11.04.2021

Surabaya, 6 Desember 2019 : Iseng Mengunjungi Hutan Bambu Surabaya. Bagus gak seh?

Sore itu, daripada gabut, setelah menyelesaikan beberapa urusan di Dinas, ane mengajak temen ane si Nur untuk mengunjungi Hutan Bambu Surabaya. Soalnya ane sudah cukup sering lihat di IG, kok bagus yah kayaknya Hutan Bambu Surabaya ini. Kenampakannya hampir mirip Hutan Bambu yang di Jepang. Yah.. walaupun ane tau sih, miripnya ala-ala. Setelah melihat review beberapa traveler di google map (ane sering banget baca-baca review tempat wisata di Google Map), akhirnya kami memutuskan berangkat kesana sekitar jam setengah lima sore dari daerah Dukuh Kupang. Lokasi hutan bambu ini sendiri berada di Sukolilo, Surabaya Timur.

Yang ane baca sekilas dari review pengunjung di Google Map, Hutan Bambu Surabaya ini dulunya mantan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang disulap jadi tempat wisata gan. Satu kawasan dengan Hutan Bambu Surabaya ini ada Taman Harmoni yang terletak di sebelah timurnya.

Sore itu jalanan menuju Sukolilo cukup padat, karena jam pulang kerja. Kami membutuhkan waktu sekitar setengah jam untuk sampai ke Hutan Bambu. Saat sampai, langit sudah menuju gelap. Tidak ada penjaga ataupun orang lain yang terlihat ada disitu, kami pun segera memarkir motor dan jalan masuk ke Hutan Bambu. 

Sesaat setelah masuk, ane begitu apresiasi langkah Pemerintah Kota Surabaya untuk mengubah tempat yang awalnya "Tempat Pembuangan Akhir" atau TPA menjadi sebuah hutan bambu. Ane jadi mbayangin, dulu area ini pastikan kotor dan bau oleh sampah, tapi kini telah berubah ditanami bambu-bambu yang cukup fotogenik.

Meski untuk dibilang spektakuler banget, ane rasa nggak juga ya. Tapi cukup baguss. Kami menghabiskan sekitar setengah jam disitu untuk foto-foto. Setelahnya kami langsung cuss balik ke arah Dukuh Kupang karena langit mulai menggelap, dan .... Nyamuk-nyamuk mulai berdatangan nyedot darah ane.. Ulala.. nyamuk di Surabaya ini emang luar biasa banyaknya.


P.S : Foto diedit dengan efek ya. Ditambahi saturasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar