Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work

7.18.2024

Surabaya, Juli 2017 : Pengalaman Sial dan Pahit selama di Eropa!

Ketika postingan ini sedang diketik, aku baru saja menyelesaikan petualangan dua minggu solo backpacking di Turki, Islandia dan Eropa Barat. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan karena aku melakukan perjalanan sendiri dan ini adalah pertama kalinya aku pergi jauh bahkan hampir ke kutub utara! Aku memulai perjalanan dari Surabaya ke Kuala Lumpur dengan menggunakan Airasia, diikuti oleh Kuala Lumpur ke Istanbul dengan menggunakan Turkish Airline. Dari Istanbul, aku melanjutkan penerbangan ke Paris dengan menggunakan Turkish Airlines.


Masih foto dengan santainya di Stasiun Tram EMINONU, Istanbul. Kamu akan banyak sial setelah ini hahaha. I Love Turkey by the way,

Dan kemudian dari paris, aku terbang lagi ke Reykjavik, Islandia. Di sinilah petualangan sesungguhnya dimulai. Semuanya benar-benar berawal dari kesialan. Oya, cerita di bawah ini berupa potongan-potongan cerita yang paling tidak terlupakan selama disana. Supaya tidak kepanjangan, nantinya akan kubagi menjadi beberapa PART tulisan. Untuk cerita selama di Eropa sendiri, akan kubuat sendiri dengan bahasa yang tidak kalah asik tentunya.

1. Handphone Tertinggal di Mesin X-Ray di Bandara Internasional Kuala Lumpur
Aku sudah begitu santainya naik airport shuttle train dari imigrasi Bandara Internasional Kuala Lumpur ke gate keberangkatanku, gate 34. Perjalanan tersebut memakan waktu sekitar 5 menit sebelum aku tersadar ada sesuatu yang salah, 'KENAPA HP-KU TIDAK ADA DI SAKUKU?!'. Dengan perasaan berdebar-debar dan pikiran yang kalut, aku segera memeriksa tasku. Sudah kubongkar semua dan nihil! Ya ampuunnn...HPku dimana? huhuhu.. Aku berusaha fokus dan mengingat-ngingat kapan terakhir kali aku mengeluarkan HP.

'Seingatku sejak masuk di kereta tadi aku sama sekali tidak mengeluarkan HP...Eh bener nggak ya? Apa aku mengeluarkan dan lupa? Duh..jangan-jangan jatuh lagi... Mati aku. Gimana ceritanya kalau HPku hilang? Nomor sebagian besar klienku aku simpan disitu.. Lalu gimana bisa update cerita juga selama di Eropa nanti? Ya ampun...kenapa aku ceroboh banget sih!'

'Eh..sebentar.. kalau misal HPnya nggak jatuh, berarti terakhir kali aku keluarkan adalah pas pemeriksaan X-Ray barang bawaan sebelum menuju gate keberangkatan. Ya, tidak salah lagi! Oh ya ampunn...semoga masih disana HPku..'

Aku mengutuki diriku sendiri sembari menunggu laju kereta yang seakan menjadi melambat saat aku menyadari HPku ketinggalan. Pikiranku hanya satu, aku harus kembali ke bagian imigrasi. Saat kereta sudah sampai di gate keberangkatanku, aku segera meloncat keluar dan menaiki kereta berikutnya yang kembali ke imigrasi.

'Cepat please...cepat berangkat!'

Perjalanan dengan kereta seakan berlangsung selamanya. 10 menit, tapi terasa seperti satu jam. Saat kereta kembali tiba di area imigrasi, aku segera meloncat keluar dan bertanya kepada sekelompok petugas bandara KLIA, dimana lokasi imigrasi?

Mengikuti petunjuk arahnya, aku segera berlari. Saat itu aku memang cukup pesimis HPku masih disana. Tapi saat melihat area pemeriksaan barang menggunakan XRay, aku tersadar. Pasti HPku disitu. Tidak salah lagi!

Untung saja area pemeriksaan barang Xray sedang sepi, aku langsung saja bertanya kepada sekelompok petugas yang sedang duduk-duduk.

"Bapak..apakah ada HP ketinggalan?"

"Apa itu HP?" tanya mereka setengah tergelak.

"Handphone. Sepertinya saya meninggalkan Handphone saya disini." Aku berkata dengan setengah tergesa-gesa dan kalut. Karena kalau sampai tidak kutemukan disini, aku tidak tau lagi harus mencarinya dimana.

"Kamu pakai simcard apa?" tanya bapak itu lagi.

"INDOSAT pak.."kataku dengan tidak yakin. Maksudku, apa mereka tau Indosat?

"Ini. Lain kali hati-hati." katanya sambil menyerahkan HP Infinix Hot Note 600 kesayanganku..

"Huaahhh...ya ampuun.. Trimakasih bapak..trimakasih.." Kataku dengan wajah yang sangat lega.

Aku meninggalkan area pemeriksaan dan segera naik kereta yang sama lagi untuk menuju gate keberangkatanku. Namun kali ini perasaanku sudah ringan, aku siap menuju Turki!

Tak lupa aku melakukan insta story dulu di Instagramku. Hehehe.

2. Lupa Tanggal
Siang itu, sekitar jam 14.00 waktu Turki, aku sedang duduk dengan begitu santainya di Tram Istanbul Jurusan T1. Aku sangat senang karena baru saja mengunjungi Area Taksim di jantung kota Istanbul yang cukup terkenal, rasanya benar-benar nggak nyangka bisa menginjakkan kaki disini. Seorang Galuh mengunjungi Turki... Ya ampun..benar-benar sebuah mimpi yang jadi kenyataan. Eh, bahkan aku nggak pernah bermimpi mengunjungi Turki. Ini benar-benar sebuah bonus yang luar biasa dari Tuhan.

Aku terus-terusan memandangi pemandangan Kota Istanbul dari dalam tram. Benar-benar tidak kulewatkan sedikitpun hal yang tersaji di depanku, karena waktuku sangat terbatas disini. Aku hanya mempunyai waktu transit 10 jam sebelum terbang ke Paris sore ini. Jadi aku benar-benar memanfaatkan setiap menit dengan maksimal. 

Sudah terbayang, hari ini tanggal 21 Juni 2017, malam ini aku akan mendarat di Paris, kemudian akan mencari penginapanku dan setelahnya mengunjungi Menara Eifel di malam hari. Kemudian esoknya tanggal 22 Juni 2017, aku akan mengunjungi Musium Louvre di Paris yang terkenal. Ya ampun..itinerary yang menyenangkan. Aku membayangkan sembari tersenyum. Oh..terimakasih Tuhan sehingga aku bisa mengunjungi tempat-tempat ini.

Saat sedang memperhatikan beberapa orang Turki di dalam tram, tidak sengaja mataku menangkap layar digital yang menampilkan tanggal dan jam hari itu, jantungku melompat! Oh Ya Tuhan!! 

Ini tanggal 22 Juni 2017!!

'What the....!!! Hari ini adalah tanggal 22 Juni 2017! Bagaimana aku bisa begitu ceroboh? !! Bodoh! Berarti seharusnya sekarang aku di Paris. Bagaimana dengan penerbanganku ke Reykjavik ??! Itu berarti hari ini juga. Duh! Sekarang posisi saya masih di Istanbul, penerbanganku dari Istanbul ke Paris baru saja mendarat pukul 18.00! Duh..jam berapa lagi penerbanganku dari Paris ke Reykjavik? Kenapa semuanya kacau begini setelah hari yang menyenangkan.. Huhuhu,' tangisku dalam hati sembari tanganku gemetaran mencari Etiket Paris-Reykjavik.

'Pokoknya kalau jamnya gak memungkinkan buatku untuk mengejar penerbanganku ke Reykjavik, aku akan beli tiket lagi. Karena Reykjavik di Islandia adalah tempat yang benar-benar ingin kukunjungi di perjalanan ini.'

Aku membaca E-tiketku dengan gusar dan ingin menangis lega rasanya setelah mengetahui jam keberangkatan pesawatku Transavia dari Paris ke Reykjavik adalah jam 22.00 malam ini. 

