Indahnya Pantai Jikomalamo.....
Setelah resmi membeli paket membership Swirijaya Air (Sriwijaya Travel Pass), hal pertama yang ane lakuin tentunya adalah hunting tiket. Kenapa hunting? Karena meskipun kita udah punya Sriwijaya Travel Pass, namun tidak semua tanggal itu harga base fare tiketnya gratis. Ada yang gratis, ada yang masih berbayar murah, bahkan berbayar normal.
Ane sebenarnya masih belum menentukan, mau mengunjungi daerah mana karena ane belum memetakan tanggal liburan. Namun setelah berpikir sejenak, ane rasa ane pengen mengunjungi tempat yang sama sekali belum pernah kesana. Setelah berpikir sejenak, ane memutuskan : MALUKU UTARA yakni Pulau Ternate. Seru juga kayaknya kesana. Ane langsung saja booking tiket pesawatnya. Saat itu ane beli di tanggal 26 April 2018 jam 3 pagi untuk keberangkatan tanggal 27 April jam 6 pagi dengan rute Surabaya - Makassar - Ternate. Busett, berarti besok berangkatnya! Wkwk.. Ya tapi inilah keuntungannya beli Sriwijaya Travel Pass, kan? Kita bisa random aja tiba-tiba pergi, wong base fare tiket pesawatnya gratis. Cuma bayar pajak, IWJR, admin aja hihihi.
Saat itu total yang harus ane bayar untuk tiket pesawat Surabaya - Ternate adalah Rp 425.800 untuk perjalanan pulang pergi. Ane rencana berangkat tanggal 27 April 2018, dan pulang dari Ternate tanggal 29 April 2018. Iyaa cuma 2,5 hari karena keterbatasan waktu liburku karena saat itu ane masih kerja kantoran.. hikzz..
27 April 2018
Hari ini adalah keberangkatan ane ke Ternate. Jadwal pesawat ane adalah jam 6 pagi, artinya, ane harus berangkat super pagi dari kos. Saat itu ane masih kos di Surabaya Pusat, jadi ane berangkat ngojek sekitar jam 4.25.
Ane sampai T1 Bandara Juanda tepat waktu dan tidak menjumpai masalah berarti saat check in. Ane mendapatkan 2 boarding pass yaitu Surabaya - Makassar, dan Makassar - Ternate. Ane dijadwalkan transit di Makassar selama 1 jam dan dijadwalkan mendarat di Ternate tepatnya di Bandara Sultan Babullah jam 12.15 WIT.
Suasana pagi itu di Bandara Juanda. Foto itu adalah pesawat Sriwijaya Air yang akan membawaku terbang ke Makassar.
Transit di Makassar. Ini adalah pesawat Wings yang ane foto pas turun dari Sriwijaya. Pesawat ane dari Makassar ke Ternate tetap menggunakan Sriwijaya Air
Penerbangan berlangsung dengan mulus selama total 3 jam. Oya sebelum pesan tiket pesawat, ane sempet nanya-nanya di grup Backpacker tentang Ternate dan ada satu kakak ini - Kak Ai - yang bersedia menemani ane berkeliling pulau. Jadi rencana Kak Ai akan jemput ane pas landing, dan langsung diajak berkeliling. Ane sendiri ga punya klue mau diajak kemana karena ane sendiri ga bikin rencana perjalanan. Kak Ai sendiri sebenarnya bukan agen tour resmi yang sudah ada tarif pastinya, tapi dia lebih ke pemuda lokal yang siap mengantarkan traveler-traveler untuk keliling Maluku Utara. Jadi masalah berapa tarifnya? Saat itu lebih ke kesadaran dan keikhlasan dari para traveler aja.
"Selamat datang di Bandara Sultan Babullah di Ternate. Waktu menunjukkan pukul 12.30 WIT," seru pramugari Sriwijaya Air saat ane sudah mendarat. Lokasi bandaranya ternyata berada di tepi laut persis. Dan sejak mendarat ane udah disambut dengan gagahnya Gunung Gamalama yang menjulang tinggi. 'Kayaknya bakal cantik banget ini pulau,' kata ane dalam hati.
Sambutan Gunung Gamalama dari Bandara Sultan Babullah
Langit yang sangat cantik❣️
Keluar dari area kedatangan bandara, tiba-tiba ada seorang pemuda yang mendekati ane,
"Mau naik ojek mbak ke pusat kota?"
Ane langsung aja jawab dengan agak cuek, "Oh nggak kak, uda dijemput temen."
Tanpa ane sadar bahwa itu adalah Kak Ai yang ngerjain ane wkwk..
"Woalah.. Kak Ai! Hahaha. Maaf-maaf kak.Salam kenal ya, aku Galuh."
Kak Ai hanya ketawa aja setelah ngerjain ane, dan selanjutnya kita segera motoran ke pusat kota untuk check in penginapan dulu. Ane sendiri gatau penginapannya dimana karena semua diatur Kak Ai. Katanya penginapan ini murah, bersih, dan lokasinya di pusat kota (depan Pantai Nukila persis).
Sepanjang perjalanan ane banyak bertanya-tanya tentang Pulau Ternate ini ke Kak Ai. Orangnya ramah dan selalu menjawab semua pertanyaan ane dengan jelas. Kesan pertama ane tentang Pulau Ternate ini adalah tenang, jalanan tidak terlalu ramai dan sedikit adem. Sepertinya ane bakalan suka disini. Karena belum makan siang, akhirnya kita mampir dulu di Kedai Ayam Bakar Jawa Timur yang menurut Kak Ai sih salah satu yang paling enak dan laris di Pulau Ternate. Selain rasa ayam bakarnya pas, nasinya juga bisa nambah sepuasnya, jadilah paket combo! Dan setelah ane berhenti dan makan emang enak banget, rasanya pengen nambah nasi terus hehehe..
Setelah makan akhirnya Kak Ai drop ane juga di Penginapan Santoso yang berada di seberang Pantai Nukila persis. Saat itu (2018) tarifnya adalah Rp 100.000/malam dan sesuai penuturan Kak Ai, tempatnya emang simpel, minimalis dan bersih banget. Sebenarnya lebih seperti kos sih, tapi karena terlalu bersih jadilah nyaman banget. Ibunya juga memelihara beberapa kucing yang lucu-lucu banget! Hehe.
Setelah check in, ane pikir kita bakalan santai-santai dulu. Tapi ternyata Kak Ai langsung minta ane ganti baju yang kotor karena kita bakalan langsung snorkeling di Pantai Jikomalamo. Ane seneng-seneng aja sih, wong semua sudah diatur hehe.. karena ane belum ada baju yang kotor, Kak Ai pinjemi bajunya dan kita berangkat ke Pantai Jikomalamo motoran. Sepanjang perjalanan pemandangan yang mendominasi adalah Gunung Gamalama, laut biru yang bersih, dan kehidupan yang cukup sederhana. Ane suka banget sih situasi kayak begini.
Sekitar setengah jam mengemudi, akhirnya kita sampai di Pantai Jikomalamo. Dan sampai parkirannya aja ane udah dibuat melongo dengan keindahannya.. Oh My Lorddd..... Airnya benar-benar biru bersih dan sejernih itu, ane bahkan bisa melihat dasar lautan dengan jelas. Disempurnakan dengan cantiknya sulur-sulur dari pepohonan dan Pulau Hiri yang berdiri gagah menjulang di depan..
Pemandangan Pantai Jikomalamo dari parkiran motor
Pemandangan Pulau Hiri dari Pantai Jikomalamo
Meskipun pemandangannya udah sebagus itu, dan airnya sejernih itu, Kak Ai bilang spot snorkelingnya bukan disini. Kemudian dia membawaku jalan lagi sekitar 100 meter melewati jalan setapak menuju ke bagian ujung pantai. Katanya disitulah spot snorkeling yang bagus karena banyak karangnya. Aku sih manut-manut aja.
Sesaat kemudian kita telah sampai, dan tanpa menunggu lama Kak Ai yang udah bawa fin dan mask langsung ajak ane nyebur. Karena ane gak bisa renang, Kak Ai benar-benar pegangin dan dorong ane selama snorkeling wkwk.. berasa punya jet dalam air karena ane tinggal diam aja udah jalan. Saat itu kondisi laut sedikit kurang bersahabat. Ombak agak kencang sehingga membuat kondisi perairan agak keruh. Implikasinya, kami nggak bisa terlalu melihat karang-karang cantik dibawah sana.
Selesai dari Pantai Jikomalamo, Kak Ai membawa ane melanjutkan petualangan ke sisi bagian barat Pulau Ternate, tepatnya ke Danau Tolire Besar.
Selesai dari sini, kita beranjak lagi ke Danau Tolire Kecil yang berada di tepi pantai. Disini kita sempat duduk-duduk dan pesan kuliner khas Ternate yang terkenal, pisang sambal. Kita sempat duduk-duduk dan bercerita di gubuk-gubuk yang tersedia di tepi pantai sampai sekitar jam 7 malam.
Malamnya Kak Ai ngajak makan malam di ayam bakar yang sama dengan tadi siang. Ane sih fine-fine aja karena memang seenak itu.. hehe.. jam 9 malam akhirnya petualangan ane selesai saat Kak Ai drop ane di Penginapan Santoso. Kak Ai bilang besok pagi akan kembali menjemput ane. Well, terimakasih banyak kak!
0 comments:
Posting Komentar