Pengalaman ini terjadi pada 2 November 2014, tepatnya di Rumah Ine dan Ame di Desa Golo Mbu, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Cerita ini sendiri kutulis pada 4 Juni 2020, jam 08.14 PM WIB, disaat ane sedang refreshing dari kejaran deadline dokumen tambang yang harus kumasukkan besok. Sama seperti postingan sebelumnya, kejadian ini udah hampir 6 tahun yang lalu. Ane teringat kejadian ini karena membuka 'log aktivitas' facebook-ku di tahun 2014. Ketika aku membuka 'log aktivitas' ini, lagi-lagi banjir kenangan memenuhi benakku. Ane masih ingat dengan jelas kebaikan Ine dan Ame menerima Ane dan Age menginap di rumah mereka.
Saat itu aku mengikuti "Proyek Pemetaan Potensi Bahan Galian C sekaligus Pemetaan Tambang Rakyat Liar" di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur yang diadakan oleh PT. Geospasia Wahana Jaya (bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten). Aku sendiri bisa mengikuti proyek ini setelah iseng-iseng SMS dosenku (Pak Agung Setianto) apakah aku bisa daftar ikut. Ketika itu Pak Agung memang posting di grup facebok mencari '2 anggota cowok' untuk pemetaan di Flores. Saat itu aku sendiri memang lagi 'gabut berat'. Ngerjain skripsi masih maless dan gak ada duit sama sekali. Ane mengikuti proyek ini bersama 3 teman lainnya yaitu Age, Hamjek dan Mbak Yaya.
Nah salah satu titik yang saat itu kami tinjau adalah Desa Golo Mbu, Kecamatan Sano Nggoang. Di kecamatan ini ada sebuah Danau hasil aktivitas vulkanisme, yaitu Danau Sano Nggoang dimana di bagian tepi danau itu ada dijumpai tenaga panas bumi (geothermal). Alasan kami bisa sampai di titik tersebut ane agak lupa, tapi sepertinya atas saran dan petunjuk dari Bapak Pemerintah Kabupaten (di foto gambar paling kiri). Saat itu tim kami dibagi menjadi 2, ane sama Age bertugas di sekitar Desa Golo Mbu; sementara Hamjek sama Yaya di tempat lain. Nah selama di Desa Golo Mbu ini ane sama Age tinggal di rumah Ine dan Ame. Ini adalah sedikit cuplikan ceritaku Bersama mereka:
Desa Golo Mbu, 2 November 2014
Sesaat sebelum kami kembali ke Kota Labuan Bajo, meninggalkan rumah Ine dan Ame...
(Kembali) merasakan kebaikan dan ketulusan hati masyarakat lokal NTT, tepatnya Desa Golo Mbu, Kec. Sano Nggoang.Kegiatan pemetaan yang mengharuskan kami menginap di suatu desa kecil menghantarkan kami menginap di rumah ine dan ame (sebutan khas Flores untuk mama dan bapa)... Di rumah sederhananya, kami dipersilahkan tidur di 2 kasur yang sudah ditata rapi, disuguhi roti serta ayam. Tidak ada listrik tetap (mesin genset), tidak ada sumber air bersih (hanya dari sungai), tapi kulihat masyarakat desa menjalani hidupnya dengan bahagia. Sungguh ketulusan hati yang tak terlupakan, thank u
Tidak ada komentar:
Posting Komentar