Surabaya, 22 Maret 2018 (16.40 pm)
Tulisan yang kubuat sembari menunggu giliran pingpong di kantor.
Apa hubungan empat kata diatas?
Sekilas memang tidak berhubungan, tapi keempat kata-kata tersebut adalah tumpuan hidupku saat ini. Kau tahu, terkadang manusia membutuhkan suatu pegangan dalam hidup mereka untuk senantiasa menjalani hidup dengan penuh optimisme dan harapan. Suatu pegangan untuk menjaga mereka supaya tidak mudah menyerah ketika menghadapi masalah, tidak mudah depresi, dijauhkan dari kesedihan, dijauhkan dari perasaan putus asa, dijauhkan dari batin yang kotor dan bergejolak. Lantas, gimana keempat hal itu bisa menjadi tumpuan hidupku sekarang? Kita mulai dari kata pertama, traveling.
TRAVELING
Aku mengawali traveling dari tahun 2011, dan masih melakukannya sampai sekarang, tahun 2018. Itu berarti sudah 7 tahun aku melakukan hobiku ini. Sudah cukup banyak tempat yang kukunjungi, dari mulai tempat yang biasa sampai tempat impianku. Bahkan beberapa tempat merupakan bonus dari Tuhan, karena aku tidak pernah bermimpi untuk kesana tapi Tuhan mengizinkanku kesana sebelum aku benar-benar menginginkannya.
Mengunjungi tempat-tempat tersebut bukan merupakan usaha yang mudah karena aku harus bekerja keras. Aku harus melampaui segala keterbatasanku, aku harus berpikir kreatif, aku harus bekerja keras sampai mengurangi waktu tidurku, aku harus....yakin kalau aku bisa. Terkadang aku harus bermimpi bertahun-tahun - bahkan puluhan tahun - untuk bisa mengunjungi tempat tertentu. Bukan perjalanan yang mudah tenrtunya. Karena aku harus mengusahakannya semua sendiri.
Ketika aku membuka album foto kenanganku baik via instagram maupun PC, aku merasa begitu bangga akan diriku sendiri. Bukan bangga dalam artian pamer, namun, Oh..Ya Ampun.. Aku sudah melalui banyak hal untuk mencapai ini. Dimulai dari tumbuh ide di kepala untuk mengunjungi suatu tempat tertenu, riset-riset awal, menyimpan gambar-gambar dari google, membuat rencana perjalanan, putus asa, menangis, sering cek-cek harga tiket pesawat ke destinasi tersebut (meski nggak tau untuk apa karena duit untuk beli juga belum punya), baca-baca pengalaman orang kesana yang membuatku iri setengah mati, cari-cari info promo, kerja dan bisa nabung, berjuang begadang untuk dapat tiker promo, ngumpulin syarat-syarat visa, berjuang membuat visa, mengajukan izin kerja ke atasan yang tentunya tidak mudah, dan terakhir....aku benar-benar bisa pergi kesana.
Ketika memikirkan semua perjuangan tersebut, dan beberapa destinasi yang sudah benar-benar terwujud, aku merasa drama masalah-masalah yang menimpaku seakan mengecil. Apalagi hanya masalah pertengkaran kecil, masalah diomongin orang, nggak disukain orang, aduuh aku sudah benar-benar tidak peduli dengan hal itu. Yang penting sekarang aku berusaha supaya omonganku dan sikapku tidak menyakiti orang. Jika aku sudah melakukan yang terbaik namun orang tetap menyakitiku atau membicarakanku, aku tidak peduli. Aku lebih fokus untuk berusaha meraih mimpi dan harapanku yang lain.
Masalah semangat hidup, berdasar pengalamanku, selama kita mempunyai passion di bidang tertentu, dan kita mempunyai TUJUAN dari passion tersebut, kita akan senantiasa semangat. Semangat hidup yang berasal dari tujuan yang jelas dari PASSION yang benar-benar dari dalam diri kita, akan membuat kita tetap positif dan menjauhi depresi. Depresi adalah kata yang cukup berbahaya di era sekarang ini. Orang begitu mudah depresi karena banyak tuntutan dalam hidupnya. Hal utama yang mempengaruhi depresi adalah pikiran. Di postingan lain, aku akan menulis 'cara mengendalikan pikiran' ala diriku. Karena pikiran adalah hal yang sangat liar.
AJARAN BUDDHA
Ketika sedang browsing di internet ataupun media sosial, aku sering tidak sengaja membaca quote-quote dari Buddha yang menurutku cukup menarik. Kata-kata dalam quote itu menurutku seperti ajaran-ajaran paling mendasar dalam hidup yang seharusnya kita sendiri mengerti tanpa harus diberitahu. Well, mungkin sebenarnya kita tahu, tapi kita berusaha nggak mau tahu, karena lebih dikuasai oleh nafsu dari dalam diri.
Contoh kata-kata yang paling mempengaruhi kehidupanku sekarang ini:
"Bahagia karena melepas, penderitaan karena mengikat."
Well, ini bener banget sih menurutku. Ketika kita terlalu terikat dengan sesuatu, kita akan cenderung waspada, was-was, takut, akan kehilangan sesuatu tersebut. Akibatnya meskipun ada kebahagiaan karena memiliki sesuatu tersebut, namun ada juga rasa penderitaan dari dalam diri kita karena rasa waspada, was-was, takut, tersebut. Namun jika kita berbesar hati untuk melepas segala nafsu keinginan tersebut, niscaya akan lebih bahagia karena tidak ada beban dari dalam diri. Contoh paling simpel ya;
Kita ditinggalkan oleh orang yang paling kita sayang. Well, katakanlah, ditinggalkan dengan kasar, tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan, bahkan tidak diberi penjelasan apapun. Setelah semua yang kita lakukan, itu sama sekali tidak teringat oleh si dia. Intinya si dia sudah berubah total.
Lalu rasa apa yang mengikuti kita (yang ditinggalkan) sesudahnya? Penderitaan bukan?
Ya..yang namanya orang yang masih waras pastilah menderita. Rasa marah, tidak terima, bertanya-tanya, menguasai dirinya. 'Mengapa dia melakukan semua itu padaku? Apa salahku? Apa dia tidak ingat semua perjuanganku? Bagaimana dengan mimpi yang kita bangun berdua? Mampukah aku melihatnya bersama dengan orang lain suatu saat nanti? Kenangan-kenangan itu, apakah aku sanggup melupakannya? Apakah aku sanggup melewati tempat kenangan yang selalu kita datangi berdua?'
Aku akan mencoba menyampaikan pandanganku, kemudian aku kaitkan dengan kata-kata Budda diatas. Ini hanya pendapatku, jadi kalau tidak sesuai dengan pandangan teman-teman harap dimaklumi saja ya.
Yang namanya perasaan (dimana sumber utamanya adalah pikiran) adalah subjek paling dinamis, paling mudah berubah-ubah, yang dimiliki oleh manusia. Sifatnya sangat tidak tenang, mudah diombang-ambingkan kesana kemari, karena dipengaruhi oleh faktor internal (dari dalam diri sendiri) dan faktor eksternal (dipengaruhi oleh orang lain/keadaan sekitar). Perubahan perasaan itu bisa terjadi dalam waktu yang singkat, namun bisa juga terjadi selamanya.
Ketika perubahan perasaan itu sudah terjadi, sebenarnya tidak ada satu hal pun yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya. Kalau seperti kasus diatas, kalau kita bertanya-tanya, apakah semua kenangan itu tidak berarti buat dia sehingga dia bisa meninggalkanku begitu saja? Jawabannya adalah, DIA INGAT, namun itu sudah tidak berarti buat dia. Pada saat fase ini, jika kita semakin marah, semakin tidak terima, bahkan cenderung meneror, maka orang tersebut akan semakin ingin menjauh dari kita. Semakin menambah rasa tidak suka.
Kejam ya omonganku? Namun itulah kenyataan yang harus kita terima dengan bijaksana.
Lantas apa yang bisa kita lakukan? Balik lagi ke kata-kata Buddha diatas, 'Bahagia karena melepas, penderitaan karena mengikat.' Kita harus bisa melepaskan semua rasa tersebut, menerima dan melepaskan setiap kenangan, melepaskan semua perjuangan, melepaskan rasa marah, melepaskan rasa tidak terima, melepaskan rasa egois.
Melepaskan, bukan berarti menghindari. Jangan menghindar. Terimalah. Hadapi kenyataan. Memang berat, memang terkesan seperti omong kosong. Namun dengan menerima kenyataan sembari sedikit-sedikit berusaha melepaskan, kita akan lebih mudah untuk move on. Namun berbeda jika kita menghindari setiap inchi dari kenangan tersebut, akan terasa sangat menyakitkan ketika harus menjumpainya lagi. Karena apa? Karena hati kita tidak siap.
PINGPONG a.k.a TABLE TENNIS
Satu jenis olahraga yang benar-benar kusukai saat ini, dan kulakukan hampir setiap hari sesuai pulang kerja. Aku mulai main dari 2015, dari yang awalnya nggak bisa sama sekali, menjadi lumayan bisa sekarang. Aku senang pingpong karena bisa mengeluarkan keringat, bisa memacu andrenalinku untuk menang, aturan permainan yang relatif simpel, serta ukuran lapangan yang tidak terlalu luas hehehe.
Aku merasa seusai pingpong dan berkeringat banyak, aku menjadi lebih semangat dan bahagia. Ketika sedang bertanding pingpong, aku bisa melupakan semuanya dan fokus untuk menang.
*********
Yah..itulah 3 hal yang kujadikan tumpuan hidup sekarang ini. Tumpuan hidup untuk membuatku selalu bersemangat menjalani hidup, menjauhkan diri dari kegalauan dan depresi, menerima keadaan dan membuatnya bahagia. Semoga postingan ini bisa menginspirasi teman-teman yang lain.
Ketika memikirkan semua perjuangan tersebut, dan beberapa destinasi yang sudah benar-benar terwujud, aku merasa drama masalah-masalah yang menimpaku seakan mengecil. Apalagi hanya masalah pertengkaran kecil, masalah diomongin orang, nggak disukain orang, aduuh aku sudah benar-benar tidak peduli dengan hal itu. Yang penting sekarang aku berusaha supaya omonganku dan sikapku tidak menyakiti orang. Jika aku sudah melakukan yang terbaik namun orang tetap menyakitiku atau membicarakanku, aku tidak peduli. Aku lebih fokus untuk berusaha meraih mimpi dan harapanku yang lain.
Masalah semangat hidup, berdasar pengalamanku, selama kita mempunyai passion di bidang tertentu, dan kita mempunyai TUJUAN dari passion tersebut, kita akan senantiasa semangat. Semangat hidup yang berasal dari tujuan yang jelas dari PASSION yang benar-benar dari dalam diri kita, akan membuat kita tetap positif dan menjauhi depresi. Depresi adalah kata yang cukup berbahaya di era sekarang ini. Orang begitu mudah depresi karena banyak tuntutan dalam hidupnya. Hal utama yang mempengaruhi depresi adalah pikiran. Di postingan lain, aku akan menulis 'cara mengendalikan pikiran' ala diriku. Karena pikiran adalah hal yang sangat liar.
AJARAN BUDDHA
Ketika sedang browsing di internet ataupun media sosial, aku sering tidak sengaja membaca quote-quote dari Buddha yang menurutku cukup menarik. Kata-kata dalam quote itu menurutku seperti ajaran-ajaran paling mendasar dalam hidup yang seharusnya kita sendiri mengerti tanpa harus diberitahu. Well, mungkin sebenarnya kita tahu, tapi kita berusaha nggak mau tahu, karena lebih dikuasai oleh nafsu dari dalam diri.
Contoh kata-kata yang paling mempengaruhi kehidupanku sekarang ini:
"Bahagia karena melepas, penderitaan karena mengikat."
Well, ini bener banget sih menurutku. Ketika kita terlalu terikat dengan sesuatu, kita akan cenderung waspada, was-was, takut, akan kehilangan sesuatu tersebut. Akibatnya meskipun ada kebahagiaan karena memiliki sesuatu tersebut, namun ada juga rasa penderitaan dari dalam diri kita karena rasa waspada, was-was, takut, tersebut. Namun jika kita berbesar hati untuk melepas segala nafsu keinginan tersebut, niscaya akan lebih bahagia karena tidak ada beban dari dalam diri. Contoh paling simpel ya;
Kita ditinggalkan oleh orang yang paling kita sayang. Well, katakanlah, ditinggalkan dengan kasar, tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan, bahkan tidak diberi penjelasan apapun. Setelah semua yang kita lakukan, itu sama sekali tidak teringat oleh si dia. Intinya si dia sudah berubah total.
Lalu rasa apa yang mengikuti kita (yang ditinggalkan) sesudahnya? Penderitaan bukan?
Ya..yang namanya orang yang masih waras pastilah menderita. Rasa marah, tidak terima, bertanya-tanya, menguasai dirinya. 'Mengapa dia melakukan semua itu padaku? Apa salahku? Apa dia tidak ingat semua perjuanganku? Bagaimana dengan mimpi yang kita bangun berdua? Mampukah aku melihatnya bersama dengan orang lain suatu saat nanti? Kenangan-kenangan itu, apakah aku sanggup melupakannya? Apakah aku sanggup melewati tempat kenangan yang selalu kita datangi berdua?'
Aku akan mencoba menyampaikan pandanganku, kemudian aku kaitkan dengan kata-kata Budda diatas. Ini hanya pendapatku, jadi kalau tidak sesuai dengan pandangan teman-teman harap dimaklumi saja ya.
Yang namanya perasaan (dimana sumber utamanya adalah pikiran) adalah subjek paling dinamis, paling mudah berubah-ubah, yang dimiliki oleh manusia. Sifatnya sangat tidak tenang, mudah diombang-ambingkan kesana kemari, karena dipengaruhi oleh faktor internal (dari dalam diri sendiri) dan faktor eksternal (dipengaruhi oleh orang lain/keadaan sekitar). Perubahan perasaan itu bisa terjadi dalam waktu yang singkat, namun bisa juga terjadi selamanya.
Ketika perubahan perasaan itu sudah terjadi, sebenarnya tidak ada satu hal pun yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya. Kalau seperti kasus diatas, kalau kita bertanya-tanya, apakah semua kenangan itu tidak berarti buat dia sehingga dia bisa meninggalkanku begitu saja? Jawabannya adalah, DIA INGAT, namun itu sudah tidak berarti buat dia. Pada saat fase ini, jika kita semakin marah, semakin tidak terima, bahkan cenderung meneror, maka orang tersebut akan semakin ingin menjauh dari kita. Semakin menambah rasa tidak suka.
Kejam ya omonganku? Namun itulah kenyataan yang harus kita terima dengan bijaksana.
Lantas apa yang bisa kita lakukan? Balik lagi ke kata-kata Buddha diatas, 'Bahagia karena melepas, penderitaan karena mengikat.' Kita harus bisa melepaskan semua rasa tersebut, menerima dan melepaskan setiap kenangan, melepaskan semua perjuangan, melepaskan rasa marah, melepaskan rasa tidak terima, melepaskan rasa egois.
Melepaskan, bukan berarti menghindari. Jangan menghindar. Terimalah. Hadapi kenyataan. Memang berat, memang terkesan seperti omong kosong. Namun dengan menerima kenyataan sembari sedikit-sedikit berusaha melepaskan, kita akan lebih mudah untuk move on. Namun berbeda jika kita menghindari setiap inchi dari kenangan tersebut, akan terasa sangat menyakitkan ketika harus menjumpainya lagi. Karena apa? Karena hati kita tidak siap.
PINGPONG a.k.a TABLE TENNIS
Satu jenis olahraga yang benar-benar kusukai saat ini, dan kulakukan hampir setiap hari sesuai pulang kerja. Aku mulai main dari 2015, dari yang awalnya nggak bisa sama sekali, menjadi lumayan bisa sekarang. Aku senang pingpong karena bisa mengeluarkan keringat, bisa memacu andrenalinku untuk menang, aturan permainan yang relatif simpel, serta ukuran lapangan yang tidak terlalu luas hehehe.
Aku merasa seusai pingpong dan berkeringat banyak, aku menjadi lebih semangat dan bahagia. Ketika sedang bertanding pingpong, aku bisa melupakan semuanya dan fokus untuk menang.
*********
Yah..itulah 3 hal yang kujadikan tumpuan hidup sekarang ini. Tumpuan hidup untuk membuatku selalu bersemangat menjalani hidup, menjauhkan diri dari kegalauan dan depresi, menerima keadaan dan membuatnya bahagia. Semoga postingan ini bisa menginspirasi teman-teman yang lain.
0 comments:
Posting Komentar