Kami berjalan 1 km kembali ke arah penginapan dan sempat mampir ke warung makan chinese untuk bungkus buat nanti siang makan di bandara. Warung ini favorit ane banget karena pilihan sayurnya banyak banget, proteinnya banyak dan harganya relatif murah. Seporsi yang ane bungkus ini 8 ringgit aja.
Bekel makan siang full sayur dan daging ayam

Selesai perihal makanan, kami kembali ke Cozy Hotel untuk packing akhir dan segera kembali ke KL Sentral untuk naik bus ke Bandara Internasional Kuala Lumpur. Ready to flight to Guangzhou!
Bas KL Sentral - KLIA

[Part 4] Journey to Ende - Maumere : Patung Maria Bunda Segala Bangsa (Finished)

PART sebelumnya : disini

Minggu, 3 Juni 2018

Pagi telah menyapa...Hoaahmm..tidur ane semalam benar-benar nyenyak banget efek kelelahan dari Danau Kelimutu kemarin. Sewaktu ane bangun, Mbak Titin terlihat sudah berangkat kerja dan Fuad masih tertidur dengan nyenyak. Ane lihat jam, sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Hari ini sebenarnya adalah kepulangan ane ke Surabaya dimana pesawat ane dijadwalkan jam 14.30. Namun Fuad kemarin bilang bahwa masih akan ajak ane ke 1 tempat lagi, katanya disana ada patung Bunda Maria yang cukup terkenal. Sebenarnya ane ga masalah kalaupun hari ini ga kemana-kemana, soalnya kunjungan hari kemarin udah sesuai target ane. Namun karena Fuad bilang tempat ini bagus, ane setuju aja. Toh ane hanya bonceng hehehe..Karena ane masih ga enak bangunin Fuad, ane santai aja sambil main HP.

Dua jam HP-an, tidak terasa waktu udah menunjukkan pukul 11 siang dan ga ada tanda-tanda Fuad bangun wkwk.. Karena ane kepikiran penerbangan ane yang jam 14.30, akhirnya dengan agak sungkan ane bangunin Fuad. Ane mengucapkan minta maaf terpaksa bangunin, karena dia pasti sangat lelah kemarin setelah semalaman nggak tidur, dilanjutkan dengan motoran Ende-Maumere. Namun Fuad malah bilang kok baru dibangunin, ane bilang ga masalah lah. Ane juga bilang kalau misal ga sempet, ga usah ke tujuan hari ini juga gpp. Tapi Fuad bilang masih sempat dan tetap akan membawa ane.

Selesai dia bersih-bersih, akhirnya kita berangkat. Sebelumnya ane ajak Fuad sarapan yang terlambat dulu di warung ikan bakar yang ada di Kota Maumere. Selanjutnya kita langsung gas motoran 1.5 jam ke arah selatan Kota Maumere, tepatnya Bukit Nilo di Dusun Nilo, Desa Wuli Wutik, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka. Ternyata tujuan kita adalah Patung Maria Bunda Segala Bangsa, salah satu patung Bunda Maria tertinggi di Indonesia.

Setelah melewati jalanan yang berkelok dan dikelilingi oleh pemandangan alam yang menakjubkan, ane akhirnya tiba di Bukit Nilo, tempat patung itu berdiri megah.  Patung ini terletak di Bukit Nilo, sekitar 18 kilometer dari pusat kota Maumere, dan dibangun pada tahun 2005 atas inisiatif Keuskupan Maumere.


 Tingginya mencapai 28 meter, menjadikannya salah satu patung Maria tertinggi di Asia Tenggara. Patung ini didirikan sebagai simbol kedamaian dan persatuan, serta tempat umat Katolik dan pengunjung dari berbagai latar belakang berkumpul untuk berdoa dan mencari ketenangan. Patung Maria terlihat dari kejauhan, seperti memanggil siapa saja yang ingin datang mencari kedamaian. Setibanya di sana, ane mendaki beberapa anak tangga untuk mencapai lokasi utama. Udara segar khas perbukitan Maumere menyapaku, meskipun sinar matahari juga cukup terik. Siang itu meskipun hari Minggu, suasana cukup sepi. Ane meluangkan waktu beberapa saat untuk duduk menikmati pemandangan dan merenung. Tempat ini bukan hanya menjadi destinasi wisata rohani, tetapi juga lokasi penting untuk berbagai kegiatan keagamaan, seperti ziarah dan misa besar, terutama pada Hari Raya Maria.


Kami menghabiskan waktu sekitar 30 menit disini dan setelah merasa puas menikmati pemandangan, langsung bergegas kembali ke Kota Maumere. Sekitar jam 13.45 ane udah sampai di Bandara Kota Maumere. Well, aku rasa disinilah perpisahan ane dengan Fuad. Ane benar-benar mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas guide dia selama 2 hari terakhir ini. Tidak lupa ane memberikan ucapan terimakasih yang menurut ane layak, dan setelahnya ane pamit untuk masuk bandara. Fuad bilang kalau dia langsung balik ke arah Ende hari ini. 

Pukul 14.30, penerbangan Sriwijaya ane tujuan Maumere - Denpasar akhirnya take off juga, menandai berakhirnya (sementara) petualangan ane di Pulau Flores. Ane memandang bukit kehijauan yang semakin lama semakin samar ditelan awan putih seiring naiknya burung besi raksasa ini.

Sekitar jam 6 sore, setelah transit di Denpasar sejenak, akhirnya ane sampai juga di Bandara Juanda, Surabaya. Ane segera ambil motor ane yang dititipin di parkiran, dan motoran 1j15m ke kosan, sampai di kos sekitar jam 8 malam. Welcome to the real life!

