5.30.2020

Surabaya, 22 Mei 2020: RIP Chiki ! Terimakasih atas Kehadiranmu Walau Hanya Sesaat

Hari ini Chiki meninggal....

So spechless..

Setelah usaha kami untuk membuatnya sehat kembali.. tapi tubuh kecilnya tidak bisa bertahan..

Dia meninggal setelah kami memberinya asupan makanan lewat suntik.. Terlalu tiba-tiba ketika beberapa detik sebelumnya dia masih mencoba meronta-ronta.

RIP Chiki.. maaf jika apa yang kami lakukan (mencoba memberimu air/makanan supaya tidak dehidrasi), justru malah semakin menyiksamu dan akhirnya kamu meningggal..

RIP Chiki, yang dua hari sebelum hari ini sempat kami bawa ke Drh, dan ternyata Drh saat itu tidak bisa berbuat banyak karena Chiki harus diperiksa di RS Hewan yang alatnya lebih lengkap. Chiki harus dirontgen karena Drh menduga ada kebocoran saluran nafas. Karena setiap kami dot/suntik makan, Chiki selalu mengeluarkan sebagian cairan itu lewat hidung. Kami belum bisa merontgen hari itu, karena RS Hewan masih tutup.

Kami menguburkan Chiki di tanah gembur samping sungai, 200 meter dari kediaman kami. 

Istirahat yang tenang ya Chiki...

Terimakasih telah menemani kami, walau hanya untuk sesaat. 

Surabaya, 26 Mei 2020: Bangun Rumah Kardus buat Chiko Poppy.

Akhir-akhir ini ane sering kepikiran sama mereka - Chiko dan Poppy - gimana nasib mereka di Taman Danau Angsa. Yah.. meskipun kediamanku hanya berjarak 50 meter dari tempat mereka berada, tapi kan ane tidak bisa melihat mereka setiap saat. Ane selalu kepikiran gimana kalau mereka diambil orang, gimana kalau mereka jalan jauh di sekitar taman sampai tersesat, gimana kalau mereka diserang kucing liar. Karena selama ini, tempat berdiam/bersembunyinya mereka kalau ane pas nggak sama mereka itu, kalau Chiko di balik pilar nomor 3, sedangkan Poppy di balik semak-semak.

Malam itu kekuatiran kami - ane dan temen - bertambah kuat karena Pakuwon diguyur hujan cukup deras. Tidak seperti hawa Kota Surabaya pada umumnya, malam ini cukup dingin dan berangin juga. Kami langsung kepikiran Chiko dan Poppy. 

"Aduhh gimana nasib mereka? Mereka mau berlindung dimana? Sedangkan titik Chiko berdiam/sembunyi di belakang pilar nomor 3 itu kalau hujan jelas akan basah. Apalagi Poppy yang di semak-semak."

Ketidaktegaan itu memaksa kami untuk menuju Taman Danau Angsa dan segera mencari mereka. Seperti kita duga, mereka masih di tempat itu, kebasahan dan gemetar kedinginan. Kami begitu gak tega dan langsung memutuskan membuatkan mereka rumah sementara dari kardus. Paling nggak untuk malam ini aja. Supaya mereka nggak kedinginan.

Temen ane segera pergi beli kardus di warung seharga @Rp 1.500 dan kami membuatkan rumah kardus sederhana ini. Poppy langsung begitu nyaman masuk ke rumah kardus dan berlindung dari dinginnya malam disitu. Chiko harus kami bantu masukkan karena awalnya terus mendapatkan penolakan dari Poppy.
"Gini aja.. sebelum besok petugas kebersihan taman datang, kita udah ambil kardusnya terus taruh di mobil. Nanti malamnya kita pasang lagi kardusnya disini buat mereka tidur. Supaya kita gak kena tegur petugas kebersihan," usulku ke temen ane..

"Iyo udah.. gitu aja.. pokoknya malam ini mereka aman dulu." Jawab teman ane.

Akhirnya setelah menata Chiko dan Poppy, kami bisa kembali ke kamar dengan lega. Semoga kalian berdua gak kedinginan ya!