'Berarti aku masih mempunyai waktu sekitar 3 jam. Eh tapi ini terbangnya bukan dari CDG (Charles de Gaulle) Airport, tapi dari Paris Orly Aiport. Duh jauh nggak ya? Ya Tuhan.. semoga cukup waktunya. Sama-sama masih di Paris, semoga nggak terlalu jauh.'

Pikiranku langsung kacau begitu mengetahui hari itu tanggal 22 Juni 2017. Rasanya hanya ingin secepatnya kembali ke Bandara Istanbul Ataturk. Aku yang awalnya ingin mengunjungi Selat Bhosporus, langsung mengurungkan niatku. Lagipula itu sudah jam 14.00, sementara penerbanganku ke Paris jam 16.00. Aku segera naik tram untuk menuju bandara. Oh,... benar-benar merusak mood di hari yang sudah diawali dengan indah.

Aku segera teringat, aku mempunyai Etiket Musium Louvre dan tertunduk lesu setelah mengetahui aku baru saja membuang 15 Euro sia-sia, dan kesempatan untuk melihat salah satu museum terbaik di dunia. Kepalaku tambah tertunduk saat aku mengetahui harus membayar tagihan kartu kredit 19 Euro untuk penginapanku di Paris, Hostel Jacob, Karena aku tidak muncul.

Tapi ada rasa syukur yang teramat sangat dalam hatiku! Jika aku tidak melihat layar digital di tram secara tidak sengaja, aku akan mengira itu adalah tanggal 21 Juni 2017, dan setelah mendarat di Paris, aku langsung menuju ke pusat kota Paris untuk mencari Hostel Jacob. Dan tebak apa yang terjadi selanjutnya, Chaotic !! Bahkan, aku mungkin bisa batal mengunjungi Reykjavik dan aku yakin itu akan membuatku menangis.

3. Kamera Sony Alpha 5000 Ketinggalan di Ruang Boarding Bandar Istanbul Ataturk, Turki
Di ruang boarding Bandara Istanbul Ataturk, aku duduk di samping seorang pria Prancis. Sembari menunggu boarding, kita mulai mengobrol topik ringan. Yah kebetulan, pikirku. Dia kan orang Paris, pasti dia tahu jarak dan metode transportasi dari Bandara CDG ke Bandara Orly. Dan apakah waktu 2,5 jam yang kupunya cukup untuk mengejar penerbanganku ke Reykjavik. Supaya memperjelas maksudku, aku berniat memberikannya E-tiketku Paris-Reykjavik supaya dia bisa membacanya.

Karena aku meletakkan kamera di bagian atas daypack, sebelum mengambil E-tiket aku harus mengeluarkan kamera. Aku ingat dengan jelas,aku mengeluarkan kamera dan meletakkannya di sisi kiriku (tepatnya di samping pinggulku). Sewaktu meletakkannya disitu, aku sudah memberikan warning ke otakku, JANGAN SAMPAI LUPA!

Sepertinya keinginanku untuk mendapatkan informasi dari pria Prancis itu sia-sia karena bahkan setelah kutunjukkan E-tiket, dia masih belum juga paham maksudku. Bahasa Inggrisnya memang agak kacau, dia malah bilang begini:

"Tidak, tidak. Ini penerbangan ke Paris, kita akan mendarat di Bandara CDG."

"Bukan Mister, maksudku apakah jarak antara Bandara CDG dan Bandara Orly Sud jauh? Cukupkah waktu 2,5 jam untuk sampai kesana?"

Sekali lagi dia tidak mengerti maksudku dan malah terus menerus berkata kita akan mendarat di Bandara CDG. 

Ah yah, gak ngerti ni orang. Yasudah aku pasrah dan berniat mencari informasi sesampainya di Bandara CDG Paris saja. 

Akhirnya waktu boarding tiba. Dan kalian bisa menebaknya, aku lupa mengambil dan memasukkan barang di samping pinggangku!! Ya, kameraku! Aku mulai mengantri dengan santainya dan kemudian naik bus khusus untuk sampai ke kaki pesawat!

