Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work

7.21.2024

[Part 1] Journey to BELITUNG : Batu Granit di Pantai Tanjung Kelayang

Setelah sukses pecah telur menggunakan 'Sriwijaya Travel Pass' pertama kali ke Ternate dari 27 April 2018 - 2 Mei 2018 lalu, ane memantapkan hati membeli tiket ke tujuan kedua, Pulau Belitung. Ane resmi membeli tiket dari Surabaya - Jakarta - Tanjung Pandan PP hanya dengan membayar Rp 385.000 pada 11 Mei 2018 untuk keberangkatan 8 hari kedepan, dimana biaya yang ane bayar hanya IWJR, admin, dan pajak. Base fare tiket pesawatnya gratis. 

Tiket ane Surabaya - Jakarta - Tanjung Pandan

Karena keterbatasan waktu libur ane, agan bisa liat tanggal keberangkatan dan kepulangan. Hanya selisih sehari! 😁😁. Berasa jadi sultan aja. Beberapa hari sebelum pergi ane juga udah booking Hotel Surya Belitung seharga Rp 120.000/malam dan udah janjian sewa motor juga. Penginapannya ane pilih memang yang di tengah kota supaya gampang kemana-mana dan gampang cari makan.


Surabaya, 19 Mei 2018

Pagi itu ane berangkat jam 4.15 dari kosan ane di Surabaya Pusat naik motor. Sampai di Bandara Juanda setengah jam kemudian dan ane merasa lapeerr banget karena belum sempat sarapan. Ane berencana beli sarapan yang murce-murce aja nanti pas transit di Jakarta. Ane tidak menemui kendala berarti sewaktu check in, dan penerbangan Surabaya - Jakarta berlangsung dengan lancar selama 1 jam 10 menit. Ane landing di Jakarta sekitar jam 06.30 dan punya kesempatan transit sampai jam 08.00.

Segera saja ane keliling dan mencari tempat sarapan murah. Kenapa harus cari yang murah? Karena dengan SJ Travel Pass ini kan ane bakalan sering pergi-pergi random gini, jadi ane harus pandai berhemat supaya gak boncos. Pencarian ane akhirnya ketemu dengan Roti'o seharga Rp 12.000/roti dan sebotol air mineral seharga Rp 8.000. Sebenarnya sama sekali tidak mengenyangkan, namun yah ini satu-satunya pilihan ane untuk berhemat hehe. 

'Udahlah nanti aja makan beratnya pas udah sampai di Belitung,' hibur ane dalam hati.

Duduk-duduk sebentar, sekitar jam 08.00 akhirnya sudah ada panggilan untuk penerbangan Jakarta - Tanjungpandan (Pulau Belitung). Pesawat yang digunakan ternyata Boeing 737-500, kayak versi mini dari 737-800. Penerbangan berlangsung selama 1 jam 15 menit dan ane mendarat dengan aman di Bandara H.A.S Hanandjoeddin di Pulau Belitung. Salah satu yang membuat ane cukup prihatin sebelum landing adalah di Pulau Belitung ini terlihat begitu banyak lubang-lubang penambangan berwarna putih (yang setelah ane googling adalah penambangan bijih timah dan bahan galian seperti pasir kuarsa, pasir bangunan, kaolin, batugunung, tanah liat dan granit). Ane nggak tau itu masih beroperasi produksi atau nggak, tapi terlihat belum direklamasi sehingga menimbulkan lubang-lubang atau bahasa sananya disebut 'kolong'. Sedih banget lihatnya....

Bandaranya cukup kecil, dan karena belum sempet browsing ane sempet kebingungan harus naik apa ke pusat kota Tanjung Pandan yang jaraknya sekitar 15 km dari bandara. Saat itu kebanyakan penumpang lain sudah dijemput sama keluarganya naik mobil pribadi. Sebenarnya cukup banyak taksi yang menawari, namun karena ane ingin berhemat, ane lebih pengen naik DAMRI yang infonya tersedia. Ane segera nanya ke petugas keamanan bandara dan diarahkan ke tempat naik bis damri.

