Sekitar Juni 2023, ane diajak Pak H -salah satu klien ane- ketemuan di "Excelco The Park Solo". Aku memang saat itu lagi mengerjakan beberapa project milik Pak H, antara lain 2 perpanjangan izin (Lokasi Kabupaten Jepara dan Blitar), 2 izin baru (Lokasi Kabupaten Trenggalek). Saat itu pertemuan di The Park Solo khusus membahas perpanjangan izin yang di Kabupaten Jepara. Jadi ceritanya perusahaan Pak H mendapatkan kunjungan dari dinas terkait, dan ada beberapa hal yang mendapatkan koreksi tentang pelaksanaan kegiatan operasi produksinya. Ane diminta menjelaskan apa saja maksud dari koreksi tersebut dan apa yang harus dilakukan oleh tim Pak H.
Saat diskusi tentang koreksi lokasi Jepara tersebut sudah selesai, kita mengobrol santai, termasuk hal-hal lain. Salah satunya adalah izin baru Pak H yang berada di Sumatera Utara, dimana ane sempat kerjain izin tahap 1 dan tahap 2 (untuk bisa beroperasi legal harus sampai izin tahap 3). Nah intinya pas udah masukin izin tahap 2, ada masalah di provinsi-nya sehingga izinnya belum terbit sampai sekarang. Jadi ane diminta bantuan untuk mendampingi Pak H ke Medan untuk mendiskusikan ini dengan pemegang sahamnya yang lain. Pak H bilang waktunya akan dikabari nanti. Wah, tiba-tiba ane mau ke Medan aja nih! Ane bersedia namun minta Pak H mengabari beberapa hari sebelum keberangkatan supaya ane bisa mengosongkan jadwal dulu.
Sekitar bulan depannya, ane dikabari asisten Pak H apakah ane bisa berangkat ke Medan di 21 Agustus 2023. Karena lagi ga ada jadwal apapun ane menyanggupinya dan disepakati bahwa ane, Pak H dan istrinya akan berangkat sama-sama dari Bandara Juanda dengan penerbangan Surabaya-Jakarta jam 6 pagi. Penerbangan itu akan transit di Jakarta 2 jam, dilanjutkan dengan penerbangan Jakarta - Medan dimana dijadwalkan landing sekitar jam 12 siang.
Boyolali, 19-20 Agustus 2023
Dua hari lagi ane berangkat, dan besok ane udah harus berangkat ke Surabaya. Malam itu ane menyiapkan dan mencetak beberapa berkas yang dirasa diperlukan. Esoknya sekitar jam 6 sore ane berangkat naik kereta ke Surabaya dan sampai Stasiun Surabaya sekitar jam 10 malam. Dari Stasiun Surabaya ane naik grab motor ke penginapan box backpacker (My Studio Hotel Bandara Juanda). Penginapan My Studio Hotel ini merupakan tempat langganan ane untuk nginep kalau ada penerbangan pagi karena simpel, murah dan cuma berjarak 2-3 km dari Bandara Juanda.
Surabaya, 21 Agustus 2023
Alarm HP ane bunyi sekitar jam 03.30 pagi, artinya ane harus segera bangun dan bersiap-siap karena penerbangan Surabaya-Jakarta adalah jam 6 pagi. Setelah mandi dan beres-beres barang, ane sempatkan sarapan roti yang sudah ane beli malam sebelumnya. Prinsip ane emang ga mau bergantung ke orang perihal ngisi perut hehe.. maksudnya disituasi seperti ini (keberangkatan pagi) ane harus udah sarapan mandiri, ga mau berpikiran "nanti kan dibelikan,dsb". Dengan prinsip begitu ane menjadi tenang jaid bisa fokus beraktivitas. Selesai sarapan ane segera pesen grab motor ke T1 Bandara Juanda.
Di T1 akhirnya ane ketemu Pak H dan Istrinya yang udah nunggu di cafe dan akhirnya kita boarding bareng. Penerbangan Surabaya-Jakarta bersama superair jet berjalan lancar dan kita landing di Jakarta sekitar jam 08.15. Disini kita punya waktu transit 2 jam. Karena pengen ngemil dan ngopi, ane memisahkan diri dari zona transit dan jajan sebentar. Ane sempet jajan spageti, lumpia sama kopi hitem. Mantep!
Transit di Bandara Internasional Soekarno Hatta
Sekitar jam 10 pagi kita udah dipanggil boarding penerbangan Jakarta-Medan. Penerbangan selama 2 jam berjalan lancar dan kita akhirnya mendarat di Bandara Internasional Kualanamu jam 12 siang. Medan.. kita berjumpa lagi ya! Hehe.. Ane terakhir kesini tahun 2019, udah cukup lama juga. Satu hal yang ga berubah, kota ini tetap maceet.
Kesibukan Bandara Kuala Namu
Dari bandara, ane, Pak H dan istrinya naik mobil jemputan dan diajak makan siang di mie legendaris Medan. Rasa mie-nya gurih dan kuahnya seger. Setelahnya kita langsung otw ke Hotel Santika Premier. Disana ane dapat kamar double bed yang luas dan nyaman banget. Leyeh-leyeh dulu lah...
Kamar ane di Hotel Santika Premier, luas, lega, dan nyaman banget.
Beberapa saat kemudian ane ditelfon Pak H ditunggu di cafe di bawah untuk langsung diskusi. Jadi sesiangan itu sampai sore, ditemani rintik-rintik hujan di Kota Medan, ane, Pak H dan temennya diskusi sampai malam mengenai permasalahan yang kita hadapi sehingga mengharuskan kita terbang kesini.
Diskusi di cafe
Malamnya ane diajak Pak H dan istrinya makan malam di satu restoran yang cukup ramai dengan menu chinese food. Selesai makan kita kembali ke hotel untuk beristirahat dan persiapan hari esok..
Medan, 22 Agustus 2024
Hari kedua telah datang. Ane bangun cukup pagi, sekitar jam 6 dan langsung mandi serta bersiap-siap sarapan. Syukurlah tidur semalam lumayan nyenyak. Well, kenapa siap sepagi ini? Yah well, karena ane disini kan diajak dan dibayarin yaa. Jangan sampe tuh Pak H udah telfon ngajak diskusi lagi di cafe, eh anenya belum bangun tidur n sarapan wkwkwk..
Sekitar jam 7 pagi, ane turun ke lobby untuk sarapan. Dan yah well, karena hotel ini permalam cukup mahal, sarapannya bener-bener lengkap sih. Ane mulai dengan makan berat, kemudian kopi, dan setelahnya pencuci mulut berupa yogurt. Ane duduk cukup lama untuk ngopi karena belum ditelfon Pak H juga.
Sekitar setengah jam kemudian ane ditelfon Pak H diajak ketemuan di bagian luar lokasi sarapan. Disitu kita ngobrol-ngobrol santai sambil nunggu temennya Pak H datang untuk diskusi lebih lanjut. Sekitar 1 jam kemudian kita pindah diskusi ke cafe hotel kemarin karena temennya Pak H udah datang. Diskusi berlangsung lama, bener-bener dari pagi sampai sore. Diakhiri dengan kami diajak temennya Pak H untuk mencoba makan makanan khas Batak. Disitu ane pesen ikan arsik dan memang rasanya mantap!
Restoran dengan menu utama makanan khas Batak
Selesai makan, sore sekitar jam 5 akhirnya ane udah kembali ke hotel. Pak H bilang malam itu ga ada acara lagi sehingga akhirnya otak ane ngide untuk nyobain makan Durian Khas Medan. Googling sejenak, ane nemu Kedai Durian Ucok yang memiliki rating tertinggi. Ane lihat dari jendela kamar hujan deras terlihat sudah selesai membasahi Kota Medan, meskipun langit terlihat masih sangat mendung. Tapi ane putuskan sikat ajalah mumpung disini, toh hujan sudah berhenti.
Setelah memesan ojek motor, ane pun berangkat. Lima belas menit berjalan di kemacetan, tiba-tiba rintik hujan mulai turun kembali, dan semakin lama semakin deras. Jalanan Medan yang padat menjadi semakin menantang di tengah hujan. Macet parah, kendaraan berhimpitan, suara klakson bersahut-sahutan, dan lampu kendaraan memantul di jalanan basah, menambah kesan semrawut khas kota ini.
Di tengah hujan deras, driver ojek memutuskan menepi. Hujan semakin lebat, dan meskipun kami sudah mengenakan jas hujan, rasanya tak cukup menahan derasnya air. Kami menunggu cukup lama di bawah sebuah kanopi toko, menunggu hujan sedikit reda. Aku hanya bisa menatap jalan yang padat di hadapanku sambil ngira-ngira kapan ya terangnya.
Menikmati Durian Ucok sendirian. Hehehehe...
Setelah beberapa saat, hujan mulai mereda dan perjalanan kami pun berlanjut. Akhirnya, sampailah aku di Durian Ucok. Di sana, pegawainya menyambut dan bertanya, “Sendirian aja Kak?” Ada rasa sedikit canggung juga, melihat orang-orang lain datang beramai-ramai bersama keluarga atau teman-teman. Tapi semua itu terlupakan ketika aku mulai menikmati durian yang legit dan creamy. Bodo amatlah hehehehe...
Selesai menikmati durian, aku tergoda untuk mampir membeli sate padang di pedagang kaki lima depan kedai durian. Aroma bumbu satenya langsung menarik perhatianku. Setelah bungkus sate, ane kembali memesan ojek untuk pulang ke Hotel Santika.
Perjalanan pulang tetap saja macet. Malam itu, jalanan Medan masih dipenuhi kendaraan yang berderet panjang, dengan lampu-lampu menyala terang di tengah rintik hujan yang tersisa. Karena udah beli sate padang, ane kirim pesen ke Pak H nggak ikut makan malam untuk malam ini. Selesai makan ane pun tertidur dengan nyenyaknya. Besok pulang!
Medan, 23 Agustus 2024
Hari ini adalah hari terakhir kami di Kota Medan. Pak H sudah mengkonfirmasi bahwa untuk sementara urusan sudah selesai jadi kami akan pulang ke Jawa hari ini. Tiket juga sudah dibelikan oleh Pak H kemarin sore, dimana setelah berdiskusi singkat, karena tujuan akhir ane adalah Solo, ane akan naik pesawat Medan-Jakarta dilanjutkan naik kereta dari Jakarta ke Solo.
Well, sebenarnya Pak H mempersilahkan saja ane mau beli tiket pesawat ke Jogja atau manapun yang deket Solo. Tapi karena harga tiketnya kalau landing Jogja mahal (mencapai > 3 jt), ane mutusin turun di Jakarta aja dan sambung naik kereta.
Penerbangan ke Jakarta masih siang, jadi pagi itu Pak H ngusulin supaya ane ikut istrinya yang mau beli oleh-oleh. Tapi karena ane ga mau ngrepotin dan ga mau dibayarin (hehe GR ya), ane memutuskan naik grab motor sendiri ke toko oleh-oleh yang ane cari di google maps. Toko oleh-olehnya ternyata berupa sebuah rumah yang disulap menjadi ruko. Disitu aku membeli beberapa sirup markisa dan makanan khas Medan untuk keluargaku.
Siangnya sebelum ke bandara, Pak H sempat ngajak kita makan siang di warung khas Batak lagi. Disitu ane lagi-lagi pesen ikan arsik. Setelahnya kita meluncur ke Bandara Kualanamu. Penerbangan Jakarta - Medan berjalan dengan lancar dan disinilah petualanganku dimulai, yaitu mencari transportasi secepat mungkin dari Bandara Soekarno Hatta ke Stasiun Gambir yang jaraknya 30 km. Kenapa harus secepat mungkin?
Karena sepertinya ane salah memperkirakan jam keberangkatan kereta. Ane baru landing sekitar jam 5 sore, sementara keretanya jam 7 malam. Ane punya spare waktu 2 jam. Tapi ini Tangerang - Jakarta men! Ditambah ini kan jam pulang kantor, jadi bisa dibayangin padetnya kayak apa! Ditambah ane masih nunggu bagasi keluar yang udah makan waktu 30 menit sendiri. Duh.... Cukup nggak nih waktunya..Mana tiket keretanya eksekutif lagi, Jakarta - Solo seharga 725rb. Sayang banget kalau sampai hangus, dan ane juga ga enak kalau sampai Pak H harus belikan tiket baru lagi gara-gara ane ga bisa memperkirakan waktunya diawal.
Sekitar jam 17.15, akhirnya ane udah mendapatkan bagasi ane dan langsung lari mencari stasiun untuk naik kereta bandara ke Stasiun Kereta Bandara, dimana dari situ ane bisa naik kereta ke Jakarta. Sampai sana eh... ternyata jam keberangkatan kereta bandaranya ga pas, terlalu mepet, dan ane ga yakin bisa ngejar. Akhirnya ane coba pesan grab, tapi susaaah banget dapat motor. Tapi untunglah tiba-tiba ada grab motor yang terlihat habis ngedrop penumpang, disitu ane langsung tawar bisa nggak antar saya ke Stasiun Gambir ASAP. Dia setuju.
Perjalanan naik Grab motor dari stasiun kereta bandara menuju Stasiun Gambir adalah pengalaman yang penuh adrenalin.Waktu sudah sangat mepet, dan aku sudah membayangkan kemungkinan ketinggalan kereta. Begitu naik, driver langsung gaspol dan mulai zig-zag di antara mobil dan motor lain. Setiap detik serasa dihitung.
Di tengah kemacetan, aku melihat bagaimana driver berusaha menerobos ruang-ruang sempit, menyelinap di antara kendaraan, kadang bahkan dengan jarak nyaris bersentuhan dengan spion mobil di kanan-kiri. Motor ini melesat melewati celah-celah di jalanan Tangerang-Jakarta yang padat, dan entah bagaimana driver tetap fokus mencari celah. Sekali waktu, kami masuk jalur busway untuk sedikit memotong jalur, meski rasanya pasrah juga dengan kemungkinan kena razia.
Setiap kali ada jalan terbuka, kami melaju cepat, tapi begitu terjebak lagi di macet, perasaan optimis dan putus asa terus bergantian. Akhirnya, sampai juga di Gambir. Ane memberikan tip yang cukup besar atas keberhasilan driver ini mengantarkan ane tepat waktu wkwkwk....Langsung lari ke peron, lega waktu lihat ternyata masih ada 10 menit sebelum kereta berangkat. Masih sempat buat beli makanan buat makan malam sebelum akhirnya naik kereta.
Fiuhhh... sewaktu akhirnya ane bisa menghempaskan diri di kursi kereta. Gak lagi-lagi deh spare waktu mepet-mepet untuk di Jakarta dan sekitarnya. Capek banget ane..
Selanjutnya perjalanan Jakarta-Solo ditempuh dalam waktu +- 6 jam. Ane sampai Solo sekitar jam 3 pagi dan sudah dijemput bapak ane di Stasiun Solo Balapan. Saat melihat lengang dan sepinya Kota Solo, ane langsung bersyukur banget bisa tinggal disini... (FINISHED)
Angkringan depan Stasiun Solo Balapan