Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work.

12.05.2024

Magelang, 17-18 Agustus 2024 : Mengikuti Ulambana Nasional di Candi Borobudur

Boyolali, 6 Agustus 2024
Dua mingguan sebelum 18 Agustus 2024, ane membaca selebaran di FB tentang diadakannya acara 'Borobudur Ulambana Nasional'.
 
Pertama kali lihat, ane sebenarnya masih gatau sama sekali Ulambana itu apa, tapi kok tertarik ikut. Googling sejenak, Ulambana, atau dalam bahasa Sanskerta "Ullambana," adalah istilah yang sering dikaitkan dengan perayaan Buddhis yang dikenal sebagai Hari Ulambana atau Hari Pengulangan Kebajikan. Memperingati dan mendoakan leluhur serta arwah yang belum mencapai kedamaian. Inti perayaannya sendiri adalah memberikan persembahan berupa makanan dan barang-barang simbolis, mendorong pelaksanaan amal dan kebajikan untuk membantu semua makhluk keluar dari penderitaan.

Hmm.. menarik juga ya! Kemudian ane penasaran, trus bedanya sama Waisak apa ya? Soalnya pertama kali yang tercetus di pikiran ane bakalan mirip Waisak gitu dengan lampion-lampion.

Googling sejenak, ternyata kalau Waisak itu adalah perayaan penting dalam tradisi Buddhis yang memperingati tiga peristiwa utama dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yaitu:
1. Kelahiran Siddhartha Gautama di Taman Lumbini.
2. Pencerahan (Bodhi) di bawah Pohon Bodhi di Bodh Gaya, di mana ia mencapai kebuddhaan.
3. Parinirvana (Wafat) di Kusinagara, ketika ia meninggalkan dunia ini dan mencapai nirwana terakhir.

Ketiga peristiwa ini terjadi pada hari yang sama dalam kalender lunar Buddhis, yang biasanya jatuh pada bulan Mei atau Juni dalam kalender Gregorian

Hmmm.. oke. Jadi gitu bedanya.

Karena rasa penasaran ane yang tinggi, dan di periode ini lagi seneng-senengnya ikut acara di luar rumah, ane segera daftar ingin mengikuti acara Ulambana di Borobudur ini via WA. Hitung-hitung tambah pengalaman hidup hehehe..Ane diwajibkan membayar dana pelita untuk nanti ditukarkan nametag. Nanti untuk acaranya sendiri juga untuk bajunya diwajibkan warna putih.

Dengan dana pelita yang kuberi, ane bisa melimpahkan jasa kebajikan kepada 2 poin dibawah ini:

✨𝗝𝗮𝘀𝗮 𝗸𝗲𝗯𝗮𝗷𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗱𝗶𝗹𝗶𝗺𝗽𝗮𝗵𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗽𝗮𝗱𝗮 :
A. Leluhur / orang tua / kerabat yang sudah wafat 
B. Hutang karma buruk/Karmic Debtor (_yen ching cai cu_)
C. Janin keguguran (_yin ling_)
D. Makhluk sekitar rumah / toko / perusahaan (mohon sertakan alamat)
E. Hewan yang sudah meninggal

Wow, sesuatu yang baru buat ane. Jadi jasa kebajikan itu bisa kita berikan bukan hanya untuk manusia tapi untuk semua makhluk. Wow, sangat mulia!

Boyolali, 17 Agustus 2024
Besok adalah acara Ulambana Nasional di Borobudur, dan hari ini adalah jadwal pengambilan nametag di Taman Mahabodhi di Kawasan Borobudur. Siang itu ane berangkat dari Boyolali sekitar jam 13.30 setelah sebelumnya mengisi olie rem Si Kia Rio. Olie rem-nya habis setelah ane bawa roadtrip ke Bali yang dipenuhi jalan berliku-liku wkwk.. selain menambah olie rem ane juga mengganti olie mesin sekalian. Biar top cer!

Untuk menuju Borobudur yang ada di Kabupaten Magelang ane melewati jalur Boyolali - Kopeng - Magelang dengan jarak tempuh 65 km dan waktu tempuh 1j45m. Jalannya terus menanjak dan berkelak-kelok, Si Kia Rio beberapa kali cukup kewalahan. Apalagi jalanan hari ini cukup ramai karena hari sabtu, sehingga banyak yang berwisata di Kopeng. Namun ane bener-bener kaget setelah hanya 1 jam 30 menit ane tiba-tiba udah keluar di Kabupaten Magelang. 😁 Memang jalan pintas yang membelah Gunung Merbabu dan Gunung Merapi ini adalah jalur terdekat kalau ingin ke Magelang dari Boyolali.

Sampai Magelang sekitar jam 15.30, ane sadar perut lapeer dan tiba-tiba ngidam pengen banget ayam goreng sama sambel bawang. Hunting di google maps sejenak, kok ga ada yang cocok. Sekali cocok malah warungnya tutup. Eh ternyata malah ga sengaja nemu warung "Ayam Goreng Mas Budi".  Ane jadi inget kayaknya warung ini ada di Boyolali juga deh, cuma ane belum pernah mampir. Semoga lah ya ayamnya enak.

Dengan perut kelaparan, langsung aja ane pesen 1 porsi ayam kampung goreng dan 1 porsi kangkung. Ternyata disini sistemnya untuk nasi kita beli 1x, selanjutnya jika nambah maka free/bebas. Untuk sayur dan sambal juga bisa ambil sepuasnya. Dan setelah merasakan sobekan ayamnya yang dicocol sambel, alamaaaak... Enyaaaak😁😁. Kok bisa ane baru nyadar padahal warung ini ada juga di deket rumah ane.

Selesai makan kita langsung meluncur ke Taman Mahabodhi Borobudur untuk mengambil nametag. Perjalanan menempuh jarak tempuh 20 km dengan waktu tempuh 30 menit. Dan jalanan menuju Kawasan Candi Borobudur ini menurut ane sangat nyaman sih. Jalan lebar dengan pemandangan pedesaan yang masih asri, dilingkupi oleh gagahnya Perbukitan Menoreh yang membungkus Kabupaten Magelang. 

Melewati jalan kecil yang berkelak-kelok, sesaat kemudian kita telah sampai Taman Mahabodhi. Setelah menunggu panitia sesaat, kita mendapatkan nametag dan setelahnya foto-foto di dalam Taman Mahabodhi yang merupakan sebuah wihara dan tempat meditasi. Taman ini terinspirasi dari Mahabodhi Temple di Bodh Gaya, India, yang merupakan situs suci tempat Siddhartha Gautama mencapai pencerahan dan menjadi Buddha.

Fitur Utama yang ada di Taman Mahabodhi ini ada:
1. Stupa dan Patung Buddha: Taman ini memiliki replika stupa serta patung-patung Buddha yang mencerminkan suasana spiritual.
2. Area Meditasi: Tempat ini menyediakan ruang untuk meditasi, cocok bagi pengunjung yang ingin merenung dan mencari ketenangan.
3. Nuansa Alami: Dikelilingi oleh pepohonan dan taman yang asri, memberikan suasana damai bagi para pengunjung.

Ane sendiri hanya ke area stupa untuk berfoto. Sore itu suasana sangat syahdu karena lokasi ini cukup sejuk dengan naungan Perbukitan Menoreh.


Selesai berfoto-foto, akhirnya kita arahkan Si Kia Rio ke penginapan. Sebelumnya ane udah booking penginapan di pedesaan yang dikelilingi sawah bernama Ndalem Setumbu Cottage. Tujuan ane mengikuti acara ini juga sebenarnya pengen healing. Makanya sengaja cari penginapan dengan suasana sealami mungkin. Sebelum ke penginapan ane juga sempet ke penjahit untuk benerin kancing celana ane yang copot, setelahnya jajan kebab stupa yang aduh enaknyaaa...

Melewati jalanan pedesaan yang tenang dan asri, akhirnya sampailah kita di penginapan. Kesan pertama ane adalah tenang dan nyaman. Dengan arsitektur bangunan Jawa, dikelilingi taman yang rapi dan sawah yang menghijau. Beberapa stupa Buddha terlihat diletakkan pada beberapa sudut memberikan suasana yang menenangkan.

Bagian dalam kamar Ndalem Setumbu Cottage. Semua foto Ndalem Setumbu ane ambil dari google maps karena saat itu lupa ambil foto.

Malam itu ane habiskan dengan santai-santai sambil nonton bola. Sekitar pukul 23.30 ane tertidur pulas. Zzzz..zz.z..

18 Agustus 2024
Pagi hari telah tiba. Syukurlah tidur ane semalam cukup nyenyak jadi hari ini cukup bersemangat. Selesai beberes dan sekalian check out, hari ini kita awali dengan sarapan nasi soto daging. Setelahnya ane arahkan Si Kia Rio untuk mengambil celana yang kemarin ane perbaiki kancingnya, karena celananya mau ane pakai hari ini. Jadi untuk hari ini ada 3 puja bakti dari 3 aliran Buddha yaitu untuk jam 9-11 diisi oleh Buddha Theravada, jam 13-15 oleh Buddha Mahayana dan jam 15-17 oleh Buddha Tantrayana., kemudian malamnya akan ditutup dengan menyalakan pelita bersama-sama. Ane sendiri berniat nengikuti yang aliran Buddha Theravada aja dan menyalakan pelita malam harinya. Kenapa hanya Theravada? Soalnya itu aliran yang biasa ane dengarin ceramahnya. Konyolnya gara-gara kesiangan berangkat, kita terlambat mengikuti acaranya.Yang seharusnya acara dimulai pukul 09.00, kita baru datang jam 10.00 lebih😁😁.

Begitu datang, ane langsung menyimak acara dengan seksama. Beberapa biksu aliran Theravada terlihat sedang mendendangkan syair dalam Bahasa Pali. Ane gatau sama sekali jadi hanya mengikuti aja. Sesekali para peserta memberikan sikap 'anjali' yaitu menyatukan kedua telapak tangan di depan dada, dengan jari-jari mengarah ke atas. Anjali sendiri adalah tanda hormat kepada Buddha, para bhikkhu, ajaran Dhamma, serta makhluk lain yang dianggap mulia. Ini menunjukkan sikap rendah hati dan penghargaan terhadap hal-hal yang bernilai spiritual.

Para peserta ulambana juga sempat dibagikan jubah biksu oleh panita, dimana kita akan bersama-sama memberikan jubah tersebut ke para biksu di depan. Disitu kita diminta antri berbaris ke panggung untuk mempersembahkan.

Acara sempat dilanjutkan dengan mendengarkan dhamma, dan setelahnya kita diajak untuk melakukan meditasi pernafasan dibimbing oleh bhante. Bimbingan itu dilakukan dengan bhante mengajak kita untuk berfokus pada nafas, ketika pikiran mengembara, kita diajak mengembalikan lagi konsentrasi ke nafas. Di salah satu bimbingannya, Bhante berkata kita sebenarnya tidak usah mencari kebahagiaan jauh-jauh, karena itu semua bisa didapatkan di ujung hidung kita. 

Ucapan tersebut mengacu pada ajaran meditasi pernapasan, khususnya dalam tradisi Buddhis. Ketika bhante mengatakan kebahagiaan ada "di ujung hidung," itu adalah metafora yang menyoroti bahwa kebahagiaan tidak perlu dicari di luar diri atau dalam hal-hal eksternal. Sebaliknya, kebahagiaan sejati dapat ditemukan melalui perhatian penuh pada pernapasan, yang sering terasa di area sekitar hidung. Fokus ini membantu membawa pikiran ke saat ini, menjauhkan diri dari kekhawatiran masa lalu atau kecemasan masa depan. Dengan melatih perhatian penuh pada napas, pikiran menjadi lebih tenang. Selain itu, ketika pikiran tenang dan bebas dari gangguan, muncul rasa damai dan bahagia yang tidak tergantung pada kondisi eksternal. Pernapasan adalah sesuatu yang selalu ada selama kita hidup. Dengan menyadarinya, kita belajar bahwa kebahagiaan juga dapat diakses kapan saja melalui kesadaran terhadap napas, tanpa perlu mengejar hal-hal eksternal.

Wow.. dalam banget ya maknanya.. Ane jadi sadar selama ini kita selalu mencari kebahagiaan diluar diri kita. Terlalu terikat terhadap hal-hal rumit yang terkadang tidak bisa kita kendalikan. Padahal kebahagiaan sejati bisa kita dapatkan dari hal sederhana (nafas) yang bisa kita akses setiap detiknya.

Selesai meditasi, acara dari aliran Sangha Theravada telah selesai. Acara kemudian dilanjutkan dengan makan siang. Kami berbaris dan mengambil menunya yang ternyata vegetarian. Well.. ane cukup lega! Hehe.. terkadang makan daging dengan memikirkan mereka dibunuh terlebih dahulu membuatku sesak.

Selesai makan siang, ane sempatkan foto-foto di venue acara. Hitung-hitung untuk kenang-kenangan bahwa ane pernah mengikuti acara ini.



Selesai berfoto-foto, karena jam sudah menunjukkan pukul 12.00 dan sedang panas-panasnya, kami putusin ngadem dulu sambil kerja di cafe. Karena target kami mengikuti acara ini adalah yang Sangha Theravada dan penyalaan pelita bersama-sama malam harinya.

Browsing sejenak, kami menuju Cafe Cactus dan ngadem, ngopi, serta kerja. Rencana sore ini kami akan kembali ke Candi Borobudur untuk masuk ke pelataran candinya. Jadi karena ada nametag Ulambana, kita bebas keluar masuk Candi Borobudur namun maksimal hanya sampai pelataran candinya. Kalau mau naik lebih keatas lagi, kita tetap membeli tiket seperti biasa.

Sore itu suasana candi cukup ramai oleh wisatawan lokal maupun asing. Kita berkeliling dan berfoto-foto sambil menikmati megahnya struktur bangunan Candi Borobudur.


Sorenya kita kembali lagi ke Taman Aksobhya untuk bersiap mengikuti penyalaan lentera sebagai acara puncak. 


Akhirnya seluruh rangkaian acara selesai sekitar jam 21.30. Kami kemudian memutuskan segera beristirahat ke hotel. Malam itu ane nginap di Saka Boutique and Cafe. 

Jujur ane seneng banget sih punya pengalaman baru mengikuti acara seperti ini. Ini seperti membuka mata ane bahwa masih banyak hal-hal di dunia ini yang pengen ane eksplor dan alami hehehehe.. Esoknya kami meninggalkan Magelang dan sempat mampir ke Wihara Mendut, tempat tinggal Bhante Pannavaro. Ane akan tulis di postingan selanjutnya. 

0 comments:

Posting Komentar