Mettā Sutta atau Karaṇīya Mettā Sutta adalah sutta dalam Kanon Pali yang terdiri dari sepuluh ayat yang berisi tentang pujian terhadap sifat-sifat yang luhur dan pengembangan metta dengan meditasi. Sutta ini dapat dijumpai pada Suttanipata dan Khuddakapatha. Sutta ini pun termasuk bagian dari Paritta.
Keterangan:
1. Mettā dapat diartikan sebagai "cinta kasih", sebuah sifat yang dapat menghaluskan hati seseorang atau rasa persahabatan sejati. Mettā merupakan salah satu sifat dari Empat Keadaan Batin Luhur yaitu Cinta atau Cinta kasih (metta), Welas Asih (karuna), Turut berbahagia (mudita), Keseimbangan batin (upekkha). Mettā dirumuskan sebagai keinginan akan kebahagiaan semua makhluk tanpa terkecuali.
2. Paritta, yang biasanya diterjemahkan sebagai "perlindungan" atau "penjagaan," merujuk kepada tradisi agama Buddha yaitu kegiatan pembacaan ayat-ayat atau kitab-kitab suci tertentu yang bertujuan untuk menangkal kesialan, keburukan, dan mara bahaya
Isi dari Karaṇīya Mettā Sutta dalam Bahasa Indonesia yang bisa mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:
Inilah yang patut dikerjakan oleh ia yang tangkas dalam hal yang berguna, yang mengantar ke jalan kedamaian;
Sebagai orang yang cakap, jujur, tulus, mudah dinasehati, lemah lembut, tidak sombong
Merasa puas atas apa yang dimiliki, mudah dirawat, tiada repot, bersahaja hidupnya
Berindria tenang, penuh pertimbangan, sopan, tak melekat pada keluarga-keluarga
Tidak berbuat kesalahan walaupun kecil yang dapat dicela oleh Para Bijaksanawan
Senantiasa bersiaga dengan ujaran cinta kasih
"Semoga semua makhluk hidup berbahagia dan tenteram. Semoga semua makhluk hidup berbahagia."
Makhluk hidup apapun yang ada, yang goyah dan yang kokoh tanpa kecuali,
yang panjang atau yang besar, yang sedang, pendek, kecil, kurus ataupun gemuk
Yang tampak ataupun yang tak tampak, yang berada jauh ataupun dekat
Yang telah menjadi ataupun yang belum menjadi
Semoga semua makhluk hidup berbahagia
Tak sepatutnya yang satu menipu yang lainnya, tidak menghina siapapun dimanapun juga,
dan tidak selayaknya karena marah dan benci mengharap orang lain celaka
Sebagaimana seorang ibu mempertaruhkan jiwa melindungi putra tunggalnya
Demikianlah terhadap semua makhluk hidup, kembangkan pikiran cinta kasih tanpa batas
Cinta kasih terhadap makhluk di segenap alam, patut dikembangkannya tanpa batas dalam batin
Baik ke arah atas, bawah dan diantaranya, tidak sempit, tanpa kedengkian, tanpa permusuhan
Selagi berdiri, berjalan atau duduk, ataupun berbaring, sebelum terlelap
Sepatutnya ia memusatkan perhatian ini yang disebut sebagai "Berdiam dalam Brahma"
Ia yang mengembangkan metta, tak berpandangan salah, teguh dalam Sila dan Berpengetahuan Sempurna
dan melenyapkan kesenangan indria, tak akan lahir dalam rahim lagi
Berkat pernyataan kebenaran ini, semoga setiap saat Anda selamat sejahtera
Berkat pernyataan kebenaran ini, semoga setiap saat Anda selamat sejahtera
0 comments:
Posting Komentar