Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work.

12.10.2024

[6] Privyet Rusia : Tersesat di Moscow!

Sembilan jam terbang melintasi berbagai negara, sekitar jam 8 malam pesawat China Southern yang kami tumpangi sedikit demi sedikit mulai mengurangi ketinggian. Dari jendela pesawat, ane bisa melihat kelap-kelip lampu kota Moscow yang mulai terlihat jelas di tengah kegelapan malam. Udara di dalam pesawat terasa lebih tenang, penumpang yang tadinya bercakap-cakap kini mulai berkemas, menyimpan headphone, dan merapikan selimut. Pengumuman dari awak kabin pun terdengar, memberi tahu bahwa kami akan segera mendarat di Bandara Internasional Sheremetyevo., Moscow.

Ane merasa campur aduk. Ada rasa lelah setelah perjalanan panjang, tapi juga antusiasme untuk menjejakkan kaki di Rusia. Ini pertama kalinya ane mengunjungi Moscow, sebuah kota yang selama ini hanya ane dengar dari cerita sejarah, film, dan buku-buku. Tak lama, roda pesawat menyentuh landasan dengan lembut. Semua penumpang serentak menghempaskan nafas lega.

Begitu keluar dari pesawat, ane langsung merasakan suhu yang lebih dingin. Setelah perjalanan transit di Guangzhou yang hangat, udara dingin Moscow terasa menyegarkan sekaligus menggigit. Di dalam terminal, suasananya modern tapi dengan sentuhan khas Rusia—ornamen-ornamen berwarna emas dan merah terlihat di beberapa sudut. Proses imigrasi berjalan lancar. Petugasnya cukup tegas, detail dan profesional. Meski begitu, ane sempat merasa gugup saat mereka memeriksa paspor dan Evisa ane dengan teliti. Tidak lama diperiksa terdengar bunyi nyaring setiap melewati imigrasi, "dok, dok, dok." Artinya paspor kita telah mendapat stempel masuk. Ternyata selain stempel kita juga diberi kartu migrasi berwarna putih. Ane menyimpan kartu itu baik-baik karena sangat yakin nanti dibutuhkan pas kepulangan.
Kartu migrasi. Kartu ini tidak boleh hilang dan harus ditunjukkan sewaktu pulang nanti.

Setelah melewati imigrasi, ane mengambil koper dari bagasi. Bandara Sheremetyevo ternyata sangat besar dan rapi, dengan petunjuk yang jelas dalam bahasa Rusia dan Inggris. Namun, ane tetap harus mulai membiasakan dengan alfabet Sirilik yang mulai terlihat di setiap sudut. Sambil menarik koper, ane mulai mencari tempat penukaran uang (money changer) untuk menukarkan uang euro ke rubel. Setelah berputar-putar cukup lama, ane cuma menemukan satu money changer di bandara. Sayangnya, nilai tukar di situ benar-benar buruk, tapi ane ga ada pilihan. Besok pagi ane udah harus naik bus ke Bandara Domodedovo untuk penerbangan ke Murmansk di Rusia Utara. Udah ga sempet lagi mau hunting money changer. Ane sendiri udah berkonsultasi via chat dengan guide yang bakal ane pakai jasanya untuk ikut tour lokal di Murmansk, dan dia sendiri menyarankan tukar uangnya di Moscow saja karena di Murmansk tidak terlalu ada pilihan.

Setelah penukaran, dan ane hitung, ternyata ane rugi hampir 3 juta rupiah. Benar-benar menangis dalam hati. Huaaaa... Baru dimulai udah rugi 3 jt😭😭😭... Butuh beberapa saat bagi ane untuk menerima realita ini. Tapi apa boleh buat, ane harus menerima realita dan melanjutkan perjalanan. Ane butuh duit cash yang lumayan untuk membayar cash beberapa trip di Murmansk. Jadi 'It's okay.. uang bisa dicari. Jangan sampai besok di Murmansk kamu malah kerepotan sendiri dan menyesal kenapa ga tukar uang disini', kataku dalam hati untuk menenangkan diri. Btw ane ga bisa ambil di ATM karena baik visa/mastercard sedang memblokir Rusia terkait konflik dengan Ukraina jadi bener-bener semua harus pakai duit cash.

Setelah menukarkan uang, ane mengikuti petunjuk arah menuju kereta ekspres yang menghubungkan bandara ke pusat kota Moscow. Petunjuknya cukup jelas, meskipun ane sempat beberapa kali memastikan arah biar nggak salah jalan. Stasiun kereta di dalam bandara ini kelihatan modern, dengan suasana yang cukup sepi malam itu. Ane membeli tiket di loket menggunakan rubel yang baru saja ane tukar—harga tiketnya 550 rubel sekali jalan, tapi kereta ekspres ini memang terkenal cepat, nyaman dan paling praktis untuk ke kota. Rencana ane akan naik kereta ekspres ini sampai Stasiun Metro Belorusskaya kemudian sambung metro untuk mendekat ke hotel. Seharusnya simpel ya kalau Yandex Maps berjalan dengan lancar!
Kereta ekspres dari Stasiun Bandara Sheremetyevo ke Stasiun Bellaruskaya

Kereta pun tiba, dengan warna merah dan desain modern serta futuristik. Begitu masuk, ane langsung mencari tempat duduk dan menghempaskan badan. Setelah perjalanan panjang dan drama tukar uang tadi, duduk di kursi kereta yang empuk ini rasanya sangat lega. Sambil memandang keluar jendela, ane mencoba menikmati malam pertama di Rusia. Perjalanan ke Stasiun Kereta Ekspres Belorusskaya akan memakan waktu sekitar 1 jam.