Sesaat kemudian ane menemukan bus DAMRI tersebut. Suasananya sepi, dan tidak terlihat adanya penumpang lain yang ikut mengantri. Ane masih mikir, oh mungkin masih nunggu penumpang lain kali ya. Namun beberapa saat kemudian ane melihat supir dan keneknya udah masuk, dan ane pun dipersilahkan masuk dimana itu penumpangnya bener-bener cuma ane sendirian wkwkwk.

Supir dan keneknya lumayan baik, mereka menjelaskan kalau emang biasa ga ada penumpang seperti itu sehingga mereka akan jalan ke kota menyesuaikan dengan ada/tidaknya penumpang. 

"Ohh.. emangnya nggak rugi ya pak DAMRI-nya kalau gitu?"

"Ya sebenarnya rugi mbak. Jaraknya kan lumayan 10 km. Tapi ya kita harus tetap melayani masyarakat," jawab pak supir.

"Hmm betul juga ya pak," Jawabku.

"Trus mbaknya sendirian ke Belitung sini? Dari mana?" 

"Surabaya pak. Iya pak sendiri. Cuma 2 hari aja, besok udah pulang. Ini karena tiket pesawatku kesini gratis pak," jawab ane karena ga mau dikira terlalu sombong kok 2 hari doank disini wkwk.

"Wah keren ya mbak, nanti kunjungin A, B, C aja mbak," katanya sambil menjelaskan spot-spot yang wajib ane kunjungin selama di Pulau Belitung.

"Baik siap pak."

"Mbaknya nginap dimana? Nanti kita akan turunkan didepannya."

"Saya di Hotel Surya pak. Di dekat bundaran. Oya untuk tarifnya ini berapa ya pak?"

"Terserah aja mbak, dari mbaknya?"

'Lo, terserah? Bukannya ada tarif resminya ya?' kata ane dalam hati. 'Oh mungkin karena ane satu-satunya penumpang dan diantarkan langsung ke tujuan kali ya. Kasi berapa ya enaknya?' kata ane dalam hati.

Pemandangan jalan dari Bandara ke Kota Tanjung Pandan yang ane ambil dari google street view.

Pemandangan jalan dari Bandara ke Kota Tanjung Pandan yang ane ambil dari google street view.

Pemandangan jalan dari Bandara ke Kota Tanjung Pandan yang ane ambil dari google street view.

Jalanan Pulau Belitung yang sepi membuat waktu tempuh untuk jarak 15 km itu lumayan cepat. Sebelum turun ane membayar Rp 100.000 dan mengucapkan terimakasih.

Meskipun masih jam 10 si empunya hotel mengizinkan ane check in lebih cepat. Hotel ane berupa hotel sederhana dengan 2 twin bed, sebuah meja kecil, dan kamar mandi luar. Sudah lebih dari cukup buat ane istirahat, karena bagi ane murah gpp asalkan bersih. Toh sesuai dengan visi misi ane setelah membeli Sriwijaya Travel Pass, mau backpackeran keliling nusantara dengan dana seminim mungkin yang penting dapat pengalaman sebanyak mungkin. 


Sesaat kemudian motor sewaan ane diantarkan, sebuah scoopy berwarna biru. Ane sempet istirahat di kamar dan browsing apa saja yang kira-kira harus ane lakukan setelah ini. Karena jujur datang ini ane masih buta banget dengan Pulau Belitung. Setelah browsing singkat akhirnya ane menemukan beberapa spot yaitu Mie Atep (untuk makan mie bangka), Danau Kaolin dan Pantai Tanjung Tinggi/Tanjung Kelayang. Oke, target dikunci.

Tujuan pertama ane adalah Mi Atep Belitung yang cuma berjarak 350 meter dari Hotel Surya. Berdasarkan browsing ane, makanan ini, di lokasi ini yang selalu direkomendasikan blogger-blogger buat nyoba mie khas belitung. Dan rasanya emang enyaaak manis-manis gurih, disempurnakan dengan guyuran es teh di kerongkongan yang kering.