-- FINISHED --

12.08.2024

[Part 3] Journey to Ende - Maumere : Pantai Koka yang cantik!

PART sebelumnya : disini

Danau Kelimutu, 2 Juni 2018

Puas menikmati keindahan Danau Kelimutu, sekitar pukul 13.30 ane dan Fuad melanjutkan perjalanan ke arah timur lagi, tepatnya menuju Kota Maumere. Di tengah perjalanan, rencana kita akan singgah di Pantai Koka. Bukan perjalanan yang dekat tentunya, total kami akan menempuh jarak 46 km dengan jarak tempuh 1,5 jam. Sepanjang jalan, kami melewati jalur berkelok-kelok dengan hamparan sawah dan kebun-kebun yang tampak begitu asri. Berkali-kali Fuad melambatkan motor untuk menghindari tikungan tajam. 

Setelah beberapa waktu, jalan mulai menurun, dan udara perlahan menjadi lebih hangat. Kami sempat melewati beberapa desa kecil dengan suasana khas Flores—rumah-rumah sederhana, anak-anak yang bermain di tepi jalan, dan warga yang ramah melambaikan tangan. Fuad dan aku sesekali berbincang, tapi lebih sering terdiam menikmati perjalanan, ditemani suara mesin motor dan angin yang berembus. Kami sempat berhenti di warung makan lokal untuk makan siang.

Semakin mendekati Pantai Koka, aroma laut mulai tercium, bercampur dengan angin yang membawa hawa asin. Jalan menuju pantai ini sedikit menantang, dengan jalur yang berbatu dan cukup sempit. Kesan pertama ane tentang Pantai Koka, garis pantainya luas, dan dikelilingi oleh lekukan-lekukan perbukitan khas Nusa Tenggara yang menghijau. 

Bersantai-santai sejenak di pantai, Fuad ngajak ane naik puncak bukit untuk mendapatkan 'elang view', a.k.a bisa melihat pemandangan perbukitan dan lautan sekaligus dari atas. Ane membayar 10rb/orang dan memulai trekking. Jalan menuju puncaknya kecil dan agak curam. Tapi ane terus melangkah dengan hati-hati, sesekali berhenti untuk mengatur napas. Angin laut yang sejuk membantu mengusir lelah, sementara suara deburan ombak dari kejauhan terus menemani langkah ane.

Begitu sampai di atas, ane langsung terdiam, terpesona oleh pemandangan yang terbentang di depan mata ane. Perbukitan hijau meliuk-liuk seperti ombak besar, begitu sempurna dengan lekukannya yang alami. Dari ketinggian ini, ane bisa melihat laut biru kelam yang luas membentang, berpadu dengan gradasi warna air yang lebih terang di dekat pantai. Langit cerah tanpa awan, membuat seluruh pemandangan tampak begitu bersih dan menenangkan.
Angin di puncak terasa lebih kencang, menyentuh wajah dan membawa aroma laut yang khas. Ane berdiri di sana cukup lama, hanya menikmati bagaimana semua elemen alam ini bersatu dengan begitu indah. Fuad dengan sigap segera meminta HPku, kemudian berjalan di bagian tebing yang lebih tinggi untuk memotretku beberapa kali.
Dari atas bukit, aku merasa tenang dan damai. Disini tidak ada suara lain selain angin dan ombak yang menghempas pantai. Ane masih disini beberapa saat untuk menikmati pemandangan sebelum akhirnya turun.

Sampai pantai, ane masih sempat bermain-main air sambil berbincang banyak dengan Fuad. Mendekati magrib, ane segera beranjak ke kamar mandi umum untuk bersih-bersih dan selanjutnya kita akan menuju Maumere. Perjalanan Pantai Koka ke Kota Maumere sendiri menempuh jarak 49 km dengan jarak tempuh 1j30m. Setelah menempuh 'lagi-lagi' rute gergaji, akhirnya kita sampai di Kota Maumere sekitar jam 8 malam. Disitu ternyata Fuad ngajak ane ke kos Mbak Titin, salah satu saudaranya, untuk tempat kita bermalam malam itu. 

Mbak Titin seorang yang ramah dan baik, mempersilahkan kami untuk beristirahat dan bersih-bersih di kosnya. Malamnya, ane sempat ngajak Fuad ke Kota Maumere untuk membeli 1 ekor besar ikan bakar untuk kita makan bareng-bareng di kos. Malam itu kita bertiga habiskan dengan bercerita banyak hal, well lebih tepatnya mereka berdua yang banyak ngobrol, ane sesekali nimbrung hehehehe...

Sesaat kemudian ane pamit tidur duluan karena hari ini benar-benar capek beraktivitas mulai jam 3 pagi sampai malam. Tapi yang jelas ane seneng banget karena bucket list selama ini akhirnya tercapai, yaitu mengunjungi Danau Kelimutu😊. Kunjungan ane kali ini memang ketiga danau di Danau Kelimutu punya warna yang sama yaitu biru tosca. Tapi ane berharap suatu saat bisa balik mengunjungi lagi ketiga danaunya sudah berubah warna. 

Besok adalah hari terakhir ane disini, sekaligus hari kepulangan ane dari Maumere ke Surabaya. Kunjungan yang sangat singkat, karena saat itu ane masih kerja kantoran 9-5 hehe.. jadi traveling memanfaatkan hari libur aja. Fuad bilang besok masih akan membawa ane ke 1 tempat lagi sebelum balik ke bandara. 

Tidak terasa akhirnya ane tertidur.. zzzzz....zzzzz.....

PART setelahnya : disini