7.16.2020

Surabaya, 10 Juli 2020: [THOUGHT] Mengapa tidak perlu iri rejeki orang? because no amount of money can make human satisfied !

Di era sekarang ini, aku menjumpai banyak fakta yang membuatku terkadang sedikit bergidik. Aku menjumpai manusia yang begitu mudahnya iri dan tidak menyukai orang, jika orang tersebut lebih sukses/'terlihat' lebih banyak uang, daripada dirinya. So klasik, huh? Padahal manusia yang iri tersebut juga hidupnya sudah berkecukupan lo. Ya, aku tau dia berkecukupan dari gaya hidupnya sehari-hari. Aku perkirakan masih nyisa-lah pendapatannya setelah dikurangi biaya hidup sehari-hari. Oya pemikiran ini aku dapatkan dari hasil perenunganku selama ini ya. Baik aku yang mengalaminya sendiri (aku merasakannya), aku melihatnya, aku mendengarnya, maupun dari yang aku baca-baca di media. 

Jadi objeknya benar-benar tidak terbatas, bahkan termasuk diriku sendiri (jadi pemikiran ini bukan ditujukan untuk nyindir sekelompok orang tertentu). Karena aku sendiri hanya manusia biasa dan pasti juga pernah merasakan perasaan seperti itu. 

Tapi ane mengalami itu dulu.... Dulu.. sewaktu ane belum mendapatkan pencerahan tentang 'apa arti kehidupan ini sebenarnya'. Sebelum ane menyadari, bahwa apa yang terlihat 'di depan' dari seorang manusia, belum tentu apa yang sebenarnya ada di kehidupannya. Sebelum ane menyadari sifat dasar dari manusia, yakni "serakah".

Pada suatu hari, pemahaman tentang sedikit pelajaran kehidupan datang ke pikiran ane. Saat itu ane berpikir,

"Saat ane kuliah, punya uang 1 juta, keinginannya simpel. Pengen makan enak (tidak akan jauh-jauh dari steak, empek-empek ataupun iga bakar). Selain itu, mungkin hanya jalan-jalan di sekitaran Jogja saja."

"Saat ane mendapatkan beasiswa, 18 juta + 4.5 juta, keinginanku mulai meningkat. Aku membeli sebuah kamera Nikon Coolpix L120 (sepertinya harganya 4,5 juta). Aku membeli tiket jalan-jalan ke Thailand, kemudian ke India. Aku makan enak lebih sering."

"Saat ane broke pada akhir 2014 - awal 2015, benar-benar nggak ada uang sedikitpun di kantong, ane gak punya keinginan apa-apa selain mempunyai sedikit uang  untuk jajan dan beli pulsa. "

"Saat ane mempunyai uang tabungan hampir 20 juta, keinginan ane meningkat lagi. Jalan-jalan traveling ke India, Nepal, beberapa destinasi Indonesia."

Jadi apa agan melihat polanya? Ya... Semakin aku punya uang, keinginanku (sebagai manusia biasa) akan semakin meningkat juga, menyesuaikan dengan jumlah uang itu! Masih biasa saja? OK.

Perumpamaan berikutnya, contohkanlah ke aku. Aku belum pernah punya uang cash/uang stand by di rekening sampai 500 juta. Tapi apakah aku sebagai manusia biasa (jika belum dapat pencerahan), akan biasa saja dan tidak gatal membeli sesuatu lagi yang harganya setara/mendekati uang tersebut? Aku tidak yakin ! 

Belum lagi jika punya 1 M, apa lagi keinginan kita?

Dari pola diatas terlihat, bahwa sebanyak apapun uang tidak akan pernah bisa memenuhi keinginan manusia yang tidak ada habisnya ! Aka keinginan itu akan senantiasa menyesuaikan dengan jumlah uang !

Dan jika kita iri/tidak suka jika orang lain mempunyai rejeki yang melimpah, balik lagi ke alasan diatas. Jika kita sudah cukup, bisa menabung, masih bisa membeli/melakukan hal-hal tersier seperti makan di luar, traveling/jalan-jalan, nonton bioskop, dan kita merasa bahagia/senang melakukannya, terus kenapa masih iri lagi dengan rejeki orang? Memang berapa banyak duit lagi yang bisa memuaskan kita? Jika rejeki orang yang kita iriin itu tiba-tiba "sim salabim" beralih ke rekening kita, trus apa kita kemudian puas? Bukankah manusia akan melupakan 'uang masuk' itu dalam jangka waktu cepat, dan buru-buru mencari uang yang lain?