Surabaya, 25 Mei 2020: Rebusin Ayam dan Tongkol Tahu Buat Chiko dan Poppy

Sesuai rencanaku kemarin malam, pagi ini aku akan membuatkan Ayam Rebus spesial buat Chiko dan Poppy. Pagi ini seperti biasa setelah bangun, cuci muka, gosok gigi, dan membuat sarapan simpel untukku (nasi + So Good), aku mulai menyiapkan merebus ayam yang kubeli kemarin malam. Aku merebus 1/4 kg dari yang kubeli kemarin malam.
Aku merebusnya biasa, hanya dengan air dan menambahkan sedikit masako. Total kurebus selama +/- 20 menit. Pokoknya sampai kurasa empuk karena Chiko giginya masih kecil.
Setelah matang akhirnya segera kutiriskan dan kusuwir-suwir supaya lebih mudah dimakan. Aku bawa serta kaldunya. Dan ketika sampai di bawah aku seneng banget karena Chiko sama Poppy lagi-lagi ngemel banget. Bahkan Chiko sampai piringnya tak pegang aja gak boleh, takut ayamnya kuambil hahaha. Kaldunya pun mereka minum dengan lahap.
Setelah menunggu mereka selesai makan dan main-main, ane segera memikirkan menu makan siang mereka. Pokoknya ane tu sayang banget sama mereka, jadi tak perlakukan seperti manusia yang butuh pergantian menu setiap saat. Yah.. karena ane mikirnya hidup mereka sebelumnya udah cukup menderita dan sering menahan lapar di jalanan. Jadi tidak ada salahnya sekarang aku memanjakan mereka. Tongkol dan tempe adalah menu makan siang yang tercetus di pikiranku. Setelahnya, ane segera mengarahkan Si Kia Rio ke pasar yang ada di dekat Kompleks Pakuwon.

Disana ternyata aku tidak menjumpai tempe, semuanya habis. Jadi aku beli tongkol Rp 12.000, setelahnya beli tahu Rp 5.000. Siangnya aku rebus keduanya.
Rencanaku setelah rebusan ini matang adalah menyuwir-nyuwir daging tongkolnya, kemudian mencampurnya dengan tahu ulet. Namun karena aku masih gak tau apa mereka suka tahu atau nggak, aku memutuskan akan mencampurnya nanti pas di bawah. Dicoba dikit dulu ke mereka.
Dan siangnya, aku segera meluncur ke Taman Danau Angsa. Udah gak sabar untuk melihat reaksi mereka ketika memakan racikan menu ketiga ini. Untuk sedikit menambah karbohidrat, awalnya aku mencampur nasi dan tongkol suwir dahulu. Chiko terlihat memakannya sedikit-sedikit. Namun ketika aku memberikan campuran tongkol dan tahu, Chiko malah menghindarinya dan jadi gak doyan sama sekali.

Ketika Poppy akhirnya muncul, sama saja. Ketika mencium bau tahu dia juga jadi tidak selera makan sama sekali. Ahh.. sedih sekali rek.. padahal aku pengen mereka berdua makan lahap kayak tadi pagi.. hhh.. yasudah. Bahkan tak kasi daging tongkol aja mereka gak mau. Kata temen ane sih daging tongkol besekan yang ane beli tuh udah olahan (udah direbus + dikasi garem) jadi kucing pada gak suka. Akhirnya ane lanjutin siang itu main-main aja sama mereka. Malemnya kembali kukasih Wet Food dan syukurlah mereka udah makan dengan lancar lagi. Berarti untuk selanjutnya ikan tongkol "no way" yah!!

Surabaya, 24 Mei 2020: Coba Kasih Makan Ikan Tombro (Ikan Mas) Rebus ke Chiko dan Poppy

Hari ini tepat sudah 9 hari sejak Chiko kuadopsi, dan 7 hari sejak Poppy kuadopsi. Aku begitu menyayangi mereka. Karena meskipun mereka kuletakkan di Taman Danau Angsa, mereka tidak pernah pergi. Hanya disitu-situ saja, bahkan sudah menemukan spot persembunyiannya masing-masing. Chiko sembunyi di balik pilar belakang nomor 3, sedangkan Poppy di semak-semak. Pagi ini seperti biasa aku memberi mereka sarapan Wet Food Tuna dan Beef, serta sedikit biskuit kucing.
Siangnyaa, karena ane masih punya stok fillet ikan tombro (ikan mas) di kulkas yang siap goreng, ane iseng-iseng coba rebusin buat mereka siapa tau mereka suka. Untuk percobaan, aku rebus 2 potong ikan tombro fillet dulu. Aku rebus biasa pakai air saja. Setelah matang, aku memisahkannya dari duri dan memilah-milahnya di piring.
Siangnya, segera kubawa fillet ikan tombro yang sudah dipilah-pilah itu ke Taman Danau Angsa, daannn ternyata mereka berdua suka banget sampai ludes des..  Pertama Chiko yang makan, terus dilanjut Poppy, dan terakhir dihabisin sama Chiko. Seneng rasanya kalau mereka suka, mendorong ane mempunyai ide untuk merebuskan ikan/daging yang lain.
Malamnya, setelah berpikir sejenak ikan/daging apa yang akan ane berikan besok pagi, ane memutuskan akan membuat rebusan daging ayam + tempe. Setelah Isya, ane segera meluncur ke pasar malem di daerah Pandegiling (Surabaya), dimana disitu ada penjual ayam potong yang cukup besar serta terkenal. Tapi karena ini malam lebaran, antrinya MasyaAllah... Baru satu orang belinya bisa 10 kg atupun 5 kg. Dan karena lapaknya kecil, serta begitu banyak yang beli, aturan social distancing jadi dilupakan. Malah ada seorang bapak-bapak yang lagi nunggu istrinya beli ayam, dan mulai batuk-batuk. Ane yang kurang nyaman dengan situasi ini segera menjauh dari lapak dan berniat mencari lapak lain yang lebih sepi.

Ane kemudian arahkan mobil Kia Rio ke pasar daerah Banyuurip. Tapi penjual ayam disana sama saja, dikeburungi orang banyak. Kemudian ane meluncur ke pasar daerah deket mantan kantor ane, Pasar Kranggan, tapi ternyata penjualnya udah pada tutup.

Ah.. yasudah.. gak dapat ayam deh buat Chiko sama Poppy. Padahal ane pengen banget buatin menu spesial buat mereka.

Akhirnya pulangnya ane iseng lewat Pandegiling lagi dan ternyata penjual ayam potong yang tadi udah sepii.. langsung aja ane menepikan Kia Rio dan membeli dada ayam 1/2 kg seharga Rp 25.000. Ane seneng banget malam itu dan gak sabar masakin buat mereka besok.  

Surabaya, 18 Mei 2020: Adopsi Poppy

Sore itu kami sedang beli makanan bayi kucing (wet food) di petshop langganan yakni Kiply Pet Shop yang ada di Jalan Kenjeran, Surabaya. Aku sangat menyukai petshop ini karena berbagai keperluan kucing cukup lengkap disini dan harganya terjangkau, selain itu ownernya cukup ramah.

Sewaktu sedang memilih Wet Food dan berbagai pernak-pernik kucing lainnya, kami juga bermain dengan salah satu kucing di Petshop yang habis disteril. Sama masnya diberi nama Cemong. Awalnya ane berpikir bahwa Cemong adalah kucing orang yang sedang disteril, dan masih opname untuk penyembuhan (karena Kiply Petshop juga menyediakan layanan steril dengan biaya Rp 250.000/kucing). Namun sewaktu sedang main-main sama Cemong, tiba-tiba si Mas Empunya Kiply Petshop ngomong,

"Ambil aja mbak kalau mau. Itu nurut kok kucingnya. Dipotong kukunya juga nurut."

Lah, ternyata bukan kucing orang??

"Loh ini bukan kucing orang yang lagi disteril mas?" Tanya ane.

"Bukan mbak. Itu aku rescue dari jalan. Tiba-tiba udah di depan petshop, akhirnya kukasih makan dan kusteril."

"Diambil aja ya." Temen ane ikut mengusulkan. "Nanti bisa buat tante."

"Oyaudah lah gpp..ambil aja. Nanti sementara bisa ditaruh sama Chiko dan Chiki dulu di Danau Angsa." Jawab ane.

Buset dah, dalam 3 hari tanpa angin dan hujan udah bawa 3 kucing aja. Hehe. 

Akhirnya kami bawa Cemong naik mobil dan memang kucingnya anteng banget. Gak berontak, gak meong-meong, pokoknya diem aja. Setelah sampai dan kami letakkan di taman Danau Angsa, Cemong masih sangat ketakutan dan siaga dengan keadaan sekitarnya. Makanan pun sedikit sekali disentuhnya. Dia hanya sibuk cari tempat untuk sembunyi, seakan ada rasa trauma.

Karena berjenis kelamin betina, ane memberi nama dia Poppy.

Kami memberikan waktu kepada Poppy untuk beradaptasi dengan keadaan sekitar dan tidak terlalu mengganggunya. Selamat datang Poppy di Pakuwon!

5.29.2020

Surabaya, 16 Mei 2020: Adopsi Chiki dan Chiko

Setelah sekian lama berencana, hari ini kami melakukan kegiatan rutin sebulan sekali yakni cuci mobil. Selama 2 bulan belakangan, tempat langganan cuci mobil kita ada di Kenjeran, tepatnya dekat Pantai Kenjeran Lama. Ane seneng aja karena hasil kerjanya benar-benar bersih dan kinclong, si Kia Rio benar-benar jadi gagah habis setelah dicuci disini.

Nah sewaktu lagi nunggu giliran mobil dicuci inilah secara nggak sengaja kita melihat 2 kucing oren kecil yang tertidur di jalanan. Tepatnya 1 tertidur di tumpukan sampah, dan 1 tertidur di bawah warung. Sewaktu ane mengambil biskuit kucing dari mobil, kok yang 1 (yang tidur di tumpukan sampah) kayak gak respon sama makanan gitu. Kayaknya sakit. Hidungnya juga dipenuhi plak-plak hasil ingus yang mengering, sesekali dia bersin. Badannya kurus kering. Mungkin terkena penyakit flu.

Insting penyayang hewan ane dan temen ane seketika muncul, kok kasian banget ya. Masih kecil udah terbengkalai gitu. Mana nggak ada induknya lagi. 

"Gimana kalau kita adopsi aja ini? Kita bawa ke Pakuwon. Nanti bisa diletakkan di area dekat Danau Angsa." Usul teman ane.

Btw, area Danau Angsa itu memang area terbuka kayak taman gitu. Dan disitu setau ane juga udah ada beberapa kucing. Dan selama ini setau ane tidak pernah dipermasalahkan sama pihak Pakuwon.

"Hmm.. iya aduh gimana ya.." ane masih setengah ragu-ragu.

"Udah gpp. Kamu gak kasian apa? Ini mereka masih kecil, yang 1 sakit."

"Hmm iya udah.. tapi tanya ibu di warung itu dulu ya. Siapa tau kucing ini ada yang punya." Jawab ane.

Ibu di warung malah mendukung pas kami mau adopsi 2 kucing oren kecil ini.

"Bawa aja mbak. Itu awalnya ada 3, tapi yang 1 mati. Memang induknya gak ada." Jawab ibu pemilik warung.

Temen ane segera mencari kardus di warung terdekat dan kami mengambil 2 kucing tersebut untuk dimasukkan warung. Kami juga membersihkan plak-plak yang ada di kucing yang sakit. Sepertinya dia kesakitan karena pas kami kupas plaknya, terlihat menangis dan keluar ingus baru dari dalam hidungnya. Sepertinya memang flu nya udah parah. Ane memberi nama mereka Chiki (yang sakit) dan Chiko (yang sehat, yang tidur di bawah meja warung).

Akhirnya cuci mobil selesai dan kami bergegas membawa kedua kucing tersebut ke Pakuwon. Di perjalanan pulang kami sempat membeli susu bayi kucing, sampho badan + kutu, serta beberapa wet food.

Rencana awalnya memang kami akan meletakkannya di taman depan Danau Angsa. Tapi rasanya gak tega karena belum pengenalan area dan yang satu masih sakit. Akhirnya ane bawa ke kamar. Dan sampai di kamar langsung ane mandiin pakai air anget karena kedua kucing ini badannya cukup kotor dan banyak kutunya. Setelahnya ane beri susu hangat dan wet food. Hanya Chiko yang mau makan lahap, namun Chiki seperti ogah-ogahan dan hanya mau tidur. Akhirnya malam pertama mereka tidur dengan cukup nyaman. Keduanya lebih suka di dalam kardus karena mungkin masih takut ke ane. Chiki terlihat tidur dengan nyenyak sehingga membuat ane merasa lega. Semoga dia segera baikan. One of most important day in my life karena sekarang ane sayang banget ama mereka dan biarpun nanti ane pulang Solo, ane akan bawa juga mereka ikut serta.

Surabaya, 6 Mei 2020 : Alat Pancing Datang, Ditegur Satpam Mancing di Danau Angsa 🤣

Hobiku itu mudah banget berubah-ubah. Setelah sebelumnya tergila-gila dengan roadtrip, drone dan kamera go pro, dan kekecewaan yang seketika datang ketika drone-ku hilang dan crash entah dimana ketika sedang melakukan misi pilot otomatis (masih nyesek aja mikirnya), aku mencoba mencari pelarian dengan mulai menonton channel-channel alam seperti kemah, kemah untuk memancing, van life dan lain-lain. Dan salah satu yang lagi-lagi menarik perhatian ane adalah memancing. Ane inget pernah mancing itu waktu masih SMP kalau nggak salah, di pancingan, sempet dapet ikan mas 1 sebelum akhirnya bapak ane gak mau bayar itu ikan dan ane nangis. Hahaha.

PS: untuk keinginan roadtrip ane masih konsisten pengen ya. Cuman dengan keadaan pandemi + psbb kayak gini, belum bisa mewujudkannya sekarang jadi aku cari hobi/kesibukan lain yang bisa dilakukan sekarang.

Setelah tersadarkan bahwa ane pengen banget mulai mancing, ane segera beli pancingan online 100ribuan dari Lazada dan malam ini barang itu datang. Udah semangat banget mau mulai mancing, Setelah unboxing, baru sadar kalau belum ada kailnya wkwkwk. Akhirnya kami meluncur ke toko pancing di daerah deket Kali Jagir untuk beli kail, cacing dan lumut. Awalnya sempet mau langsung mancing di Kali Jagir situ (deket bendungan), tapi diurungkan karena isinya bapak-bapak semua, area cukup gelap dan udah agak malem. Akhirnya kita kembali ke area kediaman, dan atas usul temen ane, kita memutuskan malam itu iseng mancing di Danau Angsa Pakuwon. Oya sebelum ada ide mancing disini, aku tuh udah agak ragu. Soalnya ini kan kolam punya Pakuwon ya, apa boleh gitu mancing disitu. Meskipun kami juga residen Pakuwon. Tapi temen ane meyakinkan ane soalnya katanya pernah ada satpam mancing disitu. Haha. Yaudahlah sekut aja.
Akhirnya kita pasang umpan cacing di kail dan menunggu serta menungguuu.... Haha ternyata bosan juga ya mancing. Secara ane nonton acara mancing-mancing itu di Youtube kok kayaknya cepet gitu dapat ikannya (padahal kan di cut-cut ya adegannya wkwk). Setelah berdiam di 1 spot cukup lama tapi gak dapat, akhirnya kita pindah ke spot agak tersembunyi di pinggir danau.

"Eh ada yang sentuh-sentuh kailnya nih!" Ujarku dengan bersemangat.

"Mana-mana!" Temanku menjawab dengan tak kalah bersemangat.

Temanku langsung menyentakkan kali dengan begitu keras. Daaaann.. kita dapat strike 1 mujaer kecil guys! Hahaha. Awalnya sempat mau release aja balikkan ke kolam, tapi akhirnya kita tahan dulu di jaring yang kita beli juga di Kali Jagir.

Lanjut memancing lagi, dan menungguuu... Tiba-tiba terjadilah kejadian ini..

"Ngapain ya mbak?" Tanya seorang satpam dengan penasarannya. Karena hampir tengah malam dan kita duduk nunggu di sudut yang agak sepi, mencurigakan banget 

"Mancing pak," jawabku dengan polos.

"Wah gak boleh mbak.. ini kan bukan tempat umum. Ini kolam."

"Oh iya pak.. minta maaf." Jawab teman ane sambil menelepon dan mengambil beberapa barang

Tapi ane menjawab dengan agak sengit, "Soalnya katanya boleh pak mancing disini. Bahkan katamu ada juga satpam yang mancing disini kan?" Ujarku ke temenku.

Temenku membuat kode seakan-akan menyuruhku diam.

"Yah pokoknya gak boleh mbak, ini kan bukan kolam umum."

"Udah.. dilepasin aja tu." Kataku ke temenku. Maksudnya lepasin si malang mujaer kecil. 

Dan setelah mengambil beberapa barang, melepaskan si mujaer kecil, sialnya dia malah ninggalin ane masih dengan jorang pancing, benang yang masih berseliweran, dan umpan-umpan.

Jujur yang ada di pikiran ane ya malu banget!! Haha. Mana si pencetus ide malah pergi gitu aja. Dan ane lupa kasitau ke satpamnya bahwa ane juga residen Pakuwon (tempat ane hanya berjarak 50 meter dari kolam). Jangan sampai dikira ane orang "freak/aneh", orang luar Pakuwon yang tengah malam cuma datang ke kolam mau mancing wkwk. Padahal kita mah kan manusia kelelawar ya. Aktifnya kalau malem. 

"Lagian gak dapat apa-apa juga kok pak."

"Yaudah diberesin aja." Jawab si satpam.

Akhirnya dengan menggerutu ane ambil semua perlengkapan pancing ane, dan sedikit memarahi teman ane karena malah ninggalin ane sama si satpam ini. Dan pandangan satpam itu tidak terlepas dari kami sampai kami meninggalkan area kolam. Seandainya gak ketahan logika, bibir ini udah mau berucap,

'Santai aja pak, gak usah segitunya ngliatin. Kita cuman iseng aja kok.'

Tapi ini gak pernah ane katakan. 

Akhirnya temen ane dapat kesempatan untuk bertanya satpam lain yang deket situ, dan jawaban satpam lain ini cukup membingungkan:

"Boleh kok mbak mancing disitu (danau angsa). Malah ada beberapa orang juga yang pernah mancing disitu. Itu emang satpam kawasan aja yang kadang agak tegas."

Nah lo, jadi mana yang bener? Wkwkwk. Yasudahlah tesresah. Esoknya kita melakukan "savage" dengan melakukan "trip mancing" di laut, tepatnya area Selat Madura dekat Pantai Kenjeran Lama.

Surabaya, 29 April 2020 : Drone DJI Spark Datang.

29 April 2020
Di Tempat Kediaman, Pakuwon, Surabaya

Mengacu ke pemberitahuan dari Tokopedia, hari ini droneku datang. Seneng banget rasanya dan gak sabar mau unboxing dan latihan. Paket yang kudapatkan meliputi badan pesawat/drone-nya, 2 baterai, 4 propeller guard, baling-baling, remote, charge asli, 2 kabel USB, pelindung remote control dan bonus powerbank. Cukup murah dengan harga 4 juta kan... Dan aku puas banget karena kondisi dronenya masih mulus.

Hal pertama yang kulakukan adalah belajar cara menyalakan remote dan pesawatnya dari YouTube, kemudian mendownload aplikasi DJI Go dari Playstore. Hari ini hanya latihan dan menyalakan drone 1,2 meter aja di dalam kamar. Belum bisa latihan full karena masih ada deadline dokumen Ngawi. Latihan baru kulakukan lusa di Danau Angsa.


Surabaya, 27 April 2020 : Beli DRONE DJI Spark Combo (2'nd)


Surabaya, 27 April 2020
Di Tempat Kediaman, Pakuwon, Surabaya

Hari ini aku lagi semangat-semangatnya memikirkan tentang rencana 'road trip Surabaya - Larantuka' yang akan segera kulaksanakan setelah 'teror Covid-19' berakhir. Aku lagi seneng-senengnya nonton channel youtube tentang 'road trip', terutama yang menggunakan R4 untuk keliling Indonesia. Beberapa channel favoritku antara lain:

1. Road Trip Indonesia - besutan Bang Den dan Kak Beda. Keliling Indonesia menggunakan mobil Ford Everest Matic tahun 2004, yang karena teror Covid 19 ini, mereka sekarang tertahan di Palu, Sulawesi tengah

2. Xpedition Travelove - aku paling seneng dengan perjalanan si autor dan pacarnya dari Jakarta ke Flores, karena itu juga rencana ruteku nanti, yakni Surabaya - Bali - Lombok - Sumbawa - Flores. Selain itu, aku juga kagum dengan kepiawaian si autor dalam bermain drone, mengambil footage-footage yang begitu cantik terutama di Sumbawa dan Flores.

3. Mario Iroth - perjalanannya dengan Mbak Lilis (tunangannya) untuk keliling dunia naik motor, yang karena teror Covid 19 ini mereka sekarang tertahan di Argentina.

4. Motorbikerz - perjalanan Bang Stephen Langitan dari Jakarta ke London naik motor.

5. Beberapa channel lainnya yang melakukan road trip dari Jakarta ke Padang, Makassar ke Manado, dll. Beberapa channel ini aku hanya mengikuti beberapa episode aja sehingga tidak terlalu hafal nama dan autornya.

Ketagihanku nonton beberapa channel tersebut sampai membuatku hamper setiap hari tidur dengan ritme terbalik, jadi jam 17.00-19.00 biasanya aku akan terbangun dan youtuban sampai besoknya jam 06.00 pagi, kemudian tidur dari jam 06.00 sampai jam 14.00, kadang tidur dari jam 12.00-17.00, pokoknya kacau banget. Hampir nggak pernah kena sinar matahari hehe.

Dari sekian channel diatas, ada salah satu yang paling mendorongku untuk membeli drone  yakni Xpedition Travelove.  Dengan rute perjalanannya yang 90% mirip dengan rencanaku, serta keindahan landscape Kepulauan Nusa Tenggara yang mereka abadikan dalam video drone, mendorongku untuk 'ikut-ikutan' beli drone. Aku rasa dengan landscape Kepulauan Nusa Tenggara yang banyak tebing berbatasan dengan laut, tebing yang berkelok-kelok, savanna, jalanan berlekuk-lekuk, bakal paling 'best' diambil foto/videonya menggunakan drone disbanding kamera biasa. Karena kita bisa mendapatkan view yang lebih luas jangkauannya.

Sebelum hari ini, aku sama sekali gak kepikiran, dan bahkan gak tau drone merek apa yang bagus di pasaran (soalnya sempet browsing sekilas banyak banget merek drone mulai dari yang murah sampai mahalnya amit-amit).

Akhirnya setelah browsing sesaat di YouTube untuk mencari ilmu, aku menemukan merek drone yang kualitasnya cukup bagus dan diakui daripada yang lain yakni merek DJI. Kemudian aku segera browsing di Lazada dan menjumpai drone paling murah keluaran DJI adalah DJI Tello yang harganya 1,2 jutaan sd 2 jutaan. Namun setelah aku membaca review-reviewnya, kok kameranya cuma 5 MP ya. Hmmm... kurang nih kayaknya kualitasnya.

Kemudian aku browsing seri DJI diatasnya dan mendapatkan merek DJI Spark. Di Lazada harganya lumayan WOW juga ya, untuk yang DJI Spark Basic (hanya berisi pesawat, baterai dan alat chas) seharga 5 jutaan, sedangkan yang combo (pesawat, baterai Utama + cadangan, remote, propeller guard) harganya mencapai 8 jutaan sd 9 jutaan. WOW juga ya. Gimanapun aku gak langsung memutuskan.

Aku juga sempat browsing seri DJI yang lain yakni DJI Phantom baik yang Phantom 3 maupun 4, dimana harga secondnya di Lazada mencapai 6 jutaan sd 7 jutaan. Saat itu pikiranku bimbang antara mau ambil DJI Spark Combo atau DJI Phantom 3 second. Namun setelah browsing lebih jauh di YouTube mengenai perbandingan keduanya, aku rasa untuk keperluan traveling DJI Spark Combo lebih praktis karena lebih kecil dan ringan.

Setelah galau beberapa jam, dan atas saran temanku, tiba-tiba aku kepikiran untuk cari Drone DJI Spark Second aja untuk dapat harga lebih murah. Setelah browsing di OLX dan grup DJI Spark di Facebook, akhirnya aku dapat Drone pilihanku karena isinya lengkap (versi combo) dan harganya miring banget, hanya dilabeli Rp 4.000.000 dan bisa dibayar via rekber tokopedia. Pas banget karena aku gak bisa dengan gampangnya juga percaya dengan penjual online, apalagi penjualnya domisili lumayan jauh yakni di Jogja. Setelah melakukan pengecekan via chat dan online, menyelesaikan beberapa urusan di dinas pagi itu, akhirnya aku melakukan pembayaran via CIMB Niaga dan YESSS akhirnya tinggal tunggu drone datang. Sudah nggak sabar untuk latihan dan memaksimalkan semua fasilitas yang ada di DJI Spark!