Aku bersiul dengan senang hati. Ah well, aku tidak terlalu peduli dengan masalah kelupaan tanggal ini lagi. Entahlah, rasanya bahagia. Islandia! Aku benar-benar akan mengunjunginya! Bahkan di pikiranku tidak ada rasa menyesal sedikitpun karena tidak sempat mengeksplor Paris. Ah sudahlah Paris suatu saat saja.

Sesaat kemudian, bus telah sampai di kaki pesawat. Aku menemukan tempat dudukku sesuai tiket dan mulai mengatur semuanya untuk persiapan lepas landas ke Paris. Sementara menunggu, aku mulai mencari kamera untuk melihat foto-fotoku selama di Istanbul seharian dan kemudian tercengang.....

Ya ampun, kameraku ??! Dimana Kameraku ???! Masya Allah.....

Aku berusaha keras untuk sekali lagi tenang dan mengingat kapan dan dimana aku terakhir memegangnya atau mengeluarkannya.

Sialan, pikiranku berteriak dan berkecamuk. Aku tidak bisa pergi ke Islandia tanpa kamera. Karena selain kamera Sony Alpha 5000 yang sekarang tidak jelas ada dimana ini, aku hanya membawa kamera Action dan handphoneku yang kualitas gambarnya kurang bagus. Membayangkan menangkap semua keindahan Islandia dengan kamera yang kurang bagus membuatku putus asa. 

Perlu beberapa saat bagiku untuk menyadari, aku telah meninggalkan kamera di ruang boarding. Bisa kuingat dengan jelas, aku memang belum memasukkan kamera itu!

Sh*t!! Ngapain aku harus aneh-aneh nunjukin E-tiket sih? Ya ampun.. kenapa cobaan tak henti-hentinya datang di perjalanan pertamaku ke Eropa. Setelah semuanya berjalan dengan begitu lancar di Istanbul. Mental dan fisikku benar-benar lelah diserang oleh semua kebodohanku ini. Duh...bisa turun lagi nggak ya.. Mana pesawat udah mau berangkat lagi.

Aku segera berlari ke arah bagian belakang pesawat untuk mengabari Pramugari Turkish Airline, dan bertanya apakah aku bisa kembali ke ruang Boarding untuk mencari kameraku. Wajahku sangat gusar, hatiku tak karuan rasanya. Ya ampun..gimana kalau hilang..

Pramugari muda tersebut segera bertanya kepada pramugari seniornya di bagian depan, dan seperti yang sudah kuduga, jawabannya:

"Tidak, Kamu tidak boleh kembali ke ruang boarding. Begini, tenang saja. Kamu tunggu disini, kami akan mengabari staf kami di ground sana untuk mencari kameramu."

"Please Madam Help me.... Thank you." kataku dengan lesu sembari menunggu di dekat pintu masuk pesawat.

Karena semakin lama penumpang mulai berdatangan, aku berjalan dengan lunglai kembali ke kursiku di belakang. Rasanya benar-benar ingin menangis. Kenapa aku begitu bodoh dan ceroboh? Dari kemarin masalah, masalah dan masalah terus. Bahkan aku belum sampai ke destinasi pertama! Rasanya hanya ingin menyerah, pulang ke Indonesia dan melupakan semua mimpiku huhuhu....

Sesaat kemudian salah satu pramugari mendekatiku (karena melihat wajahku yang sangat gusar) dn menghiburku..

"Kamu tenang saja. Staf kami sedang berusaha mencari kameramu. Kalaupun misalnya tidak ketemu, kamu lapor saja di bagian lost and found di Bandara CDG, okey? Ketika kameramu ketemu, kami akan memberikannya kepadamu."

Aku hanya mengangguk lesu.

'Tidak mungkin sempat. Sampai Bandara CDG saja aku harus cepat-cepat menuju Bandar Orly, aku nggak akan sempat mengurus di Lost and Found. Aku memejamkan mataku.. berusaha menahan air mata yang seakan ingin merangsek keluar dari sudut-sudut mataku. Semua bayangan tentang keindahan Islandia seakan menguap.. Aku tidak akan bisa mengabadikannya dengan kamera yang bagus.. Oh ya Tuhan...tolonglah aku..'