Sampai di Stasiun Kereta Ekspres Belorusskaya di pusat kota Moscow, ane berjalan untuk transfer ke Stasiun Metro Belorusskaya. Tapi, perjuangan baru dimulai. Meskipun sudah menggunakan Yandex Map, Ane kesulitan menemukan pintu masuk metro karena masih belum familiar dengan tanda-tandanya. Titik di Google Maps dan Yandex Maps malah bikin pusing karena terus bergerak-gerak, bikin ane bingung menentukan arah yang benar.

Setelah 15 menit muter-muter di sekitar stasiun sambil menarik koper, akhirnya ane berhasil menemukan pintu masuk metro. Di pintu masuk, ada pemeriksaan barang—standar keamanan yang ketat, tapi prosesnya cukup cepat. Setelah itu, ane menuju loket untuk membeli Troika Card, kartu transportasi multifungsi untuk naik metro, bus, dan transportasi umum lainnya di Moscow.

Sebelum melanjutkan perjalanan, seorang anak laki-laki mendekati ane, berbicara dalam Bahasa Inggris yang lancar dan meminta tolong untuk membelikan tiket metro. Dia bilang mau pulang kerumah tapi tidak ada uang. Hmmm klasik ya wkwk... Jujur aja meskipun uang kecil, karena kekesalan habis tukar mata uang tadi ane ga ikhlas. Karena selama disini ane gabakal bisa tarik ATM, jadi harus benar-benar hemat. Tapi yasudahlah, karena kasian ane bantu dia beli tiket sekali jalan. Setelah selesai, dia mengucapkan terima kasih dengan senyum lebar.
Suasana di dalam metro

Kami akhirnya naik kedalam metro, dari Stasiun Belorusskaya kami naik metro jalur 2 untuk turun di Stasiun Metro Teatralnaya. Dari situ tinggal jalan kaki 5 menit sampai Hotel Tverskoy, penginapan kami malam itu. Perjalanan didalam metro berjalan cukup lancar dan 20 menit dan kami turun di  Stasiun Teatralnaya. Tapi ujian bermula dari sini. Yandex Map dan Google Map yang merupakan satu-satunya andalan ane untuk mencari Hotel Tverskoy tetap terus meloncat-loncat. Detik ini di posisi A, beberapa detik kemudian berpindah ke lokasi B, sesaat kemudian loncat lagi ke lokasi C. Keluar dari stasiun metro (bawah tanah) ane benar-benar bingung harus kemana karena Yandex maupun Google benar-benar ga mau diajak kerjasama. Ditambah, exit metro di Moscow itu banyak sekali, bahkan bisa belasan! Well, sebenarnya exit tersebut sudah tertulis di Yandex Maps, tapi karena belum ngeh ane malah ambil exit asal-asalan. Ane tetap ajak travelmate berjalan dan berjalan. Untungnya malam itu suasana disekitarnya masih cukup ramai. Beberapa polisi terlihat patroli dengan berkuda. Saat itu ane berkali-kali harus berhenti dan mencocokkan nama gedung di sekitar yang serba menggunakan huruf Sirilik dengan yandex maps, jadi benar-benar cara manual.

Pelan namun pasti, berbekal cara manual diatas, kami mulai mendekat ke arah hotel. Namun kami harus beberapa kali menyeberang jalan raya lewat penyeberangan bawah tanah karena ane benar-benar kebingungan dengan "titik loncat" ini. Tangan, pundak, betis rasanya udah bener-bener pegel geret-geret koper dan tas. Apalagi kalau mau menyeberang jalan raya harus lewat penyeberangan bawah tanah yang mewajibkan kita angkat-angkat koper di tangga.

Travelmate sudah mulai kecapekan dan minta naik taksi, tetapi ane meyakinkannya bahwa penginapan itu sudah dekat, tinggal beberapa ratus meter saja. Dengan semangat untuk tidak menyerah, aku menggunakan cara manual: memperhatikan nama-nama gedung di sekitarku yang semuanya dalam huruf sirilik, kemudian mencocokkannya di peta untuk mengetahui arah yang harus kami ambil.

Setelah berusaha dan berputar-putar, disertai chat berkali-kali dengan pemilik penginapan, akhirnyaaa seorang wanita pegawai penginapan menemui kami dan membantu menunjukkan jalan ke hotel. Dan ternyata.... hotel kami berupa bangunan apartemen, dan berada di tingkat.......4! Dan ga ada lift..OMG wkwkwk.. Belum puas nyiksa pundak dan betis ni. Untungnya Si Pegawai dengan sigap membantu membawakan 2 koper.

Proses check in berjalan dengan lancar, dan untuk kamar ini kami membayar 600ribu rupiah/malam huhuhu.. Mahal ya.. ane emang sengaja pilih yang lokasinya agak di tengah kota jadi tidak susah nyarinya, berhubung ini hari pertama. Tapi yaa... malah dikacaukan Yandex dan Google wkwkw.. Tapi besyukur ajalah sudah sampai dan bisa istirahat.

Tidak sesuai ekspetasi ane, kamarnya cukup kecil dan simpel. Fasilitasnya ada 1 kasur besar, kamar mandi dalam dan air panas/dingin (dispenser). Satu hal yang ane syukuri ada bidet di toiletnya. Malam itu ane langsung bersih-bersih dan segera bersiap tidur, karena besok harus bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan dan barang-barang sebelum ke Bandara Domodedovo untuk terbang ke Kota Murmansk.

Good Night....

0 comments:

Posting Komentar