PART sebelumnya : disini
Minggu, 3 Juni 2018
Pagi telah menyapa...Hoaahmm..tidur ane semalam benar-benar nyenyak banget efek kelelahan dari Danau Kelimutu kemarin. Sewaktu ane bangun, Mbak Titin terlihat sudah berangkat kerja dan Fuad masih tertidur dengan nyenyak. Ane lihat jam, sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Hari ini sebenarnya adalah kepulangan ane ke Surabaya dimana pesawat ane dijadwalkan jam 14.30. Namun Fuad kemarin bilang bahwa masih akan ajak ane ke 1 tempat lagi, katanya disana ada patung Bunda Maria yang cukup terkenal. Sebenarnya ane ga masalah kalaupun hari ini ga kemana-kemana, soalnya kunjungan hari kemarin udah sesuai target ane. Namun karena Fuad bilang tempat ini bagus, ane setuju aja. Toh ane hanya bonceng hehehe..Karena ane masih ga enak bangunin Fuad, ane santai aja sambil main HP.
Dua jam HP-an, tidak terasa waktu udah menunjukkan pukul 11 siang dan ga ada tanda-tanda Fuad bangun wkwk.. Karena ane kepikiran penerbangan ane yang jam 14.30, akhirnya dengan agak sungkan ane bangunin Fuad. Ane mengucapkan minta maaf terpaksa bangunin, karena dia pasti sangat lelah kemarin setelah semalaman nggak tidur, dilanjutkan dengan motoran Ende-Maumere. Namun Fuad malah bilang kok baru dibangunin, ane bilang ga masalah lah. Ane juga bilang kalau misal ga sempet, ga usah ke tujuan hari ini juga gpp. Tapi Fuad bilang masih sempat dan tetap akan membawa ane.
Selesai dia bersih-bersih, akhirnya kita berangkat. Sebelumnya ane ajak Fuad sarapan yang terlambat dulu di warung ikan bakar yang ada di Kota Maumere. Selanjutnya kita langsung gas motoran 1.5 jam ke arah selatan Kota Maumere, tepatnya Bukit Nilo di Dusun Nilo, Desa Wuli Wutik, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka. Ternyata tujuan kita adalah Patung Maria Bunda Segala Bangsa, salah satu patung Bunda Maria tertinggi di Indonesia.
Setelah melewati jalanan yang berkelok dan dikelilingi oleh pemandangan alam yang menakjubkan, ane akhirnya tiba di Bukit Nilo, tempat patung itu berdiri megah. Patung ini terletak di Bukit Nilo, sekitar 18 kilometer dari pusat kota Maumere, dan dibangun pada tahun 2005 atas inisiatif Keuskupan Maumere.
Tingginya mencapai 28 meter, menjadikannya salah satu patung Maria tertinggi di Asia Tenggara. Patung ini didirikan sebagai simbol kedamaian dan persatuan, serta tempat umat Katolik dan pengunjung dari berbagai latar belakang berkumpul untuk berdoa dan mencari ketenangan. Patung Maria terlihat dari kejauhan, seperti memanggil siapa saja yang ingin datang mencari kedamaian. Setibanya di sana, ane mendaki beberapa anak tangga untuk mencapai lokasi utama. Udara segar khas perbukitan Maumere menyapaku, meskipun sinar matahari juga cukup terik. Siang itu meskipun hari Minggu, suasana cukup sepi. Ane meluangkan waktu beberapa saat untuk duduk menikmati pemandangan dan merenung. Tempat ini bukan hanya menjadi destinasi wisata rohani, tetapi juga lokasi penting untuk berbagai kegiatan keagamaan, seperti ziarah dan misa besar, terutama pada Hari Raya Maria.
Kami menghabiskan waktu sekitar 30 menit disini dan setelah merasa puas menikmati pemandangan, langsung bergegas kembali ke Kota Maumere. Sekitar jam 13.45 ane udah sampai di Bandara Kota Maumere. Well, aku rasa disinilah perpisahan ane dengan Fuad. Ane benar-benar mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas guide dia selama 2 hari terakhir ini. Tidak lupa ane memberikan ucapan terimakasih yang menurut ane layak, dan setelahnya ane pamit untuk masuk bandara. Fuad bilang kalau dia langsung balik ke arah Ende hari ini.
Pukul 14.30, penerbangan Sriwijaya ane tujuan Maumere - Denpasar akhirnya take off juga, menandai berakhirnya (sementara) petualangan ane di Pulau Flores. Ane memandang bukit kehijauan yang semakin lama semakin samar ditelan awan putih seiring naiknya burung besi raksasa ini.
Sekitar jam 6 sore, setelah transit di Denpasar sejenak, akhirnya ane sampai juga di Bandara Juanda, Surabaya. Ane segera ambil motor ane yang dititipin di parkiran, dan motoran 1j15m ke kosan, sampai di kos sekitar jam 8 malam. Welcome to the real life!
-- FINISHED --
0 comments:
Posting Komentar