Selanjutnya pandanganku hanya terfokus pada pintu masuk pesawat. Kalau sampai pintunya tertutup dan tidak ada pramugari yang mendekatiku dengan membawa kamera, berarti aku memang harus menerima kenyataan. Kameranya memang hilang.

Tepat 10 menit sebelum jadwal keberangkatan, tiba-tiba pramugari yang tadi menghiburku terlihat membawa kamera berwarna hitam dengan senyum yang sumringah. Sepertinya dia tahu aku bakal sangat bahagia ketika melihatnya menghampiriku dan menyerahkan kameraku! "Oh yaaaa Tuhaaaannn...terimakasih-terimakasih.." kataku dengan perasaan lega yang langsung menjalar ke semua bagian tubuhku.

Oh Ya Tuhan, Galuh Pratiwi, You're really stupid lucky people!! Welcome to Paris! Welcome to Iceland!

4. Kamera Sony Alpha 5000 Rusak 🙄
Hari ketiga di Islandia, aku sedang roadtrip bersama 2 orang Indonesia. Satu bernama Bu Padma, solo traveler dari Kalimantan; satunya bernama Kak Willy, seorang WNI yang sudah lama bermukim di Islandia dan sudah menjadi warga negara Islandia. Jadi ceritanya aku dan Bu Padma ikut private tour yang diadakan sama Kak Willy. Seharian kita berdua benar-benar dibawa Kak Willy berkeliling sisi Islandia yang sangat cantik. Sore itu saat berada di salah satu spot wisata, saat aku bersiap mau memotret pemandangan menggunakan satu-satunya kamera andalanku untuk trip ini, Sony Alpha 5000 (kamera yang sebelumnya hampir ketinggalan di Bandara Istanbul Ataturk), tiba-tiba terdengar suara aneh dari kamera,

"Srrrttt.. krkkk"

Seperti ada sesuatu yang menyangkut setiap kamera mau 'clap' menangkap foto.

'Oh sial... Apalagi ini ?!' kataku dalam hati.

Aku segera mencobanya lagi, mungkin hanya kebetulan saja kan. Tapi sama,

"Srrtt.. krkk.. srrtt.. krkk," setiap aku mau mengambil foto.

Kucoba matikan kamera sejenak untuk mencobanya lagi, tapi sama saja, tetap suara nyangkut itu yang keluar. Apalagi ini😭😭😭.

Kak Willy sempat melihat kegusaranku dan menanyakan ada apa. Aku coba menyerahkan kamera ke dia, dan setelah diutik-utik sejenak, dia bilang ini memang ada yang error jadi ga bisa dipakai.

Ane berdiam dan seakan masih tidak percaya.. oh my God😞😞.. kamera ini kan satu-satunya penangkap foto bagus yang ane bawa. Selain kamera itu ane cuma bawa HP Infinix Hot Note 2016 dan Action Cam Xiaomi, dimana keduanya kalau untuk ambil gambar gak bisa clear kayak kamera😭. 

Hari itu yang awalnya menyenangkan untuk ane tiba-tiba jadi menyebalkan. Ane bener-bener sebel dan ga habis pikir, 'kenapa harus rusak sekaraaaaaang??? Kenapa pas ane lagi traveling disini?? Sehabis ini kan ane bakalan masih ke Belanda, Italy, Yunani, gimana ane bisa ambil foto kenangan yang bagus kalau kameranya rusak??!!! Huaaaa...😭😭 tangisku dalam hati.

'Gak mungkin aku benerin kamera disini atau di Belanda (tujuanku selanjutnya) , pasti mahal banget🥲🥲🥲,' gumamku dalam hati.

'Atau aku beli HP aja di Belanda atau Italy? Ahhh tapi sayang duit lah, pasti mahal juga,' aku terus berperang dengan pikiranku sendiri sembari menatap nanar pemandangan di luar mobil yang disetiri Kak Willy.

'Ah tapi yasudahlah Galuh. Paling tidak kan kamu sudah bisa mengambil foto-foto selama transit di Turki dan selama 2,5 hari di Islandia.. nanti di Belanda, Italy sama Yunani kamu pakai HP atau action cam aja
. Gpp.. sama aja kok..' kataku menghibur diri sendiri.

Beberapa saat kemudian, aku membenarkan pikiran terakhirku dan sudah berada di fase penerimaan. Aku berpikir mau seberapapun menolak takdir, sama saja. Kameranya tetap rusak, aku masih di Islandia, aku akan tetap ke Belanda, Italy dan Yunani. Jalani takdir saja....

Selanjutnya Kak Willy masih mengajak kami ke satu wisata iconic yaitu Blue Lagoon. Karena aku udah ga ada kamera yang bagus, Kak Willy membantuku mengambil foto dengan HP Nokianya. Hasilnya pun bagus bangett dan dia share semua fotonya ke aku.

5. Ditegur seorang wanita di Belanda, "Why you take my photo?! Please delete it"
Hari kedua di Amsterdam, sore itu aku lagi jalan santai setelah seharian eksplore. Aku benar-benar menyukai dan mengagumi tata kota di Amsterdam. Semuanya diatur dengan rapi, estetik dan membuat hati nyaman. Hal itulah yang membuatku suka mengambil foto-foto suasana jalanan menggunakan Infinix Hot Note 2016-ku. Aku memang hobby menfoto suasana jalanan saat traveling, karena dengan melihatnya lagi ane jadi bisa kembali merasakan suasana saat itu.

Saat sedang asik mengambil beberapa foto suasana jalanan, dan setelahnya berniat naik metro untuk ke tujuanku selanjutnya, tiba-tiba ada seorang perempuang yang menghampiriku dengan terburu-buru,

"Excuse me, why you take my photo?" Tanyanya dengan nada bicara dan pandangan yang kurang bersahabat.

Ane kebingungan setengah mati. 
'Hah? Foto anda? Kapan saya menfoto anda ya?' ekpresi wajahku yang kebingungan kalau diartikan dengan kata-kata mungkin seperti ini.

"What? I don't take your photo. I just take photo for the view and street. I'm a tourist. I take photo from around," kataku membela diri karena aku benar-benar kebingungan. Aku nggak tau si mbak ini siapa, dan kapan aku menfotonya. Bahkan kalaupun ga sengaja kefoto, kalau dia posisinya cukup dekat, harusnya aku sadar dong ya. Nyatanya aku benar-benar ga tau dan ngeliat sama sekali.

"No. You just take my photo. Why you take my photo?" Kata dia dengan nada semakin memojokkaku.

"No, I don't take your photo. Why I take your photo?" Balasku setengah kesal karena aku benar-benar gatau manusia random ini siapa.

Untuk membuktikan akhirnya aku buka HP Infinixku dan kutunjukkan ke dia foto-foto yang kuambil. Aku menunjukkan aku banyak mengambil foto dari tadi bahkan sebelum di area ini, dan SEMUANYA BENAR-BENAR HANYA FOTO PEMANDANGAN. Aku bahkan galiat sama sekali si mbak ini lagi dimana saat foto kuambil. Bahwa aku benar-benar seorang turis, dan tidak ada pentingnya dan gunanya sama sekali mengambil fotonya. Memang dia siapa??? Artis?? Kalaupun merasa difoto dan diganggu privasinya, at least ngomong baik-baik lah ga nuduh sembarangan. Liat dulu fotonya di HP ane kayak gimana, baru nuduh. Ane nulis ini pun masih kesel wkwkwk...

Akhirnya aku ngalah supaya si mbak puas. Ane juga kepikiran ga mau sampe berurusan dengan polisi di negara orang. Ane delete beberapa foto-foto pemandangan terakhir yang ane ambil. Dan setelah itu dia ngoyor pergi gitu aja sambil tetap menggerutu. Hh dasar orang aneh..!

Yah... Itulah sekelumit pengalaman sial dan menyebalkanku selama di Eropa. Tapi in the end, aku berhasil menerima dan mengatasi semuanya. Kadang aku kagum juga sama diriku yang dulu😁😁. Nanti untuk cerita lengkapnya pengalaman di Eropa akan aku tulis sendiri per-part. Mumpung lagi semangat-semangatnya nulis. Ciao....

0 comments:

Posting Komentar