Puas makan mie belitung, ane set google map + headset dan mengarahkan motor ke tujuan selanjutnya, Danau Kaolin. Melewati pusat Kota Tanjung Pandan, keadaan cukup padat sebelum akhirnya jalan menjadi sepi tapi muluss luar biasa. Pemandangan kanan dan kiri didominasi oleh perkebunan sawit. Sekitar 45 menit berkendara, sampailah aku di titik yang dimaksud google maps, eh tapi kok ane sama sekali ga menjumpai tanda-tanda bahwa itu tempat wisata. Gak ada plang tiket masuk, gak ada papan plang penunjuk, bahkan ga terlihat adanya orang sama sekali. Ane hanya melihat beberapa orang penambangan yang lagi duduk-duduk.

Danau itupun hanya terlihat seperti danau bekas penambangan dengan genangan air berwarna biru. Warna biru yang disebabkan oleh reaksi antara kaolin dengan air hujan. Karena ane bingung harus ngapain ditempat itu, ane hanya menfotonya sekilas lalu beranjak ke tujuan selanjutnya, Pantai Tanjung Kelayang.

Pantai Tanjung Kelayang berada di sisi barat laut Pulau Belitung, dan dari Danau Kaolin ane harus kembali lagi ke Kota Tanjung Pandan kemudian ke arah utara, menempuh jarak selama 2 jam. Sampai Pantai Tanjung Kelayang sebenarnya ane pengen langsung foto-foto, namun bingung karena pantainya lumayan sepi dan gak ada yang bisa terlihat dimintain tolong (ane belum kenal teknologi tripod kali ya). Akhirnya ane meluncur dulu ke sebuah warung di tepi pantai dan memesan rajungan saos padang 1/2 kg seharga Rp 75.000 dan sebutir kelapa. Hitung-hitung menyenangkan diri dulu lah ya, melepas dahaga di siang terik ini. Sewaktu makan ini ane kembali berpikir, 'gimana ya caranya ane mendapatkan foto-foto yang bagus kalau jarang ada orang gini. Apa ane bayar 50rb buat orang foto-fotoin ane sebentar gitu ya?' pikiran yang langsung ane tepis karena ane malu hehehe. 

Btw sembari bingung, ane benar-benar menikmati sajian rajungan saos padang ini. Daging rajungannya masih fresh jadinya benar-benar berasa gurih dan manis. Beberapa saat makan, ane tersadar sesuatu,

'eh ladelah ini kan bulan puasa ya. Kok bisa ane sesantai ini makan rajungan sama minum es kelapa didepan warung. Harusnya ane makan didalam warung aja yah.'

Pemikiran itu membuat ane mempercepat makan karena nggak enak. Untungnya kondisi pantai lagi agak sepi juga.

Selesai makan, ane bergeser ke spot batu granit didepan sana. Karena apalah artinya mengunjungi Pulau Belitung tanpa berfoto-foto di batu granitnya yang terkenal itu. Ane jalan kaki kesana dan lagi-lagi menjumpai tempat itu sepi banget. Ane sempet duduk sebentar, memainkan kaki di air laut yang berwarna hijau muda. Sesaat kemudian ada sekelompok pemuda (sepertinya traveler juga) yang datang dan ane langsung gercep minta mereka menfotonan ane. Jadilah foto-foto dibawah ini, terimakasih gan. Ane bersyukur setidaknya udah ada foto-foto kenangan dengan batu ini.

Selanjutnya ane jalan keatas, melalui celah-celah diantara bebatuan tersebut. Ane terus mengingatkan diri untuk super hati-hati, jangan sampai terpeleset karena ane gak mau cidera karena kekonyolan ane sendiri. Sampai di puncak batu ane banyak menfoto pemandangan sebelum akhirnya turun ke bawah.

Selanjutnya ane masih menghabiskan waktu beberapa saat di Pantai Tanjung Kelayang ini sebelum memutuskan buat pulang kembali ke kota Tanjung Pandan karena hari sudah mulai sore. Ane sempet berhenti bungkus makan malam sebelum sampai hotel. 

Thank you myself for be brave to solo explore today. Besok targetku adalah menjelajah Belitung Timur, ke sekolah Laskar Pelangi

0 comments:

Posting Komentar