Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work

7.19.2024

[PART 4] Perjuangan Mencapai Hawai'i : Minta Izin Kerja ke Atasan

Menuju : PART 3

 Konsulat Amerika: "oke selamat visamu disetujui bisa diambil dlm 5 hari kerja"

Galuh: "terimaksih bapak, eh.... mister. Bisakah sy ambil besok? Sy akan ambil disini visanya." (soalnya ndengerin orang yg diwawancara sblm aku, dy bs lgs ambil visanya besoknya)

Konsulat Amerika: bisa tp jam 14.00 ya. Sambil memberi kartu kuning dan catatan kecil.

*****

Aku membawa lembar konfirmasi persetujuan Visa Amerika-ku keluar dari Gedung Konsulat Amerika Serikat dengan hati-hati, kulewati setiap penjaga dengan sopan dan menebarkan senyum. Perasaanku saat itu adalah perasaan bahagia yang datar... Bagaimana ya? Aku bahagia. Aku senang visaku granted, berarti sudah tidak ada yang menghalangi lagi keberangkatanku ke Hawai'i, namun ada sesuatu sangat besar yang sangat mengganjal hatiku saat itu...

...........Bagaimana caraku mendapatkan Izin Kerja........

'Aku mendapatkan visa ini (11 September 2017).... keberangkatanku ke Hawai'i berarti tinggal 7 hari lagi (18 September 2017) dimana aku akan disana sampai 23 September 2017...Bagaimana aku mendapatkan izin tidak masuk kerja selama seminggu??!! 

Padahal pekerjaanku sekarang adalah sebagai pegawai dengan jadwal kerja Senin - Jumat jam 07.00-15.30. Hampir mustahil mendapatkan libur satu minggu kecuali setahun sekali saat Idul Fitri...Oh my.....

'Bagaimana aku mempunyai muka untuk menghadap atasanku untuk (lagi-lagi) minta izin tidak masuk kerja?? Setelah sebelumnya sudah pernah izin juga?'

'Oh....my...what should I do??'

'Apakah aku menunda saja perjalanan ini di liburan panjang (Idul Fitri) tahun depan?? Yang penting kan aku sudah pegang Visa Amerika. Tapi...... Awwwwggg.....  tinggal seminggu lagi mimpiku selama puluhan tahun akan menjadi nyata, aku harus menunggunya setahun lagi?? huhuhu'

Batinku sangat berkecamuk, aku seperti dihadapkan pada situasi yang sangat bimbang. Benar-benar tidak tau apa yang harus kuperbuat...Beberapa bulan yang lalu, aku sempat berpikiran untuk 'berbohong' kepada atasanku untuk bisa mendapatkan izin. Aku sempat punya ide, 'bagaimana kalau aku bilang aku sakit cacar, DB, atau apapun itu? Bukankah kalau sakit yang seperti itu biasanya lama, bisa seminggu atau dua minggu?' Tapi setelah kupikir-pikir, itu sangatlah salah dan tidak etis. Yang pertama, aku tidak ingin menyumpahi diriku sendiri untuk sakit. Yang kedua, kalau atasanku sampai tau aku berbohong, aku ragu dia akan memaafkanku, atau setidaknya memandangku dengan sama. Selamanya aku akan dicap sebagai pembohong. Aku langsung menepis jauh-jauh pikiran itu. Lagipula, di era medsos seperti ini, jejakku sangat mudah untuk dilacak. Nggak mungkin juga kan... selama seminggu penuh di Hawai'i, aku tahan untuk nggak buat status sama sekali karena takut ketahuan berbohong. Ahhhh, aku nggak mau mengambil jalan ini.'

Seperti generasi milenial pada umumnya yang ingin eksis, sembari menunggu taksi Blue Bird yang kupesan lewat telfon datang, aku mengupdate status Instagram tentang keberhasilan mendapatkan visa Amerika-ku. Beberapa teman memberiku selamat, dan bilang, 

"Selamat Luh."
"Keren Luh."
"Akhirnya mimpi lamamu jadi kenyataan, Luh."
" Wah...selamat datang di Hawai'i..."

Di komentar terakhir, aku menjawab dengan lemah, "Sepertinya belum akan berangkat tahun ini bu, nunggu tahun depan...." 

Dengan lamunan dan kegalauanku yang tiada henti, akhirnya taksi pesananku datang. Aku memang tidak membawa transport sendiri ke Konsulat, karena memang disana tidak disediakan tempat parkir. Cukup mahal biayanya, namun jujur saat itu aku nggak begitu peduli.....

2 hari kemudian....

Waktu keberangkatanku semakin dekat,
Aku memutuskan aku harus jujur kepada atasanku (Pak Y)!
Aku harus jujur mengatakan bahwa ini adalah mimpi lamaku, yang sudah kupendam belasan tahun, aku harus jujur aku mau mengajukan izin tidak masuk kerja selama 1 minggu.

Aku sudah sadar konsekuensinya. Atasanku pasti akan berkerut dahinya, pasti akan merasa berat hati...pasti akan merasa aku ini pekerja yang sungguh 'seenaknya sendiri', sering izin hanya untuk 'bersenang-senang'. Aku sadar konsekuensi lainnya juga, teman-temanku mungkin akan nyinyir denganku. Dengan kekeraskepalaanku dan ketidaktaumaluanku. Namun setidaknya, dengan jujur hatiku tenang. Aku tidak perlu menyembunyikan apapun..

Hati kecilku mengatakan, sebelum bertemu Pak Y, aku harus bertemu Pak A dahulu. Pak A adalah bawahan Pak Y, aku mau meminta sarannya gimana cara ngomongnya ke Pak Y. Kebetulan Pak A menurutku orangnya cukup easy going dan bisa berpikiran terbuka. Aku menunggu sore hari, saat pekerjaan sudah longgar untuk mengajak ngobrol Pak A.

Sore akhirnya datang, dan aku melihat Pak A lagi santai. 'Inilah kesempatanku,' kataku dalam hati. Kakiku terasa berat dan terkunci di lantai. Pernah gak kalian merasakan pengen banget melakukan sesuatu, tapi sekaligus sangat tidak pengen melakukannya wkwkw... 

Aku mengangkat tubuhku dengan berat dan mendekati Pak A. Aku bilang dengan lirih, 

"Pak boleh bicara sebentar?" Ujarku dengan jantung yang semakin dag dig dug.

"Boleh, ayo disana," kata Pak A sambil menunjuk bangku di pojokan yang tidak terlalu banyak orang.

Aku duduk, menelan ludah, memantapkan hati, dan mulai bicara. Ini mungkin bakal jadi pembicaraan yang agak absurd bagi Pak A😁.

"Pak mohon maaf sebelumnya ya. Bapak pernah nggak punya mimpi yang udah puluhan tahun mengendap? Dan itu berpotensi menjadi nyata di depan mata kita, namun masih ada 1 penghalang. Jadi gini ceritanya pak. Saya udah punya mimpi ke Hawai'i sejak SMA. Kemarin saya dapat tiket promo pembukaan rute dari Air Asia, dimana harganya cuma 2,7 juta PP. Visa amerika juga saya sudah dapat barusan pak. Cuma saya bingung gimana caranya saya bisa dapat izin kerja pak. Karena tiket promo saya itu berangkatnya senin (18 September 2017), pulangnya senin (23 September 2017)," cerocos ane tanpa henti.

Pak A terlihat diam sejenak, kemudian membalas,

"Ya kalau saya sih gpp Luh, cuma ini semua kan tergantung Pak Y sebagai atasan. Coba kamu temuin dan ngomong langsung ke Pak Y."

"Iya pak, tapi gimana kira-kira reaksinya ya Pak?"

"Saya ga tau Luh, coba kamu temuin dan ngobrol dulu aja," Pak A menjawab dengan sabar.

Ane mengucapkan terimakasih ke Pak A. Selanjutnya ane tidak ingat pasti apakah langsung sore itu menghadap Pak Y atau masih besoknya. Jujur ane agak kurang nyaman menceritakan detail peristiwa menghadap Pak Y karena ane nggak enak bangett😕😕. Ane sadar ane kok seenaknya banget izin kerja begitu, meskipun belum dapat cuti. Intinya Pak Y akhirnya menyetujui (mungkin dengan berat hati) dan memintaku ke administrasi untuk mengaturnya. Huaaa maafin aku Pak Y. Terimakasih yaa..🥲🥲🥲.

Jadilah semuanya sudah siap. Tiket, visa, itinerary, izin kerja. Aku siap berangkat!

0 comments:

Posting Komentar