1.06.2020

6 Januari 2020: PERJUANGAN BELI RUMAH, Minta Surat Keterangan Lajang ke Kelurahan

Pagi ini aku baru tidur jam 4 pagi, karena aku masih mengerjakan penggambaran peta 9 lokasi di Blitar. Namun karena mata semakin berat dan aku tidak berniat begadang, kusudahi kerjaanku untuk kulanjutkan esok hari. Aku tertidur dengan nyenyak dan terbangun keesokan harinya oleh desakan dari bapakku yang menyuruhku bangun untuk segera mengurus surat keterangan lajang di kantor Kelurahan Gilingan, Solo.

Aku terbangun dengan malas, setelah mengurus kucingku, Si Mio sebentar, aku segera bersiap dan setelahnya mengajak ayahku berangkat. Sebelumnya, kita sarapan di Soto Seger Sastro. Sarapan yang murah, lezat dan mengenyangkan.
Setelahnya, kita bergegas fotocopi KTP dan KK kemudian beranjak ke Kantor Kelurahan Gilingan. Disana kami disambut dengan ramah dan setelah mengutarakan tujuan kami, aku segera diberi form surat keterangan lajang untuk diisi. Setelah ttd diatas materai, surat tersebut langsung distempel kelurahan, dan tadaa, prosesnya selesai. Hanya begitu saja. Tidak perlu menunggu berhari-hari ataupun berminggu-berminggu. Hanya perlu beberapa menit dan semuanya selesai. Salut banget dengan pelayanan Kantor Keluarahan Gilingan.

Setelahnya, ayahku mengajak ke KPP Solo untuk mengurus NPWPku. Sebenarnya aku sudah punya NPWP, hanya belum mempunyai kartunya. Jadi rencana kesana mau nyetak, tapi antrinya lama banget. Jam 12 siang baru antrian ke 54 dari antrian 66 (antrianku). Karena tadi pagi aku sudah berjanji dengan salah satu klienku di Nganjuk untuk menyerahkan perbaikan dokumen 2 hari lagi, aku memaksa ayahku pulang dan mengurus lain waktu. Lagipula, syarat kartu NPWP ini belum urgent dibutuhkan.

Setelah ini, kewajibanku selanjutnya adalah menghubungi Mbak A (marketing perumahan), untuk mengabari jika syaratku sudah lengkap. Aku harus menyiapkan KTP, KK, Surat Lajang, dan mempersiapkan membayar uang DP. Bismillah semoga semuanya lancar... Rencana 2 harian lagi aku hubungi.

Sekian, ngetik sambil PDKT sama kucing baruku, Si Mio, yang susah banget didekatin sejak kubeli 3 hari yll di Pasar Depok. 

2 komentar: