Menuju PART 1
Surabaya, 11 Februari 2017
Pukul 23.00 Waktu Indonesia Barat atau setara 24.00 waktu Malaysia.
Tanganku mulai bergerak cepat membuka situs www.airasia.com dan seger mencari rute yang sukses membuatku gemetar malam itu, Kuala Lumpur - Honolulu - Kuala Lumpur. Aku tidak peduli lagi tanggal berapa aku bisa pergi, apakah aku bisa mendapatkan cuti kerja, pokoknya targetku malam itu adalah mendapatkan tiketnya, titik! Urusan yang lain akan kupikirkan nanti. Perasaan gak sabaran, takut kehabisan tiket promo, takut pada tanggal yang kuinginkan promonya habis, terus menghantuiku sembari menunggu halaman pencarian terbuka.
Jreeeennnggg...
Terbukalah halaman pencarian Kuala Lumpur - Honolulu - Kuala Lumpur sesuai tanggal yang kuminati dan sukses membuat aku tercengang. Disitu tertulis tarif penerbangan promo KL - Honolulu - KL adalah total 800-san Ringgit Malaysia saja!! What the ****, itu kan setara Rp 2,7 jutaan saja?? Buseet, murah banget! Aku masih gak percaya dan terus mencari di tanggal-tanggal lain. Ternyata SAMA! Harga tiket promo ini terdiri dari 3 kategori yakni yang paling murah seharga Rp 2,7 juta PP, kemudian jika yang Rp 2,7 juta PP ini habis, maka harga diatasnya adalah Rp 5,4 juta PP, kemudian harga diatasnya Rp 8 jutaan PP.
Sukses membuat aku speechless cukup lama. Kayak nggak percaya, masa semurah ini? Bertahun-tahun sejak SMA aku selalu iseng mencoba melihat harga tiket pesawat ke Honolulu, dan harganya tidak akan jauh-jauh berkisar dari Rp 7jutaan sd Rp 16 jutaan PP. Harga yang selalu membuat mimpiku seakan ditendang jauh-jauh bahkan sebelum dimulai. Duit dari mana kan? Tapi ini sekarang… di depan mataku… harga tiket pesawat ke tempat impianku terpampang dengan begitu murahnya. Seakan-akan menunggu untuk diklik beberapa tahap untuk sampai ke status CONFIRMED.
Pernah nggak sih ngerasain gan? Disaat kita sudah memimpikan pergi ke suatu tempat begitu lama, dimana kita begitu terlena menikmati mimpi tersebut. Sering koar-koar ke medsos mengenai mimpi tersebut. Seakan-akan kita sendiri nggak percaya bahwa mimpi itu akan menjadi nyata. Seakan-akan aku bahagia hanya dengan bermimpi dan seperti tidak berharap bakal dapat mencapainya dalam waktu cepat. Tapi tiba-tiba, di hari tidak terduga, itu semua berpeluang 90 % untuk diwujudkan malam ini. Sungguh speechless dan masih nggak percaya...
Malam itu,aku komunikasi intensif sama calon travelmateku, Fredo, untuk menentukan tanggal berapa kita akan berangkat. Sembari mencari tanggal yang pas, aku terus mengamati kalender libur tahun 2017 untuk mencari hari dan tanggal kejepit yang terbaik. Gimanapun statusku masih pegawai pemerintahan yang harus bekerja dari Senin sd Jumat dari jam 07.00 sd 15.30, dan akupun belum mendapatkan hak cuti. Artinya, aku harus mencari hari yang dipenuhi tanggal kejepit. Paling nggak aku bisa 'hanya' izin 3 harian. Estimasiku, dengan jarak yang sebegitu jauhnya, minimal aku membutuhkan waktu 1 minggu untuk ke Hawai'i.