Kesenangan itu hanya sementara, bukan? Setelahnya, rasa iri/tidak suka itu akan datang lagi jika ada orang lain lagi yang lebih sukses , atau ada orang lain lagi yang dapat rejeki. Alamaaakkk... Terus kalau pemahanan kita tidak diubah, kapan kita akan lepas dari "lubang hitam" ini? Apa hidup hanya mau dihabiskan dengan merasa iriiii terus setiap saat (nggak iri sama Bill Gates atau Jeff Bezos sekalian? 🀣🀣). Lah terus kapan menikmati hidupnya dengan tanpa beban? Kapan akan mulai menghargai diri sendiri dan kerja keras sendiri? Kok yang jadi patokan oraaaaang terus. Eh padahal, apa yang dia upload di medsos untuk "menunjukkan" itu, belum tentu sesuai dengan situasi real di kehidupannya lo !

Jadi inilah pemahaman yang kutanamkan di otakku sejak aku merenungkan hal ini dan mendapatkan pencerahan. Buat apa kita iri dengan rejeki orang? Yang penting diri sendiri, keluarga, orang-orang terdekat sudah cukup. Apa lagi yang mau dikejar sampai harus iri rejeki orang? Bukankah keinginan manusia itu tiada batasnya? Akan selalu menyesuaikan jumlah uang yang dimilikinya?

Jadi mau kita punya 100 juta, 200 juta, 1 milyar, 10 milyar, 1 triliun, polanya adalah SAMA SAJAAA ! Sama sajaa kita sebagai manusia biasa akan menginginkan lebih, lebih dan lebih lagi. Jadi uang itu tidak akan cukup.Tiada habisnya, tiada istirahatnya.....

Lihat saja para artis. Kekayaan mereka sudah berapa Milyar? Tapi mereka masih berbisnis lagi. Sekelas Justin Bieber dan Kanye West saja yang uangnya hampir gak berseri masih bikin bisnis. Donald Trump saja masih berbisnis dimana-mana. Jadi berapa batasan jumlah uang yang memuaskan manusia? Jawabannya tidak ada. 

Tambahan lagi, Bukankah jika orang lain dapat rejeki, itu karena karma baiknya? Atau karena doanya? Kita tidak tahu, mungkin selama ini dia sudah membantu orang cukup banyak. Dia sudah membahagiakan orang cukup banyak, makanya Tuhan membalas kebaikannya. Mungkin dia tidak menguploadnya di medsos sehingga orang lain tidak tahu. Jadi kalau kitanya juga mau rejeki melimpah, harus rajin berbuat baik juga donk ya? Jangan kesehariannya nggak pernah ngapa-ngapain, jarang bantu orang, jarang membahagiakan orang, tapi berharap terus rejekinya lancar? hhh... Selalu mengingat, bahwa hidup itu selalu berawal dari "hukum sebab akibat". Barangsiapa menabur, Ia akan menuai.

7.13.2020

Surabaya, 13 Juli 2020 : Mimpi Aneh Sampai Teriak! 😊😊😁

Well, hari ini berawal dari sesuatu mimpi yang aneh hihihi. Ane akan menceritakan mimpi aneh setengah horror tersebut. 

Jadi pagi ini ane baru tidur sekitar jam 03.30 pagi, karena masih ada sesuatu hal yang masih ane kerjakan. Pas tidur pun, pikiran ane masih gak tenang karena pekerjaan tersebut belum selesai. Tapi ane paksa tidur soalnya males gitu kalau begadang. Ane kalau udah begadang alamak susah tidur soalnya.

Mimpi ane awalnya kurang jelas, tapi settingnya di malam hari, di jalanan kampung yang sepi. Ane sedang naik sepeda motor Shogun 125 ane, entah menuju suatu tempat atau habis meninggalkan suatu tempat. Nah kondisi jalanan yang ane lewatin itu meski gelap, awalnya masih agak rame. Di pinggir jalan masih ada penjual bensin model pertamini gitu, disamping warkop yang lumayan penuh sama anak-anak muda yang nongkrong. Nah sebenarnya pas lewat jalan ini, ane udah tau kalau bensin motor ane sudah menipis. Tapi ya.. dasarnya ane orang malesan, sukanya "nanti-nanti", pas lewat Pertamini tu ane dalam hati bilang,

'Ah wes nanti aja lah ngisinya. Lagian gak terlalu jauh lagi sampai rumah.'

Akhirnya ane lewatin Pertamini itu, dengan bensin yang udah di kondisi 'cukup kritis'. Namun ane yakin bensin itu masih mampu mengantarkan ane sampai ke tempat tujuan ane.
Nah masalah berawal saat ane belok kiri ke tikungan jalan desa lainnya, namun jalan ini kondisinya sepiiii dan gelap. Lebarnya sekitar 1,5 sd 2 meteran, terus kanan kirinya sawah dan gak ada lampu gitu gan. Jadi ane cuma ngandelin sorot lampu motor depan aja. Nah entah kenapa pas lewat jalan kedua ini, ane merasa banget di belakang itu ada yang ngikutin. Hihihi. Saat itu perasaan ane antara takut, tapi lebih ke keselnya, ngapain sih ngikutin ane. Akhirnya karena kesel ane berhentiin itu motor ane, dan nengok ke belakang.

Eh ternyata yang ngikutin ane itu berupa kursi, kursi kayu rotan gitu (seinget ane tingginya sekitar 50 cm) ! 🀣🀣🀣🀣
Apa?? Jadi hantunya berupa kursi? 🀣🀣😁 Et dah emang mimpi aneh banget.

Nah karena ane kesel sama itu 'hantu kursi', ane pun ajak dia duel. Ane ambil itu 'hantu kursi' dan berbuat seakan ane akan melemparnya jauh-jauh. Eh tapi ternyata 'hantu kursi' itu bisa melawan. Saat ane akan lempar ke kiri, dia memberi gaya tolak ke kanan! Saat ane akan lempar ke kanan, dia memberi gaya tolak ke kiri! Dan itu tenaganya kerasa banget. Seperti ada yang nahan itu kursi walaupun wujudnya tak nampak. 😁😁🀣 Ane pun waktu ngetik ini masih kayak kerasa gitu tenaga yang menahan kursiny itu ! 🀣🀣.

Dan saat sedang asik-asiknya duel, eh ane kebangun ! Tapi kebangunnya itu bukan drastis langsung kebangun, kayak masih 1/4 sadar. Dan saat seperempat sadar itulah ane sadar kalau ternyata ane teriak-teriak 🀣🀣🀣😁😁😁. 

Yah.. bukan teriak-teriak yang keras banget gitu sih, kayak gini,

"Aaaah, ahhhh, hmmm..,hmmmmm," semacam itu🀣🀣 (eh tapi ini bukan desahan ya, bayangin aja seperti erangan karena lagi melawan sesuatu gitu 🀣🀣).

Akhirnya ane pun tersadar sepenuhnya. Dan bersyukur banget gak ada tu yang dengar "erangan" ane yang sedang melawan "kursi rotan" ! 🀣 Akhirnya ane menenangkan diri sejenak, lihat 3 kucing ane yang lagi tidur pulas. Ane tidak terlalu mempedulikan mimpi tersebut, anggap aja mimpi karena banyak pikiran masalah kerjaan 🀣🀣.  Tapi lucu juga mau ketawa aja kalau inget. 🀣🀣

Paginya....
Paginya ane terbangun sekitar jam 07.30. Ane langsung cuci muka, minum energen kurma, dan langsung mengerjakan revisi dokumen pencairan. Hwahhh...

