Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work

9.29.2024

Singapore, 1 Februari 2023 : Eksplor Marina Bay dan Sekitarnya di Malam Hari

Menuju : PART 1 

Good morning...

Syukurlah, tidur ane semalam di Spazzio Bali Hotel cukup nyenyak. Hari ini kegiatan ane adalah akan terbang dari Denpasar ke Singapura jam 14.50 WITA naik Scoot Airlines. Pagi itu setelah mandi dan packing-packing barang ke tas dan koper, ane putuskan makan nasi iga bakar di warung nasi tempong yang berada di seberang penginapan. Rasanya maknyuss...apalagi sambel tempongnya duhhhh...

Nasi Tempong Iga Bakar di Nasi Tempong & Pecel Hatty, Kuta, Bali

Selesai makan, sekitar jam 11 siang ane segera pesan grab dan meluncur ke Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Check in tiket, imigrasi dan pemeriksaan barang berjalan dengan lancar. Ane cuma sempet ditanya tiket pulang oleh mbak konter check-in, dan karena ane bisa nunjukkan semua berkas, jadinya lancar jaya. Penerbangan Denpasar-Singapura berlangsung selama hampir 4 jam dimana ane mendarat sudah hampir jam 6 sore.

Pemandangan Singapura dari pesawat Scoot Airline

Sampai Singapura, setelah lancar melewati imigrasi, kurang afdol rasanya kalau nggak mampir ke Jewel Changi Singapore, tidak lain tidak bukan menikmati segarnya Air Terjun Dalam Ruangan tertinggi di dunia, yang disebut Rain Vortex, dikelilingi oleh taman dalam ruangan yang disebut Forest Valley. 

Cantiknya Rain Fortex

Spot fotogenik yang hampir ga pernah ane lewatkan kalau mampir Singapore meskipun cuma duduk-duduk dan foto-foto. Gimana nggak seger, hanya dengan duduk aja kita udah dapat hempasan titik-titik air dari Rain Vortex yang bikin suasana jadi sejuk. Sembari menikmati hempasan titik-titik air, ane juga menikmati segarnya Forest Valley, yaitu ruang taman indoor di sekeliling Rain Vortex yang desainnya merupakan gabungan dari alam dan modern. Disini ada hutan tropis rimbun dengan berbagai jenis tanaman dimana kita bisa naik sampai tingkatan atas. Namun karena masih bawa tas dan koper berat, ane urungkan naik dan hanya menikmati dari bawah.

Segarnya Forrest Valley

Jangan lupa berfoto...

Puas menikmati Jewel, ane segera meluncur ke basement T2 untuk membeli Singapore Tourist Pass (STP). Singapore Tourist Pass sendiri adalah kartu transportasi yang dirancang khusus untuk wisatawan yang ingin menjelajahi Singapura dengan mudah dan hemat. Dengan pass ini, kita bisa menggunakan transportasi umum seperti MRT (kereta) dan bus secara tak terbatas selama periode waktu tertentu, biasanya 1, 2, atau 3 hari. Karena ane hanya disini sampai besok sore, ane beli yang paket 1 hari seharga 10 SGD dengan tambahan deposit 10 SGD. Ane sengaja milih STP supaya ga mikir-mikir lagi kalau naik transport umum, a.k.a ga mikir sisa saldo. 

Setelahnya ane langsung meluncur menggunakan MRT ke daerah Lavender untuk menuju hotel ane, Spacepod@Lavender. Karena transit di Singapore ini hampir 24 jam, dan ane masih berniat untuk jalan-jalan singkat, tujuan utama ane ke penginapan adalah meletakkan tas-tas berat dan mandi terlebih dahulu biar segeran.. Perjalanan dari Bandara Changi ke Lavender berlangsung cukup lancar dan cepat, dan sampai Stasiun Metro Lavender, ternyata banyak banget jajanan disitu. Mulai dari makanan berat sampai ringan. Wah cacing di perut mulai berontak nih hehe.. melihat-lihat sejenak, ane tertarik dengan salah satu stand yang menjual nasi dengan lauk pauk chinese food seperti capcai, sayur jamur dan segala macam tumis-tumisan daging. Seporsi piring dengan 1 tumis daging dan 2 sayur dihargai 4.25 sgd. Ane juga ke stand minuman untuk membeli Es Chai (es teh susu) seharga 2 SGD, salah satu minuman favorit ane kalau ke Singapura - Malaysia.

Makan di Food Court Stasiun MRT Lavender

Selesai makan ane segera jalan kaki menuju ke penginapan. Penginapan ane kali ini berbentuk kapsul, dan sedihnya sejak selesai pandemi harga penginapan di Singapore benar-benar melonjak tajam, dimana untuk 1 kapsul double ini ane membayar hampir 700ribu rupiah permalam hikz....tapi ane ga punya pilihan lain, dengan transit panjang (melewati waktu malam) seperti ini, ane mau bisa tidur maksimal, ga mau tiduran ga jelas di lantai bandara yang malah bikin badan sakit semua besoknya.

Hotel kapsul di Spacepod@Lavender

Hotel kapsul di Spacepod@Lavender

Selesai meletakkan barang-barang dan mandi air panas, sekitar jam 20.45 ane segera bersiap untuk jalan malam menikmati Kota Singapore. Tujuan ane adalah Patung Merlion, dimana kalau dipikir-pikir udah lama banget ya sejak aku terakhir kesini, yaitu tahun 2019. Ane naik MRT lagi dari Stasiun Lavender turun di Stasiun Raffles Place. Dari Stasiun Raffles Place sebenarnya ane bisa langsung jalan ke Taman Patung Merlion lewat Battery Rd, tapi karena ingin melihat suasana Sungai Singapura dan Cavenagh Bridge dulu, ane sengaja memilih rute agak memutar. Tujuan ane eksplor Singapura kali ini emang cenderung ingin mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah ane sambangi, dan seinget ane Cavenagh Bridge ini belum pernah.

Cavenagh Bridge

Jalan-jalan di sekitar Cavenagh Bridge dan The Fullerton Hotel

Ane sampai dan foto-foto dengan latar lampu warna warni Cavenagh Bridge dan Hotel Fullerton. Singapura ini memang sangat jago dalam membuat negaranya cantik, karena kontras lampu warna warni membuat suasana bagus untuk berfoto. Cavenagh Bridge sendiri adalah salah satu jembatan ikonik di Singapura yang menghubungkan Clarke Quay dengan Fort Canning. Jembatan ini dibangun pada tahun 1869 dan merupakan jembatan tertua yang masih digunakan di Singapura. Cavenagh Bridge terkenal dengan desainnya yang elegan, terbuat dari besi cor, dan memiliki lengkungan yang khas. Jembatan ini awalnya dibangun untuk memudahkan transportasi barang dan orang antara dua sisi sungai.

Dari situ, kami berjalan ke arah selatan melewati samping Hotel Fullerton menuju Fullerton Square, sebuah area publik yang terletak di depan The Fullerton Hotel di Singapura. Area ini dikenal dengan keindahan arsitektur kolonialnya

Bagian samping The Fullerton Hotel

Fullerton Square

Setelahnya ane menyeberang Jalan Raya Fullerton, melewati kolong One Fullerton untuk mendekat ke Marina Bay. Dari situ kami langsung disambut dengan pemandangan Marina Bay yang begitu mempesona dengan gedung-gedung dan lampu warna warni yang menyala. Dari ane foto bisa terlihat salah satu hotel termewah di Singapore, Marina Bay Sands; di sebelah kirinya ada Art Science Museum yang desainnya seperti kelopak bunga; kemudian di sebelah kirinya lagi dengan kerlipan lampu biru ada Jembatan Helix; dan di belakangnya yang seperti bianglala ada Singapore Flyer. Pemandangan yang disempurnakan dengan keadaan Marina Bay yang benar-benar bersih. Suasana malam itu terlihat cukup ramai dengan para wisatawan yang ingin berfoto maupun membuat video. Ane benar-benar bersyukur dan bahagia bisa kesini lagi setelah sekian lama..

Marina Bay dengan latar gedung-gedung dan lampu-lampu yang sangat cantik

Berjalan lagi 150 meter ke utara, akhirnya ane menemukan salah satu ikon paling terkenal di Singapura, Patung Merlion. Patung yang memiliki tubuh ikan dan kepala singa setinggi total 8,6 meter dan dibuat pertama pada 1964 ini melambangkan sejarah maritim dan asal-usul Singapura yang berarti 'Kota Singa'. Singa sendiri melambangkan keberanian dan kekuatan, sedangkan ikan merepresentasikan hubungan Singapura dengan laut dan perannya sebagai pelabuhan. Ane bersyukur banget malam itu bisa melihat lagi Patung Merlion dengan kondisi sempurna, artinya sedang tidak dalam proses renovasi yang akan menutup sebagian besar badan patung. Malam itu suasana terlihat semakin ramai oleh para wisatawan, beberapa duduk-duduk dan bercerita di tangga-tangga yang berjajar dekat patung. Malam yang menyenangkan... Ane tidak sia-siakan dong, pasti harus berfoto! Hehe.. meskipun setelah pulang kok merasa fotonya fail banget ya. Masa malam-malam pakai kacamata hitam duh... wkwkwk

Patung Merlion dengan background Marina Bay dan Esplanade

Foto dengan Patung Merlion. Malam-malam kok pakai kacamata hitam ya wkwkwk

Mengobrol sejenak dan menikmati suasana, ane bergerak melewati Jembatan Jubilee untuk berfoto disitu dengan latar belakang Esplanade, atau sering disebut Theatres on the Bay, yang dimana adalah pusat seni pertunjukan yang terletak di tepi Marina Bay, Singapura. Bangunan ini dikenal dengan desain arsitekturnya yang unik, menyerupai durian, yang menjadikannya salah satu landmark ikonik di kota ini. Ane sempet menikmati suasana tanpa HP dan mensyukuri ane masih diberi kesehatan untuk kembali kesini dan eksplor dengan cukup detail. Ane sangat puas!

Berfoto di Jembatan Jubilee dengan background Esplanade (Gedung Durian)

Sekitar jam 22.30 akhirnya ane putuskan harus segera kembali ke penginapan. Ane jalan kaki kembali ke stasiun metro untuk kembali ke area Lavender dan selanjutnya jalan kaki ke hotel. Hari yang memorable dan menyenangkan! Thank you Singapore!

0 comments:

Posting Komentar