Boyolali, 26 Oktober 2024
Beberapa hari yang lalu ane dapat panggilan dari klien ane untuk melakukan pengukuran peta baru di Trenggalek. Ane nyanggupin di besok, hari minggu, tanggal 27 Oktober 2024. Hari ini hari sabtu. Seharusnya jadwal masih besok. Tapi karena jarak Boyolali - Trenggalek cukup jauh (> 200 km) dan ane takut malamnya ga bisa tidur maksimal, ane putuskan berangkat di hari Sabtu sore ini.
Persiapan ane cukup simpel. Mencakup baju ganti lengkap untuk +- 3 harian, alat mandi dan skincare, alat pengukuran, buku catatan dan alat tulis, laptop dan HP dengan kelengkapan kabel-kabelnya. Ane berangkat sekitar jam 3 sore dengan satu tim. Perjalanan akan melalui jalur Boyolali - Solo - Madiun - Ponorogo - Trenggalek dengan jarak tempuh 215 km dengan waktu tempuh +-4 jam. Lumayan jauh juga yaaa...
Sekitar 1.5 jam mengemudi melintasi tol tras jawa jalur Colomadu - Madiun, ane akhirnya keluar juga. Dari sini ane harus melalui jalan nasional dari Madiun ke Ponorogo. Sekitar 45 menit mengemudi di jalan nasional, ane merasakan kantuk tak tertahan dan akhirnya menepi dulu di pom bensin daerah Madiun selatan. Disitu mencoba merem dan tidur ayam 1.5 jam. Kalau sering nyetir mobil pasti paham kalau mata sudah mulai sering ngalamun, sering terfokus ke 1 objek, itu akhirnya kita harus menepi dulu untuk istirahat. Paling tidak meremin mata sejenak atau kalau bisa tidur sejenak di pom bensin. Setelah bangun bisa cuci muka atau minum kopi. Jangan sampai dipaksa.
Sekitar jam 19.30 ane udah agak segeran dan segera melanjutkan perjalanan ke Ponorogo. Perjalanan melintasi jalan nasional dengan truk, mobil, motor yang berseliweran. Sekitar 1 jam mengemudi akhirnya kita tiba di Kota Ponorogo dan langsung ke arah barat menuju Trenggalek.
Jalur Ponorogo - Trenggalek awalnya rata, namun semakin ke arah timur terutama 45 menit sebelum Kota Trenggalek cukup berkelak-kelok dikelilingi perbukitan. Namun jalanan masih cukup ramai sehingga ane nyetir santai aja. Toh ga dikejar waktu. Malam ini cuma mau check in ke hotel aja trus istirahat.
Kelar melintasi puluhan kelokan, akhirnya gapura 'Selamat Datang Kota Trenggalek' terpampang di depan mata. Dari situ akhirnya sudah tinggal 30 menit untuk mencapai Kota Trenggalek. Cukup lega juga karena akhirnya kita sudah melalui jalur kelak kelok. Sekitar 30 menit berkendara, kita akhirnya sampai di Kota Trenggalek. Karena belum makan malam, ane sempatkan mampir ke Alun-Alun Trenggalek. Berputar-putar sejenak, akhirnya kita putuskan makan di angkringan dekat alun-alun. Sepiring nasi bakar ayam, sate usus dan teh jahe meluncur mulus ke perut ane.
Salah satu yang membuat ane salut sama Pemerintah Kabupaten Trenggalek ini adalah mereka banyak menyediakan wifi-wifi gratis di ruang publik seperti alun-alun, taman, dan sebagainya. Good job!
Selesai makan, nggak berlama-lama lagi ane langsung memutuskan ke arah Hotel Hayam Wuruk untuk beristirahat. Semoga malam ini bisa istirahat maksimal jadi besok tenaga untuk melakukan pengukuran memutari bukit juga bisa maksimal π. Good night...
Trenggalek, 27 Oktober 2024
"Triiiinngg... Triingggg"
Jam 6 pagi alarm HP-ku sudah berbunyi dengan cukup nyaring. 'Hoaaahmmm' aku menguap dan segera mematikan alarm yang cukup memekakkan telinga iniπ. Syukurlaaah. Semalam tidur ane nyenyak banget jadi pagi ini badan ane bener-bener seger dan siap-siap beraktivitas.
Ane masih sempet buka tiktok sebentar, kemudian setelahnya segera mandi dan packing barang. Rencana kita pas turun sarapan sekalian mau check out dan berangkat ke lapangan, ke arah Kecamatan Gandusari. Dekat sih jaraknya dengan hotel, sekitar 20 menit aja.
Sarapan di Hotel Hayam Wuruk ini cukup sederhana, yaitu nasi putih, sayur capcai, telur dadar, air putih, teh dan kopi. Tapi jangan ditanya rasanya.. enaaaak! Manis dan gurihnya dari sayur capcainya benar-benar pas. Ane bersyukur diberikan sarapan dengan rate yang hanya 230rb/malam itu sudah sangat baik. Jadi kita ga harus repot-repot cari sarapan sebelum ke lapangan kan.
Selesai sarapan dan ngopi, ane langsung ajak tim berangkat otw ke lokasi. Sekitar 30 menit kemudian kita sampai dan langsung bersama-sama dengan klien ke lokasi untuk melakukan pengukuran. Seperti biasa medan di Trenggalek itu jangan ditanya. Curam banget meen! Tapi aku semangat sih. Selain tubuh dalam kondisi prima, kegiatan ini juga memaksa tubuh ane untuk bergerak dan beraktivitas. Selain itu kena sinar matahari pagi kan. Double deh sehatnya!