Ketika sudah mendapatkan tanggal yang tepat - dalam 1 minggu itu ada 1 hari libur dan 2 hari libur weekend - aku segera mengabari Fredo dan dia cocok juga. Booking kulakukan satu persatu karena limit kartu, daaaan….. ketika aku siap melakukan konfirmasi, harga sudah beralih ke tingkat kedua, yakni Rp 5,4 juta.. sedihnyaaa..
Aku tidak menyerah, dibantu sama Fredo, akhirnya kita kembali mendapatkan tanggal yang harga tiket PP nya masih Rp 2,7 juta PP, yakni 18 September 2017 sd 23 September 2017. Wait..wait...
"Eh 18 September 2017 itu kan hari senin bro, 23 September 2017 juga senin? Wedeehhh masak aku minta izin seminggu??" protes ane ke Fredo. Memang yang mengusulkan tanggal itu adalah Fredo karena dia ikut searching juga di rumah.
"Udah sikat aja.. Kapan lagi kan? tinggal izin aja, hahaha." jawab Fredo dengan santainya.
Aku sempat mikir sejenak. 'Ya ampun, gimana ini?? Mimpiku sudah hampir terwujud hanya dalam beberapa klik saja. Tapii…. apakah aku beneran harus izin 1 minggu?? Haduh apa bisa? Gimana aku punya muka? Sedangkan tahun 2017 ini aja aku udah gak enak banget ke atasanku karena udah pernah ketahuan bolos 2 hari waktu ke China dan izin 3 hari pas ke Eropa.'
Aku seakan dihadapkan pada keputusan sulit yang harus kuputuskan saat itu juga. Aku dikejar waktu. Jika aku nggak segera memutuskan, tiket promo itu akan segera hilang dan beralih ke Rp 5,4 juta PP seperti diawal (harga tiket naik 2x lipat).
Ditengah kegalauanku dan WA Fredo yang terus dating meminta konfirmasiku, aku kembali teringat kenangan-kenangan semasa SMA-Kuliah tentang mimpiku ke Hawai'i. Tentang semua catatan yang kutulis, itinerary perjalanan yang kubuat untuk persiapan ke Hawai'i di masa depan, saat dimana aku dikosan Jogja dan menulis kecil di tembok, 'Kapan aku bisa ke Hawai'i?', saat aku menempel foto-foto Hawai'i di buku catatan kuliahku untuk penyemangat supaya aku semangat kuliah, bisa cepat lulus dan ke Hawai'i. Aku teringat masa-masa itu begitu…...menyenangkan, tapi terkadang membuatku sedih. Kenapa aku harus bermimpi ketika aku tidak punya uang untuk mewujudkannya?
Aku membuka mataku dan seketika tanpa berpikir lagi melakukan beberapa ketikan di notebook ASUSKU.
11 Februari 2017, pukul 12.53 WIB.
Status tiketku KL - Honolulu - KL telah berubah menjadi CONFIRMED.
Tanganku masih gemetaran, antara percaya dan tidak percaya. Aku masih tidak mau berpikir tentang gimana caranya nanti membuat visa USA, meminta izin 1 minggu tidak kerja ke atasan, uang saku dan lain-lain. Aku tidak mau pusing-pusing memikirkan itu sekarang. Yang ada di hatiku sekarang… aku merasa lega...lega banget karena sudah mengamankan tiket ini di tanganku… Oh my God..
Setelah proses bookingku selesai, aku segera melakukan booking serupa untuk Fredo dan akhirnya kita berdua sama-sama sudah mendapatkan tiket dengan status CONFIRMED. Begitu bahagia rasanya malam itu… mungkin penceritaanku disini terkesan agak dramatis, tapi memang itu yang kurasakan saat itu, malam itu.. Bagi pejuang dari 0 seperti aku, pasti begitu paham apa yang aku rasakan..Terimakasih Tuhan..
NB: Cerita akan berlanjut ke PART 3, tentang perjuanganku untuk mengurus dan apply visa USA di Konsulat Jenderal US di Surabaya. Stay tune.
To be continued : PART 3
0 comments:
Posting Komentar