Surabaya, 27 April 2020
Di Tempat Kediaman, Pakuwon, Surabaya
Hari ini aku lagi semangat-semangatnya memikirkan tentang rencana 'road trip Surabaya - Larantuka' yang akan segera kulaksanakan setelah 'teror Covid-19' berakhir. Aku lagi seneng-senengnya nonton channel youtube tentang 'road trip', terutama yang menggunakan R4 untuk keliling Indonesia. Beberapa channel favoritku antara lain:
1. Road Trip Indonesia - besutan Bang Den dan Kak Beda. Keliling Indonesia menggunakan mobil Ford Everest Matic tahun 2004, yang karena teror Covid 19 ini, mereka sekarang tertahan di Palu, Sulawesi tengah
2. Xpedition Travelove - aku paling seneng dengan perjalanan si autor dan pacarnya dari Jakarta ke Flores, karena itu juga rencana ruteku nanti, yakni Surabaya - Bali - Lombok - Sumbawa - Flores. Selain itu, aku juga kagum dengan kepiawaian si autor dalam bermain drone, mengambil footage-footage yang begitu cantik terutama di Sumbawa dan Flores.
3. Mario Iroth - perjalanannya dengan Mbak Lilis (tunangannya) untuk keliling dunia naik motor, yang karena teror Covid 19 ini mereka sekarang tertahan di Argentina.
4. Motorbikerz - perjalanan Bang Stephen Langitan dari Jakarta ke London naik motor.
5. Beberapa channel lainnya yang melakukan road trip dari Jakarta ke Padang, Makassar ke Manado, dll. Beberapa channel ini aku hanya mengikuti beberapa episode aja sehingga tidak terlalu hafal nama dan autornya.
Ketagihanku nonton beberapa channel tersebut sampai membuatku hamper setiap hari tidur dengan ritme terbalik, jadi jam 17.00-19.00 biasanya aku akan terbangun dan youtuban sampai besoknya jam 06.00 pagi, kemudian tidur dari jam 06.00 sampai jam 14.00, kadang tidur dari jam 12.00-17.00, pokoknya kacau banget. Hampir nggak pernah kena sinar matahari hehe.
Dari sekian channel diatas, ada salah satu yang paling mendorongku untuk membeli drone yakni Xpedition Travelove. Dengan rute perjalanannya yang 90% mirip dengan rencanaku, serta keindahan landscape Kepulauan Nusa Tenggara yang mereka abadikan dalam video drone, mendorongku untuk 'ikut-ikutan' beli drone. Aku rasa dengan landscape Kepulauan Nusa Tenggara yang banyak tebing berbatasan dengan laut, tebing yang berkelok-kelok, savanna, jalanan berlekuk-lekuk, bakal paling 'best' diambil foto/videonya menggunakan drone disbanding kamera biasa. Karena kita bisa mendapatkan view yang lebih luas jangkauannya.
Sebelum hari ini, aku sama sekali gak kepikiran, dan bahkan gak tau drone merek apa yang bagus di pasaran (soalnya sempet browsing sekilas banyak banget merek drone mulai dari yang murah sampai mahalnya amit-amit).
Akhirnya setelah browsing sesaat di YouTube untuk mencari ilmu, aku menemukan merek drone yang kualitasnya cukup bagus dan diakui daripada yang lain yakni merek DJI. Kemudian aku segera browsing di Lazada dan menjumpai drone paling murah keluaran DJI adalah DJI Tello yang harganya 1,2 jutaan sd 2 jutaan. Namun setelah aku membaca review-reviewnya, kok kameranya cuma 5 MP ya. Hmmm... kurang nih kayaknya kualitasnya.
Kemudian aku browsing seri DJI diatasnya dan mendapatkan merek DJI Spark. Di Lazada harganya lumayan WOW juga ya, untuk yang DJI Spark Basic (hanya berisi pesawat, baterai dan alat chas) seharga 5 jutaan, sedangkan yang combo (pesawat, baterai Utama + cadangan, remote, propeller guard) harganya mencapai 8 jutaan sd 9 jutaan. WOW juga ya. Gimanapun aku gak langsung memutuskan.
Aku juga sempat browsing seri DJI yang lain yakni DJI Phantom baik yang Phantom 3 maupun 4, dimana harga secondnya di Lazada mencapai 6 jutaan sd 7 jutaan. Saat itu pikiranku bimbang antara mau ambil DJI Spark Combo atau DJI Phantom 3 second. Namun setelah browsing lebih jauh di YouTube mengenai perbandingan keduanya, aku rasa untuk keperluan traveling DJI Spark Combo lebih praktis karena lebih kecil dan ringan.
Setelah galau beberapa jam, dan atas saran temanku, tiba-tiba aku kepikiran untuk cari Drone DJI Spark Second aja untuk dapat harga lebih murah. Setelah browsing di OLX dan grup DJI Spark di Facebook, akhirnya aku dapat Drone pilihanku karena isinya lengkap (versi combo) dan harganya miring banget, hanya dilabeli Rp 4.000.000 dan bisa dibayar via rekber tokopedia. Pas banget karena aku gak bisa dengan gampangnya juga percaya dengan penjual online, apalagi penjualnya domisili lumayan jauh yakni di Jogja. Setelah melakukan pengecekan via chat dan online, menyelesaikan beberapa urusan di dinas pagi itu, akhirnya aku melakukan pembayaran via CIMB Niaga dan YESSS akhirnya tinggal tunggu drone datang. Sudah nggak sabar untuk latihan dan memaksimalkan semua fasilitas yang ada di DJI Spark!