HARUS PERCAYA BAHWA SESUATU ITU TIDAK KEKAL, SESUATU AKAN TERUS BERUBAH. GOOD TIMES WILL FOLLOW SO THERE IS A WORD CALLED 'HOPE'.
SUMBER GAMBAR : DISINI
Surabaya, 22 Februari 2018 (13.47 pm)
2018. Tahun yang baru. Semangat baru. Mimpi baru.
Berkelana ke tempat lebih jauh. Menyelami lebih banyak hal-hal indah di dunia ini.
Visi baruku, mengurangi galau dan akan terus traveling. Berkelana ke tempat yang lebih jauh dari tahun 2017. Berkenalan dengan lebih banyak orang, memperbanyak aktivitas. Memperbanyak waktu untuk mengerjakan sesuatu yang berguna.
Visi keduaku, membuat diriku sesibuk mungkin untuk melakukan hal berguna, jadi aku tidak mempunyai waktu untuk mengurus hal-hal tidak berguna.
Semuanya seakan berjalan dengan terlalu manis, karena di awal tahun aku sudah merasakan kebahagiaan, traveling ke Maluku, Ambon dan Pantai Ora tepatnya.
"Benar-benar awal yang sempurna untuk tahun yang baru..", seruku dalam hari sembari menikmati segar dan jernihnya perairan Maluku. Beban permasalahan semua hilang.
"Semoga tahun ini bisa lebih banyak traveling lagi..Semoga bisa lebih jauh lagi dibandingkan dengan 2017."
Aku tidak sadar, aku tidak bijaksana menyikapi hal tersebut. Dunia seakan menertawakanku, "Hahaha, tunggu saja, sebentar lagi kamu akan diuji. Apakah kamu sudah bijak memandang hidup ini? Apa kamu tidak sadar, bahagia, bahagia secukupnya. Sedih, sedih secukupnya."
Seakan saat itu aku menganggap semua hal di hidupku sempurna. Pemikiran yang keliru. Pandanganku tentang kehidupan benar-benar tidak bijaksana. Aku tidak tau, bahwa ujian hidup pertamaku di 2018 sebentar lagi akan datang.
--------------------------------------
Pertengahan Januari 2018
Memandang segala sesuatu seakan sempurna, berada dalam fase kebahagiaan yang utuh, tanpa memikirkan kemungkinan 'roda akan berputar' dan memelantingku ke bawah..
Aku mendapatkan ujian yang cukup serius pada pertengahan Januari 2018 dan benar-benar membuang kesabaran dalam diriku yang selama ini berusaha kupelihara. Tidak usahlah kuceritakan ujian tersebut karena itu masalah pribadi.
Saat itu aku memang marah karena suatu permasalahan. Ada rasa menyesal, tidak terima, emosi, jengkel, semuanya campur aduk. Aku tidak tau apa yang terjadi? Seakan-akan itu bukan diriku. Intinya aku tertipu.
Di saat aku sudah tidak mampu mengendalikan situasi, akhirnya aku melakukan 'skakmat' dan memilih pergi dari situasi tersebut. Aku rasa dengan melepaskan....aku akan bahagia. Aku akan menemukan ketenangan yang selama ini kucari. Aku mulai bisa menemukan titik kebijaksanaan yang Buddha maksud,
Bahwa jika kita bisa memandang sesuatu dengan bijaksana, maka kita akan berbahagia.
Apa maksudnya?
"Jika sesuatu ada permulaan, kita harus siap dan sabar jika suatu saat akan ada akhir."
Akhir yang menyakitkan ataupun membahagiakan.
Contoh yang simpel saja,
" Jika kita berani memesan menu yang aneh, kita harus siap dengan segala konsekuensinya untuk memakan menu aneh tersebut sampai habis."
"Jika kita mengata-ngatai orang, kita harus siap dihajar/dimusuhi."
"Jika kita membantu orang, kita harus siap jika suatu saat orang tersebut membalasnya dengan kejahatan."
"Jika kita makan junkfood terlalu banyak, kita harus siap menjadi gemuk dan (mungkin) berpenyakitan."
dan contoh lainnya.
Aku berusaha dengan keras menyerap maksud Buddha ke dalam kehidupanku. Memandang hidup dengan bijaksana, tidak dengan satu point of view yang menguntungkan diri kita sendiri, tapi cobalah dari point of view lain yang merugikan kita. dan kita harus siap dengan semua konsekuensi baik atau buruk tersebut, karena itulah kehidupan. Yah kehidupan memang benar-benar penuh misteri, tapi dengan memahami semuanya secara bijaksana, aku yakin kita akan senantiasa menemukan kebahagiaan. Aku merenugi hal ini, dan aku menemukan pembenaran.
22 Februari 2018, aku sudah sepenuhnya lepas dari ujian tersebut. Aku sudah melupakan segala macam rasa sakit hati, marah, benci, jengkel, tidak terima, semuanya. Aku memilih untuk melepaskan semua perasaan negatif tersebut, aku memilih untuk melupakan peristiwa tersebut. Aku juga sudah melupakan orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
"Let it go....let it go...," Buddha said.
Aku menemukan kenyamanan hati dengan melakukan hal tersebut, melepaskan segala macam rasa dendam maupun benci dalam diri.. Ketahuilah, aku memaafkan semua orang yang terlibat di dalam ujianku tersebut. Aku berusaha memaafkan diriku juga. Ujian ini memberiku pelajaran, tentang apa yang harus kulakukan dan tidak kulakukan ke depannya. Semoga apa yang kulakukan bisa menjadi karma baik untukku.
SUMBER GAMBAR : DISINI
SUMBER GAMBAR : DISINI
Kini aku berfokus pada pekerjaan dan mimpi-mimpiku yang lain. Mimpi-mimpi baru yang mulai kubangun setelah Hawai'i. Mimpi yang akan terus kukejar :)
0 comments:
Posting Komentar