Siangnya ane dan temen putuskan mbeliin makanan kaleng untuk Si Mochi. Setelahnya ane putusin untuk servis dan ganti olie si Shogun 125 ane di bengkel langganan depan jalan tidar. Alamak... Berbulan-bulan nggak diservis. Olienya dah berwarna kehitaman dan mau habis hihihi. Selain olie ane juga benerin rem cakram depan yang udah dol/blong (udah gak bisa ngerem sama sekali), lampu depan yang redup, ganti spion, sama rem kaki yang suka nyangkut kakau ditekan terlalu dalam. Selain itu mesinnya si Shogun 125 juga dibersihin secara detail pakai bensin, sikat dan angin bertekanan. Semuanya berjalan selama kurang lebih 1.5 jam dan habis 177ribu. Lumayan lah. Tapi habis itu tarikan si Shogun udah berasa enak banget !
 
Masih ada beberapa PR perbaikan untuk si Shogun ini, maklum barang tua. Wkwk. Antara lain:

1. Rantainya udah usang. Perlu diganti, harganya kurang lebih 150ribu

2. Shock breaker belakang keraasss! Kalau lewat lubang alamak, "Broookkkk!" Suaranya kayak gitu.

3. Shock depan

4. Speedometernya indikator bensinnya udah gak sesuai

Alamaak banyaknya, ini nanti aja deh ! Wkwk! Benerin dikit-dikit kalau ada pemasukan!

Oiya ane mau tidur dulu gan. Besok ane harus ke Probolinggo untuk cari data tambahan eksplorasi. Hmmm.. semoga lancar ya !

7.12.2020

Surabaya, 10 Juli 2020 : Adopsi Mochi dari Jalanan

Surabaya, 10 Juli 2020
Di Rumah Galaxy

Well, hari ini, gak nyangka banget dah, bakal ketambahan 1 keluarga baru lagi 😁😁😁 !

Dia adalah... MOCHI..!
Gimana ceritanya ane bisa mendapatkan Mochi? 

Jadi hari itu, laptop merah ane rencananya mau dipinjem Adi - saudaranya tante ati - untuk sidang thesis. Karena malemnya ane berencana mau kerja juga pakai laptop, alhasil ane dan Riant - teman ane - pun pulang ke Educity untuk mengambil laptop kecilnya Riant. Sewaktu balik ambil laptop, karena kelaparan, kami pun memutuskan makan mi ayam di dekat gerbang masuk Pakuwon.

Nah pas sampai warung mi ayam, belum duduk dan pesen, tiba-tiba ada bayi kucing malang ini yang terlihat duduk-duduk sambil cari makanan di tempat bakaran sate. Kebetulan warung mi ayam ini dekat dengan warung sate.

Sontak Riant bilang,

"Eh ada kucing kecil ini. Kasian ee. Kita bawa pulang udah ke rumah Galaxy?"

"Iyo-iyo bawa pulang aja. Eh sebelumnya tanya dulu sama orang sekitar, ada yang punya nggak? Ada induknya nggak?" Tanyaku sambil mengatur posisi duduk. Semangkok mi ayam ceker dan teh panas sudah kupesan.

"Nggak ada kok mbak, ambil aja gpp. Biasanya ada 2, cuma nggak tau ni yang 1 dimana," kata mas penjual mi ayam.

"Oh iya mas. Aku ambil ya," kata ane.

"Kayaknya harus cari kardus untuk bawa dia deh," kata ane. Kita memang posisi saat itu membawa motor.

Riant terlihat menjaga-jaga si kucing kecil terus. Karena si kucing terlihat kelaparan, ane pun nggak tega. 

"Aku ke Indomaret dulu beli Whiskas sama cari kardus ya," kataku sembari bersiap2 pergi. "Mas, aku ke indomaret sebentar ya cari whiskas," kata ane ke mas penjual mi ayam.

Tidak butuh waktu lama bagi ane untuk mendapatkan 2 bungkus wet food dari indomaret. Meski akhirnya tidak dapat kardus karena kata mas indomaret, kardusnya udah terlanjur diikat jadi 1 tumpukan besar.

Akhirnya selesai makan mi ayam ane dan Riant pun langsung membawa kucing kecil itu ke Rumah Galaxy. Berarti ini akan menjadi kucing adopsi ketiga ane setelah Chiko dan Poppy.

"Dinamain Mochi aja ya," kata ane ke Riant.

Haha. Gak nyangka banget hari ini dapat anak ketiga. Ane janji akan rawat kamu baik-baik Mochi, sampai jadi kucing sehat. Love u Mochi. Ane akan update terus perkembangan Mochi di blog ini.

Mochi di hari pertama Rumah Galaxy. Keadaannya sehat, hanya badannya sangat kurus. Nafsu makannya bagus banget, karena wet food whiskas habis dilahapnya. Dia tidak terlihat takut sama manusia, justru kalau dibelai langsung mendengkur.

Chiko terlihat masih penasaran sama Mochi. Kardus tempat Mochi tidur diintip-intip terus. Awal ketemu mereka masih saling geram menggeram. Tapi 2 hari kemudian udah main-main..

mochi makan wet food whiskas dengan lahapnya.

Wet food whiskas mochi dikuasai sama chiko 😁😁🀣

Jakarta, 10 April 2015 : Ngarep Dapat Project Pemetaan !

Jakarta, 10 April 2015
Mungkinkah?

"Tuhan....lancarkanlah semoga proyeknya goal...bisa jadi geologist lagi selama 3 bulan walau hanya status kontrak, berkutat dengan batu, sepatu sneakers/sepatu lapangan lagi, palu, kompas...awgg kangen skali...setelah semingguan terakhir ini berkutat dengan rapat n draft rapat umum pemegang saham hehehe, pusing ga tau apa2."

Surabaya, 11 Juli 2020
Di Educity
Status ini ane tulis seminggu setelah memulai perantauan di Jakarta. Ya, sudah 5 tahun yang lalu. Saat itu ane sedang magang di bank swasta yang memberi ane beasiswa selama kuliah. Sudah seminggu, apakah ane sudah bisa menikmati pekerjaan baru ini di Divisi Legal?

Hmmmm.... Gimana ya.. Not Really.. Perasaan ane datar aja. Bahagia banget tidak, sedih banget tidak. Karena kerja di bank emang bukan passion ane gan, bahkan jujur, ane sama sekali tidak pernah menginginkannya. Apalagi divisi legal. Divisi di bidang 'perhukuman'. Setiap hari kerjaanku tidak jauh dari ngecek perjanjian-perjanjian, apakah sudah sesuai dengan hukum di Indonesia atau belum. Bagi ane yang anak geologi dan menyukai lapangan, itu sangat membosankaaaaaan !

Ditambah lagi, yang namanya kerja di bank pastilah sangat memperhatikan 'penampilan' ya gan. Baik "teller/front office" ataupun yang di "back office" kayak ane. Ya meski penampilan di "back office" yang ane maksud tidak seperti "front office" ya. Ya bayangkan aja penampilan orang-orang kantoran Jakarta, tapi sedikit lebih "necis" lah. 

Yang bikin ane sebel, baru beberapa hari kerja aja ane udah 2x dapat komentar tentang penampilan. Yang pertama OK ane salah, ane ke kantor pakai sneaker. Tapi itu terpaksa karena sepatu formal ane masih basah (terpaksa ane cuci karena kotor menginjak sesuatu), dan sudah ane jelaskan. Tapi yang kedua ini yang bikin rada gak masuk akal. 

Hari itu seperti biasa ane menggunakan kemeja, diberi blazer. Halah blazer hitam biasa. Cuman ada kancing warna kuning emas kecil di bagian depan, dan di kedua pundak. Menurut ane yang udah simpel, itu simpel lah. Eh gitu aja masih dikomentarin lagi,

"Nanti lain kali kalau pakai blazer yang polos aja ya," kata salah seorang embak-embak yang sedivisi sama ane sambil seperti meneliti penampilan ane. Kita sedang turun bersama di lift setelah selesai kerja.

Buseeet.. ane nggak nyangka banget loh kita diperhatikan sampe detail gitu ! Lagian bagi ane, blazer ini biasa aja kok. Polos hitam hanya ada kancing-kancingnya itu !

Malam itu, lelah dengan semua hal ini, sepulang kerja ane iseng meng-SMS bapak konsultan yang menjadi bos ane sewaktu proyek pemetaan tahun 2014 di Manggarai Barat dan Sumenep (Madura). Nah sewaktu proyek di Manggarai Oktober 2014, bapak ini pernah berkata kepada kami (ane dan 3 teman) bahwa setelah lulus kuliah kami bisa daftar di perusahaan konsultannya dia untuk bekerja sebagai geolog. Dia berkata bahwa perusahaannya selalu kekurangan geolog. Kurang lebih beginilah isi smsku ke dia:

"Selamat malam pak. Apakah di PT. XXX ada lowongan kerja/proyek lagi ya? Mohon infonya Pak. Terimakasih."

SENT. 

Beberapa saat kemudian, balasan dari bapaknya pun datang.

"Ini kami sedang menunggu deal project pemetaan. Kalau deal maka projectnya nanti selama 3 bulan di lapangan, statusnya kontrak. Nanti saya kabari kalau sudah fix."

Rasanya diberi jawaban "nggantung" gitu aja ane udah seneeeeeeng banget gan! Mbayangin bisa kerja di lapangan lagi. Pemetaan dan jalan-jalan lagi. Nggak ada orang yang komenin penampilan ane lagi. Huaaaaaaahhh !! 

"Baik terimakasih ya Pak. Saya tunggu kabarnya ya 😊." Isi balasan smsku ke bapak konsultan.

Hati ane langsung berubah cerah seketika. Seakan-akan ane seperti sudah dapat pekerjaan itu saja. Itu adalah alasan di balik ane menulis status diatas. 😊😊😊

Tidak pernah ada.....
Namun... Berminggu-minggu kemudian.. ane tidak pernah mendapatkan kabar itu. Ane tidak pernah mendapatkan update mengenai proyek yang pernah dibilang Bapak Konsultan. Ane tetap bekerja di bank seperti biasa. Pada minggu kesekian, ane sudah yakin proyek ini tidak akan jadi. Entah bapak konsultan mendapatkan proyek ini, tapi sudah mendapatkan anak buah lain. Atau dia tidak pernah mendapatkan proyek ini...... Hikz πŸ˜”πŸ˜”πŸ˜”.

Mungkin jalan lain.....
Tapi ane tetap bersyukur. Karena ya namanya jalan hidup manusia, tentulah sudah diatur sedemikian rupa. Mungkin itu belum jalan ane. Tuhan masih pengen ane mengasah diri disini. Ane tetap bekerja dengan rajin seperti biasa. Ane merekap, mengatur dan menata akta-akta perusahaan sehingga bisa dicari dengan mudah. Ane mengecek grammar perjanjian-perjanjian perusahaan berbahasa inggris. Ane ngecek typo-typo perjanjian, dan sebagainya.

Ane tetap bersyukur, karena kurang lebih 1 bulan setelahnya (sekitar bulan mei), ane mengetahui ada lowongan pekerjaan menjadi Pegawai Tidak Tetap di suatu dinas pemerintahan yang berhubungan dengan penambangan via jarkom grup angkatan. Singkat cerita ane iseng apply dan mendapatkan pekerjaan ini. Pekerjaan yang menjadi titik balik bagi karir ane bahkan sampai tulisan ini ditulis (Juli 2020) dimana ane sudah berganti pekerjaan menjadi konsultan freelance. Pekerjaan yang ke depannya merupakan jalan untuk mewujudkan mimpi-mimpi ane 😊.

Jika... Jika ane ikut proyek bapak konsultan diatas, yang jangka waktunya adalah 3 bulan, mungkin ane tidak akan daftar Pegawai Tidak Tetap di dinas pemerintahan itu. Mungkin ane tidak daftar karena pekerjaan sebagai Pegawai Tidak Tetap itu akan dimulai pada 1 Juli, yang jika ane ikut proyek pasti masih di lapangan. 

Pengalaman hidup ini memberi ane pelajaran, bahwa terkadang "tidak mendapatkan apa yang kita inginkan adalah suatu series awal dari keberuntungan." Ane selalu bersyukur atas jalan hidup yang Tuhan berikan ke ane, baik saat ane broke maupun saat ane sudah agak berkecukupan. Semua itu membentuk dan mengasah mental ane. Membuat ane jadi manusia yang tegar. Membuat hidup ane jadi berwarna. Membuat ane mempunyai bahan tulisan yang bisa ane baca untuk ke depannya lagi. Alhamdulillah....