Kita menghabiskan waktu sekitar 1.5 jam untuk melakukan pengukuran. Ane juga sempat mengambil 3 sampel batuan untuk dilakukan analisis petrografi untuk melihat komposisi batuan secara mikroskopis. Itu karena ane masih ga yakin juga dengan nama batuannya apa.
Sesaat kemudian bapak klien mengajak kami makan siang dengan menu ayam lodho khas Trenggalek. Ayam lodho ini merupakan makanan khas trenggalek, dimana cara masaknya ayam kampung akan dibakar dulu setengah matang, kemudian setelahnya ditumis dengan bumbu dan santan yang sudah diracik sebelumnya. Dan rasanya ga usah ditanya... Enyaaaak!
Selesai makan akhirnya semua acara pengukuran sudah selesai dan kita pun mohon pamit. Setelah berunding sejenak, kita putusin akan nginap di Sarangan, Magetan malam ini. Kalau dipikir-pikir udah lama juga nggak menikmati hawa pegunungan. Biasanya sih camping, cuma karena waktu dan kesempatan belum memungkinkan jadi belum bisa. Jalur yang akan dilewatin adalah Trenggalek - Ponorogo - Madiun - Magetan - Sarangan. Cukup jauh dan berkelak-kelok curam, tapi karena masih siang ane PD aja. Cuma berharap mobil ane, Si Kia Rio gak ada masalah deh. Belum sempat servis hehehe..
Menempuh sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Trenggalek, melewati kelokan jalanan Magetan - Sarangan yang seakan tiada habis, akhirnya sampai juga kita di Hotel Arjuna. Ratenya semalam 250k udah termasuk sarapan. Yang paling ane suka sih balkonnya ya.. langsung menghadap lereng Gunung Lawu yang begitu indah dan suburnya... Ini adalah tempat favorit ane, terutama ketika sudah mendekati jam 5 sore dan malam hari, ketika udara dingin mulai datang dan menyegarkan pikiran ane. Ane emang suka banget dengan udara dingin di kisaran suhu 16-20 derajat. Maknyusss pikiran langsung plong.
Malamnya kita putusin makan di warung makan samping hotel, jadi tinggal jalan kaki aja. Malam itu ane makan sup iga dan cha kangkung. Mantap masakannya! Selesai makan kita balik ke penginapan dan bersiap istirahat. Semoga malam ini tidur nyenyak!
Lereng Gunung Lawu, 28 Oktober 2024
Alarm HP ane lagi-lagi berdering dengan kencangnya di jam 06.30. Ane sempet bermalas-malas sejenak, sebelum akhirnya kamar hotel diketuk. Oh ternyata pegawai hotel yang mengantarkan sarapan. Kita dapat nasi goreng telur. Lumayan enak. Harus selalu bersyukur hehehe.. ane menikmati nasi goreng di balkon sembari menikmati matahari pagi yang membanjiri lereng Gunung Lawu.
Kelar makan pikiran ane udah agak gelisah karena 2 hari terakhir ga kerja laptopan maksimal. Setelah mikir sejenak mau kerja dimana, apa di cafe atau gimana, tiba-tiba ane kepikiran satu hal yang agak hemat. Kerja di camping area! Istilahnya work from nature.
Gimana konsepnya?
Jadi ane pikira kalau kerja di cafe pastilah kita harus keluar modal lumayan yaa. Harus beli minuman, snack, makan berat yang habisnya ga akan jauh-jauh dari 100-200 ribu. Selain itu ane juga lagi males minum manis-manis. Tiba-tiba aja kepikiran, kan ada bumi perkemahan sekipan ya? Di situ mobil bisa masuk sampai ke area camping, ada colokan listrik, ada toilet, ada warung untuk cari wedang dan makan siang. Pas lah! Eh la kerjanya gimana? Yaaa tinggal duduk di mobil aja, laptop dipangku diatas tas supaya agak tinggi hehe.. udah nyaman kok. Ane biasa gitu.
Akhirnya dari hotel kita segera check out dan menuju kesana. Kita sempat beli beberapa jajanan kayak pisang goreng, pentol kuah, dan air mineral untuk dibawa ke camping area.
Sampai camping area langsung parkir mobil di tempat yang nyaman, ga jauh dari colokan dan warung. Disitu ane langsung gas kerja mengerjakan dokumen eksplorasi. Ane bener-bener bisa deep fokus ditemani angin Gunung Lawu yang sejuk, cuitan burung, serta bunyi daun-daun pepohonan yang bergesekan. Sambil kerja ane juga mutar beberapa lagu-lagi favorit lewat speaker portable ane.
Beberapa saat kemudian ane juga pesen teh jahe tawar dan indomie goreng untuk makan siang. Ini benar-benar nikmat sih (Work from Nature + teh jahe + indomie + suara ciutan burung + udara dingin + bunyi daun bergesekan).
Kami kerja disini sampai sekitar jam 16.30. Sore itu langit mulai menggelap karena mendung mulai datang. Guntur mulai datang lirih dari kejauhan. Sebisa mungkin kita harus menghindar dari bawah pepohonan saat guntur mulai datang jadi kami beres-beres dan memutuskan pulang ke arah Solo dan Boyolali.
Perjalanan Sarangan - Solo kami tempuh selama +- 2 jam, dan di Kota Solo sempat mampir ke kedai makan sehat. Ane pesen tumis brokoli bawang sama ayam saos. Uenaaak banget...
Habis makan kita balik ke Boyolali dan beristirahat! What a good day! ππ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar