6.04.2020

[ROTE Part 2] 10 Desember 2016 : Berangkat ke Pulau Rote

Suasana pagi di sekitar Pelabuhan Tenau, Kupang
#Nusa Lote, Nusa Malole 1
Pulau Rote, Pulau yang Baik 1
Perjalanan ini sebenarnya sudah ane rencanakan sejak November, rencana perjalanan sudah ane buat jauh-jauh hari, tapi nyatanya pas berangkat tetap kelabakan juga. Memang pemalas.
Keberangkatan ane ke kupang adalah tanggal 9 desember, sementara tanggal 7-8 desember ane ada tugas lapangan ke Ngawi. Pulang dari Ngawi 8 desember udah jam 7 malam, belum ada persiapan apa-apa (sebagian baju-baju buat berangkat besok blm dicuci). Langsung kerja laporan dan main pingpong sampe hampir jam 9, pulang-pulang bingung karena cuma punya baju bersih 2. Akhirnya baju buat berangkat besok terpaksa pakai baju bekas pijetan dr ngawi yang masih bau minyak telon wkwk. Celana-celana jeans entah bersih atau kotor langsung lipat masukin tas. Akhirnya baru selesai packing jam 1 pagi. Jam 3 pagi alarm sudah bunyi, memaksaku mengangkat tubuh malasku ke bandara. Hhhh....pemalaas.
Sekarang mau ke Rote, masih menunggu loket kapal dibuka. Semoga perjalanan aman, karena katanya perairan Kupang-Rote adalah salah satu perairan dengan arus terganas karena merupakan pertemuan 2 arus. Wkwk. Semoga lancar.
Terlalu bening tuk tak diabadikan. Pemandangan Pelabuhan Tenau pada 10 Desember 2016, saat ane dan Richa sedang menunggu kapal Bahari Ekspress 1F yang akan membawa kami ke Pulau Rote.
10 Desember 2016 Berangkat Menyeberangi Perairan Selat Pukuafu
Kapal Bahari Express 1F membelah Selat Pukuafu, perairan antara Pulau Timor dan Pulau Rote, pulau paling selatan dari Republik Indonesia. Im glad to be here. Pulau Rote sangat sepi.....masyarakatnya tidak beda jauh dengan Kupang, ramah dan baik luar biasa. I love Rote. Sekarang beta berada di Pantai Nemberala, pantai dengan spot surfing terbaik kedua setelah Hawaii. Kalau musim liburan (Agustus) banyak bule yang datang kesini untuk surfing. Tp karena sekarang sedang low season, suasana sepii sekali. Hampir tidak ada orang. Hanya babi-babi yang berkejaran ditemani deburan ombak Sampai di Pulau Rote, menginap di penginapan sederhana dekat Pantai Nemberala.
Membawa indomie kuah panas di rantang mini rice cooker, kopi segelas, alunan musik meditasi Buddha, air mineral ditemani deburan ombak aku mengasingkan diri disini. Sepi sekali. Tidak ada manusia. Sangat indah, nyaman, dan membahagiakan. Aku suka kehidupan sederhana disini.......kehidupan  tanpa beban berlebihan....tanpa ambisi berlebihan....#visitRote #visitNTT Setelah itu, aku berjalan-jalan di sekitar Pantai Nemberala dan menemukan di sepanjang pantainya ternyata banyak babinya. Hehehe.
Mama...mama...beta minta cucu....
Disini banyak sekali babi berkeliaran, diusir susah, kerjaannya seharian hanya nyari makan, biasanya nyari kepiting kecil-kecil. Moncongnya jadi penuh pasir soalnya suka ngeruk-ngeruk tanah.
Ini adalah Sunset di Pantai Nemberala

Tidak ada komentar:

Posting Komentar