Trip ke Abu Dhabi ini merupakan rangkaian dari Trip Turkey - UEA - Serbia yang kulakukan dari 23 April 2022 - 13 Mei 2022. Perjalanan ke Abu Dhabi ini ane lakukan saat transit penerbangan Jakarta - Istanbul.
Sign Welcome to Abu Dhabi di Bandara Internasional Zayed
Pesawat Etihad yang ane tumpangi sukses mendarat dengan mulus di Bandara Internasional Zayed, Abu Dhabi. Saat itu jam setempat sudah menunjukkan pukul 23.00, dimana ane mempunyai waktu transit sampai pukul 09.30 esok hari sebelum melanjutkan penerbangan Abu Dhabi - Istanbul, Turkiye. Rencana awal ane adalah ane pengen keluar eksplor Kota Abu Dhabi sejenak. Turun dari pesawat, setelah berjalan masuk ke gedung bandara, kami dihadapkan pada 2 pilihan, belok kiri untuk langsung masuk di zona transit, atau lurus naik tangga untuk menuju baggage claim/imigrasi. Masuk zona transit artinya ane tinggal nunggu aja penerbangan Abu Dhabi - Istabul esok hari jam 9.30 di zona transit. Kegiatan yang dilakukan bisa dengan cari spot tidur dan tidur sepuasnya. Masuk ke arah baggage claim/imigrasi artinya ane bisa masuk negara Uni Emirat Arab sejenak.
Setelah berpikir sejenak, ane ambil pilihan lurus naik tangga. Artinya ane putusin masuk negara Uni Emirat Arab, toh kita sudah punya E-visanya dan memang rencana awalnya begitu. Sebelum berangkat pun ane sudah browsing apakah aman jalan di Abu Dhabi tengah malam, dan hasil pencarianku mengatakan Abu Dhabi dan Dubai adalah termasuk kota teraman di dunia bahkan untuk traveler perempuan jalan sendirian di malam hari.
Setelah memutuskan masuk, ane segera tarik tunai dirham (AED) di ATM dan membeli paket internet 24 jam. Karena hanya beberapa jam aja, ane mengambil sekitar 250 dirham/1 jutaan rupiah dan membeli paket internet roaming 24 jam. Kelar urusan uang dan paket internet, ane segera maju ke imigrasi. Petugasnya seorang pria yang kesan awalnya tidak terlalu ramah. Aku menyodorkan paspor dan print E-visaku, tapi dia hanya mengambil paspornya. Sepertinya memang E-visa ane sudah terdeteksi otomatis ketika si petugas scan paspor ane, jadi nggak wajib membawa print-nya.
"Swab you finger," kata petugas tersebut dengan nada dalam dan tegas.
Saat itu - April 2022 - seperti kita tau bahwa dunia baru saja setengah pulih dari Covid 19. Jadi segala sesuatu yang bersifat sentuhan (yaitu scan sidik jari di alat pendeteksi sidik jari) dibatasi. Disini dilakukan dengan 'menggeser 5 jari secara melayang' diatas alat pendeteksi, jadi tidak menempelkannya seperti biasanya. Ane yang ga terlalu ngerti perintah malah menempelkan jari ane ke alat pendeteksi tersebut.
"SWAB," katanya mulai meninggikan tangan.
"How, like this?" Kataku. Ane mencoba beberapa kali tapi masih salah.
"SWABB!!!" jawabnya setengah membentakku.
Ane akhirnya menggeser 5 jari secara melayang dengan ragu dan akhirnyaaa emang itu yang bener. Ane sempet kesel banget dengan perlakuan imigrasi yang sangat 'ramah' itu, tapi berusaha melupakannya. Benar-benar sambutan yang sangat 'baik'.
Bagaimanapun ane akhirnya lega bisa melewati imigrasi dan melihat pemandangan Kota Abu Dhabi pertama kalinya. Saat itu terlihat banyak orang-orang yang duduk-duduk menunggu jemputan di area kedatangan bandara. Ane segera duduk dan mengutik-utik aplikasi uber. Ane sebenarnya pengen banget mengunjungi salah satu ikon religi di Abu Dhabi yakni Masjid Agung Sheikh Zayed, salah satu masjid paling besar di dunia dengan 82 kubahnya yang kembaran dengan Masjid Agung Sheikh Zayed di Solo. Namun setelah browsing lebih lanjut, ternyata jam 22.00 masjid tersebut sudah tutup. Ane segera mencari tujuan alternatif yang bisa dilihat/dinikmati tengah malam dan lokasinya tidak jauh dari bandara. Ane menemukan Yas Bay Waterfront yang berjarak 7 km dari Bandara Internasional Zayed. Yas Bay Waterfront ini terletak di Pulau Yas, pulau yang awalnya menjadi satu dengan dataran utama kota Abu Dhabi, namun sengaja dipisah dengan membuat kanal yang memanjang di sebelah timurnya. Di Pulau Yas ini juga terdapat sirkuit balap mobil Grand Prix, taman hiburan, pantai dan lapangan golf.
Peta Pulau Yas
Yas Bay Waterfront, tempat yang ane kunjungi ini terletak di bagian selatan Pulau Yas. Jadi konsepnya di sepanjang pinggir pantai itu terdapat jalur pejalan kaki yang mengelilingi bagian selatan Pulau Yas, dimana di sepanjang tepi pantai juga akan banyak restoran, cafe, bar, dan hotel. Bayangan yang muncul di kepala ane pasti mirip Marina Bay Walk di Singapore. Dan ane yakin pastilah area itu masih ada orang-orang lah ya.. masih ramai meskipun tengah malam. Ane segera memesan Uber ke titik tersebut dan langsung mendapatkan mobil Lexus. Buset uber aja pakai Lexus ya disini! Wkwkwk.
Yas Bay Waterfront
Tidak sulit bagi ane untuk menemukan Lexus tersebut dan inilah pertama kalinya ane naik Lexus😁. Perjalanan dimulai di jam 11 malam dengan membelah jalanan Kota Abu Dhabi yang luas, modern dan aspalnya sangat halus.
"Wahh halusnya yaa mobil mahal ini. Dan luas banget jalanan di Abu Dhabi ini," kata ane ke travelmate.😁
Jalanan terlihat sudah sepi, hanya sesekali terlihat mobil lain dengan kecepatan cukup tinggi. Ane mulai bertanya-tanya dalam hati, jangan-jangan disana udah sepi ya.. gelap ya.. trus mau ngapain😁.
"Where are you going exactly?" Tanya driver uber kepada kami.
"Yes Bay Waterfront."
"What are you going to do in there?" Tanyanya lagi.
"I don't know exactly, just casual walking. I'm only transit here, tomorrow flight to Istanbul," jawab ane singkat padat jelas supaya dia nggak ngira ane dan travelmate orang ga jelas yang datang ke Abu Dhabi tanpa tujuan hahaha..
"If you like, I can drive you to the mall area and surround. And after that take you back in the airport. 200 dirham." Kata supir uber menawari.
"Thank you but we will decide later. We want to visit Yas Bay Waterfront first."
"Oke you can save my number, in case you want the tour just call me," kata supir uber.
Akhirnya kami diturunkan di area parkiran Yas Bay Waterfront sekitar tengah malam. Area parkiran terlihat sepi dan agak gelap, namun ane melihat masih ada beberapa bazaar yang buka di depan. Bazaar itu terlihat menjual baju dan pernak - pernik.
"Masih rame kok, ayo kita jalan lagi ke arah sana," kata ane bersemangat ke travelmate.
Berjalan semakin ke arah timur, kita sempat berfoto di depan Cafe Del Moar Beach Club. Dari depan kenampakan cafe ini terlihat biasa aja, namun setelah ane browsing dan lihat google maps, woww... ternyata meluas di belakang. Cafe Del Moar ini merupakan destinasi yang populer untuk bersantai dan menikmati suasana pantai. Terinspirasi oleh konsep dari Ibiza, tempat ini menawarkan pengalaman yang mewah dengan pemandangan laut yang menakjubkan, kolam renang yang indah, dan layanan yang berkualitas. Hmmm.. sekarang ane foto didepannya dulu aja ya, kapan-kapan baru masuk.. hahaha...
Kami mulai berjalan menuju waterfront, dikelilingi oleh lampu-lampu yang berkilauan di sepanjang jalan. Meskipun tidak ramai, masih ada beberapa orang yang mondar-mandir, memberikan kami rasa aman dan nyaman saat menjelajahi tempat ini.
Saat kami melangkah lebih dekat ke area waterfront, kami terpesona oleh pemandangan laut yang tenang dan indah. Gelombang kecil menyapu tepian, dan cahaya bulan memantulkan dirinya di permukaan air, menciptakan suasana yang magis. Kami melihat beberapa pengunjung yang berjalan santai, dan beberapa di antaranya membawa anjing mereka.
Kami terus berjalan, menikmati suara deburan ombak dan aroma segar laut. Di sepanjang jalan, ada beberapa kafe dan restoran yang masih buka, meskipun tidak banyak pengunjung. Suasana santai ini membuat kami merasa lebih rileks.
Setelah beberapa saat berjalan, kami menjumpai patung astronot yang terlihat berdiri gagah. Setelah ane browsing, ternyata patung ini didirikan sebagai penghormatan kepada astronot Uni Emirat Arab, Hazzaa AlMansoori. Ia dikenal sebagai astronot pertama dari UEA yang pergi ke luar angkasa. Hazzaa AlMansoori melakukan misi ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada September 2019. Patung ini melambangkan semangat eksplorasi dan inovasi UEA dalam bidang sains dan teknologi, serta ambisi negara tersebut untuk menjadi pemain utama dalam eksplorasi luar angkasa. Patung astronot di Yas Bay Waterfront tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga simbol kebanggaan dan pencapaian bagi rakyat UEA dalam bidang luar angkasa.
Patung astronot di Yas Bay Waterfront sebagai penghormatan kepada astronot Uni Emirat Arab, Hazzaa AlMansoori
Berjalan sedikit, kami sampai di Etihad Stadium. Meskipun malam, stadion ini tetap megah dan menakjubkan. Lampu-lampu stadion yang menerangi area sekitarnya menciptakan nuansa yang berenergi, meskipun sepi dari keramaian. Kami berdiri sejenak, mengagumi struktur besar ini dan memikirkan acara-acara yang telah berlangsung di dalamnya.
Ane mengeluarkan ponsel dan mengambil beberapa foto untuk mengabadikan momen. “Tempat ini keren banget, bahkan di malam hari,” kata ane sambil tersenyum. Kami berdua sepakat bahwa meskipun malam sudah larut, pengalaman menjelajahi Yas Bay Waterfront di malam hari memberikan kesan yang unik dan berbeda.
Sesaat kemudian, karena sudah tidak ada yang bisa dilakukan, kami memutuskan kembali saja ke bandara. Ane memutuskan tidak mengambil penawaran tour dari driver pertama tadi, karena tidak ingin terlalu boros di awal perjalanan. Setelah sampai parkiran mobil, ane kembali memesan uber untuk ke bandara. Perjalanan tidak lama, hanya sekitar 10 menit dan setelah melalui proses masuk imigrasi dengan automatic gate, kami sudah kembali di zona transit. Total biaya yang kami keluarkan untuk pesan uber PP dari bandara ke Yas Bay Waterfront sekitar 400ribuan rupiah.
Tidak banyak yang kami lakukan malam itu di bandara. Kebetulan bertemu dengan beberapa orang Indonesia, jadi kami hanya tiduran yang tidak sukses di sudut bandara sambil menunggu penerbangan esok hari ke Istanbul.
Tiduran bersama beberapa orang Indonesia
Ketemu beberapa orang Indonesia di bandara. Mas didepan mau ke Turkiye juga, sementara ibu yang tiduran mau ke Yaman. Kita tiduran bareng-bareng di spot ini.
Here we go Turkiye!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar