7.19.2024

Solo, 8 Januari 2012 : Operasi pertama ane.. karena...

Jogja, 30 Desember 2011..

Lokasi : Kos ane di Sagan, Yogyakarta

Ane masih ingat dengan jelas, detik-detik sebelum kejadian itu. Detik-detik sebelum sebuah jarum jahit terinjak dan 'patah sebagian' sehingga tertinggal di kaki kanan ane... Peristiwa itu terjadi dengan sangat cepat, tanpa ane pikirkan atau duga sebelumnya.

***

Surabaya, 10 Oktober 2021

Cerita ini kutulis di Surabaya, pada 10 Oktober 2021. Jadi udah cukup lama ya, 10 tahun yang lalu 😁 jadi ane sendiri kurang bisa menceritakan secara detail. Tapi untuk gambaran kasarnya masih bisa, samar-samar ane masih bisa mengingat salah satu kejadian memilukan itu... kejadian ini terjadi saat ane menginjak akhir semester 3 di perkuliahan. Kejadian ini terjadi 1 hari menjelang ujian akhir semester, dan 3 Minggu menjelang perjalanan backpacking pertama ane ke Thailand, Kamboja dan Malaysia. Memang benar-benar apeeeesss!

***

Jogja, 30 Desember 2011

Masih teringat dengan samar, sore itu ane Habis selesai mandi dari perkuliahan yang melelahkan, dan berniat ingin leyeh-leyeh di kasur kosan sambil facebookan di laptop. Saat itu ane emang lagi hobi-hobinya facebookan, dan browsing tentang artikel-artikel ilmiah/geologi gitu gan.

Seperti biasa, kamar ane di kos Sagan ini memang berantakan banget gan. Buku-buku, kertas, pakaian, kadang tersebar gitu aja. Salah satu hal kecil yang tersebar juga, dan luput dari perhatian ane adalah sebuah jarum jahit kecil yang tersangkut di karpet di bawah kasur. Jarum jahit yang mungkin dibawa ibu ane pas berkunjung untuk memperbaiki baju/kancing ane, dimana ibu ane mungkin lupa mengambilnya kembali pas selesai njahit.

Kamar kos ane pas lagi beres-beres kamar (biasanya ga seberantakan ini). Jarum itu posisinya di karpet hijau yang di depan itu

Masih teringat dengan jelas, awalnya ane facebookan (di laptop) dengan posisi tiduran miring di kasur. Tapi sesaat kemudian, karena ingin ganti posisi sambil duduk, ane putar pelanting posisi ane ke karpet hijau. Bisa dipahami ya, jadi yang awalnya tiduran miring di kasur jadi duduk di karpet. Otomatis pas pelanting badan itu kan kaki kanan ane yang mendarat duluan di karpet hijau dengan hentakan yang lumayan keras. Saat itulah ane merasakan suatu sakiiiiiit yang luar bisa di kaki kanan ane (yang menapak duluan dengan keras). Seperti tertusuk sesuatu, namun ane nggak bisa memastikan itu apa, karena ane benar-benar nggak lihat barangnya. Ane juga awalnya nggak nyadar "kemungkinan" itu jarum, karena ane masih meringis-ringis saking sakitnya. Ane nggak nangis, tapi sempat meringis-ringis sambil mengerang saking sakitnya. Setelah ane amati dengan detail baru ane sadar, ada lubang kecil di spot yang sakit banget itu, yakni di bagian bawah jempol kaki kanan ane. Disitu baru ane sadar..

'Oh my God.... Kayaknya ane nginjak jarum!'😭😭😭

Saat itu pikiran pertama yang melintas di benak ane, 'JARUMNYA PATAH NGGAK YA?? DIA KETINGGALAN DI KAKI ANE NGGAK YA' 

Reflek pertama ane saat itu adalah, ane berusaha mencari jarum utuh/patahan jarum tersebut di sekitar karpet. Kalau dia nggak patah, pasti bisa ditemukan di sekitar karpet kan. Namun ane cari-cari benar-benar nggak ada...Disitulah ane mulai bimbang dan agak ketakutan.

"Jangan-jangan emang jarum tersebut tertinggal sebagian di kaki ane.. makanya sakitnya luar biasa..."

"Eh tapi aku nggak ada bukti juga kalau dia patah di kakiku. Mungkin aja kan jarumnya udah geser kemana I don't know pas kesentak kakiku."

Benakku berperang saat itu. Ane nggak tau mana yang harus ane percayai atau yakini. Yang jelas saat itu ada 1 hal pasti di pikiranku,

"Kalau jarumnya patah dan ketinggalan sebagian di kakiku, berarti ane harus operasi..... Mati....."

"Dalam seminggu lagi ane akan ujian akhir semester 3, dan 3 Minggu lagi ane akan berangkat backpacking ke Thailand, pertama kalinya keluar negeri.. Sesuatu yang sudah kutunggu berbulan-bulan.... Ya ampun.."

Sebenarnya biarpun operasi pun, jatuhnya operasi ringan kan ya gan. Tapi bagi ane yang belum pernah operasi, membayangkannya aja udah ngeriiii 😭😭.

Pikiran-pikiran negatif itu membuat ane memaksa otak untuk berpikir 'Sudahlah optimis saja, jarum itu pasti tidak tertinggal di kakiku!'. Jadilah selama beberapa hari ane berusaha nggak mikirin hal tersebut dan mulai fokus ke kesibukan ane kuliah.

Namun semakin lama kok ane merasa kaki ane mulai aneh ya. Rasa sakit kalau ane lagi duduk hampir nggak ada, hanya berasa sakit ketika buat jalan. Selain itu di area sekitar tempat ketusuk jarum itu warnanya jadi merah cenderung keunguan. Ane mulai berlogika, kalau memang jarumnya ga ketinggalan mestinya ga kayak gini dong ya! Ane mulai kawatir lagi.

Beberapa hari setelahnya, ane sedang pulang kampung ke Solo. Disitu ane cerita sama ortu perihal kaki ane, dan gak pake lama ane pun diajak ke RS B di Solo untuk periksa. Saat itu yang nerima dokter umum dan ane langsung menceritakan kronologi kejadiannya. Eh sama dokternya malah kaki ane yang ketusuk jarum itu dipencet-pencet hadeuuuuhh! Harusnya dia bernalar kan ya, untuk tau pasti harus dirontgen. Tapi ane hanya dikasih antibiotik dan obat-obatan anti infeksi lainnya. Mana pas periksa ane dokternya lagi flu, dan pas pulang 1-2 hari kemudian ane malah ketularan juga flu. Alamakk..... Gak sembuh dari penyakit malah dapat penyakit!

6 Januari 2012

Setelah mengkonsumsi obat dari dokter RS B diatas, ane merasa kondisi kaki ane nggak membaik malah memburuk. Kaki ane di area yang tertusuk rasanya jadi semakin nyeri dan berwarna semakin merah. Ane mulai berpikir fix ini pasti ada yang ga beres. Sebenarnya ane benar-benar dilanda kebimbangan. Bagaimana tidak, 3 hari lagi aku bakalan mulai ujian akhir semester III. Saat itu setauku, kampusku belum ada option untuk mengadakan ujian susulan/ulangan. Jadi ane bener-bener gatau kalau ga ikut ujian jadinya nilai ane gimana..

Namun disisi lain ane juga berpikir kalau dibiar-biarin semakin lama, kalau memang ada jarum yang tertinggal didalam, kakiku bisa infeksi. Dan ane nggak bisa dan nggak sanggup membayangkan konsekuensi lanjutan dari hal itu. Selain itu, dalam kurun waktu kurang dari 2 minggu lagi ane bakalan traveling pertama kalinya ke luar negeri yaitu ke Thailand. Masa sampe disana mau overthingking (OVT) terus bertanya-tanya ada jarum atau tidak. Hhh melelahkan setelah beberapa hari ini ane bertanya-tanya hal yang sama terus.

Akhirnya ane mengambil keputusan. BESOK HARUS KEMBALI KE RS & HARUS RONTGEN!  Nggak ada lagi tapi-tapi. Ane harus tau kondisi kaki ane dan segera mencari solusinya!


........

7 Januari 2012

Sudah H-2 ujian, dan hari ini kegiatan ane adalah belajar makul pertama ujian yaitu sedimentologi. Ane belum jadi juga ke RS untuk rontgen. Benar-benar lupa alasannya apa.. mungkin tiba-tiba hati dan perasaan ane belum siap lagi. Malah hari ini ane ngayal tentang Hawai'i lagi wkwk.. benar-benar ya.. Kalau itu terjadi sekarang (Juli 2024 ane nulis ini), ane bakal parno parah dan langsung ke RS. Mana sempet mikir ginian🀣


 8 Januari 2012

RS B, Solo

Sudah H-1 ujian, dan ane merasa udah ga bisa menunda-nunda lagi. Ane harus ke RS sekarang juga! Pagi itu sekitar jam 10 tanpa babibu, ane langsung ngajak bapak ane ke RS B lagi. Sepanjang perjalanan ane benar-benar OVT dan takut. Ane takut banget kalau sampai harus operasi karena sepanjang hidup ane belum pernah operasi. Namun ane gak mau pikiran menderita terus-terusan.....

Paginya ane masih belajar

Setengah jam kemudian ane dan bapak udah sampai RS B dan langsung menuju IGD. Kali ini dokternya seorang ibu-ibu (sebut saja Ibu Dokter) dan setelah menjelaskan kronologi ga pake lama dia langsung arahkan ane ke ruang rontgen! Nahhhh ini maksud ane dari lama😭😭😭.

Rontgen dilakukan cepat, hanya 5 menit dan kemudian hasilnya diserahkan ke ibu dokter. Ibu dokter langsung melihatnya di alat pembaca rontgen (yang disinari dari belakang sehingga bisa terlihat dengan jelas). Dan yahhhh..... Permisa... Disitu terlihat dengan sangat jelas ada jarum sepanjang +- 1.5 cm yang bertanggar miring di kakiku wkwkwk....


Terjawab sudah semua rasa penasaran ane. Benar potongan jarum itu memang tertancap di kakiku. Trus sekarang gimana?? Aku tau bakalan harus operasi, tapi apakah harus sampai opnam??

Bu Dokter bilang akan dioperasi pengeluaran jarum saat itu juga di ruang IGD. Whatt? Ane pikir bakalan harus di ruang operasi dan menunggu jadwal operasi. Tapi mungkin kasusku termasuk ringan kali ya.. saat itu ternyata yang mengoperasi bukan bu dokter langsung, tapi 2 dokter laki-laki muda (mungkin dokter yang lagi koas). 

Hal pertama yang mereka lakukan adalah melakukan pembiusan menggunakan suntik. Bisa agan bayangkan, ane yang udah tau pasti didalam kaki ane ada jarum, nyeri, ngeri, ehhh malah ditusuk bius suntik 5x πŸ₯²πŸ₯². Ane menahan nyeri dengan meringis-ringis. Ane minta bapak ane temani di ruang operasi karena ane bener-bener takut.

Selanjutnya kaki ane sudah berasa kebal dan panas, dan 2 dokter koas itu mulai mengeluarkan peralatan sakti mereka, pisau bedah,πŸ™„πŸ™„. Dalam sekejap mata mereka telah membelah kaki ane dan mulai mencari-cari jarum itu. Karena ane ga dibius lokal, ane sempet lihat sejenak kaki ane yang sedikit terbelah itu dan menangis ketakutan sambil megangin tangan bapak ane🀣🀣.

Cukup lama 2 dokter muda itu mengubek-ngubek kaki ane, sesekali dibantu ibu dokter. Dan akhirnyaaa setelah 30 menit jarum itu telah dikeluarkan, dan kaki ane mulai dijahit lagi.. oh leganyaaaaa!!😭😭..... Selesai operasi Ibu Dokter menunjukkan potongan jarum itu yang sudah dikeluarkan. Ibu dokter juga bilang kalau ini sudah hampir infeksi. Oh my God... Untung ane bawa disaat yang tepat.

Selanjutnya ane masih disuruh tiduran di kasur dan bapak ane segera bergegas menebus obat. Ane masih dilanda rasa ngeri... sekaligus lega bahwa ini semua sudah berakhir.. artinya tinggal pemulihan saja. Kalau ditanya rasanya, meskipun sudah dijahit ane masih merasakan belahan bekas bedah operasi itu.. hikz..

Beberapa saat kemudian bapak ane telah selesai menebus obat, dan ibu dokter bilang ane bisa langsung pulang. Ane hanya disuruh kontrol setiap seminggu sekali. Oh well, ane agak kaget sebenarnya boleh langsung pulang. Tapi yaudahlah itu yang terbaik... Lagipula besok aku ujian. 

Bapakku membonceng ane pelan-pelan dengan motor. Sampai rumah ibu ane langsung menyambut ane dengan kuatir, dan setelahnya ane disuruh makan untuk segera minum obat. Salah satu obat paling penting adalah pereda nyeri. Dengan obat itulah ane masih bisa belajar materi sedimentologi untuk ujian besok.


Ane inget banget setiap habis efek obat pereda nyeri, ane nangis kesakitan sambil pegang buku sedimentologi wkwkwk... Oh my Lord, what an experience.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar