Apa sebenarnya arti dari kebahagiaan?
Aku terus mencari artinya, karena terkadang aku benar-benar
tidak memahaminya.
Menurut beberapa definisi yang aku baca di internet,
kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan atau kegembiraan yang intens.
Ketika aku singgah ke Maha Vihara Majapahit di Mojokerto, dikatakan
“Kebahagiaan karena melepas, penderitaan karena mengikat.” Menurut ajaran
Buddha, jelas bahwa jika kita melepaskan kekotoran batin di dalam hidup kita
(iri, benci, egois, marah, jengkel, cemburu) maka kita akan bahagia, demikian
juga sebaliknya.
Ada yang berpendapat bahwa kebahagiaan tergantung dari
seberapa banyak uang yang kita miliki. Semakin banyak uang, maka hidup akan
semakin bahagia. Banyak yang ngomong, “Munafik kamu kalua kebahagiaan bukan
ditentukan oleh uang.”
SALAH. Pemikiran salah yang sudah aku buktikan sendiri. Aku
sama sekali tidak bahagia dengan uang. Uang hanya membawa kita ke dalam suatu
jeratan yang akan menarik kita semakin dan semakin dalam. Susah untuk keluar.
Sifat tamak, iri hati, benci, dengki seakan muncul jika sudah berhubungan
dengan uang….
Aku mendapati ketika aku masuk ke dalam jeratan tersebut,
aku tidak bahagia. Aku merana.
Lantas, dimana aku bisa mencari kebahagiaan?
Aku tidak ingin hidup sekedar hidup, bekerja untuk hidup,
bekerja untuk membayar hutang yang menggunung, membayar tagihan, aku tidak mau
begitu. Aku ingin menghidupi hidup ini. Aku ingin hidupku berwarna, penuh
dengan hal-hal indah yang membuatku bahagia.
Aku rasa kehidupan yang lalu adalah sebuah pengalaman. Aku
terus mencari file kebahagiaan di pengalaman-pengalaman hidupku yang lampau.
Semuanya masih tersimpan rapi di otakku. Ketika kubuka aku mendapati beberapa
hal: Traveling, Bercanda bersama teman-teman, KKN dan tinggal di Atambua, reuni
bersama teman-teman SMP dan SMA, ketika membantu orang lain, memasak, menonton film sembari minum coklat panas saat hujan…..
Well, aku terkejut. Ternyata hal-hal yang cukup sederhana.
Bukan uang. Bukan rumah mewah. Bukan mobil. Bukan handphone
bagus.
Sebuah sumber menyatakan, "Do more of what makes you happy."
I WILL.
Disitu aku menyadari, bahwa kebahagiaan bukanlah faktor
eksternal……
Kebahagiaan adalah faktor internal, berasal dari dalam diri
kita. Seperti sebuah sensor, dia akan menyala hijau kalau ada ransangan hal-hal
yang membuat kita senang. Sebaliknya, dia akan menyala merah ketika dirangsang
oleh hal-hal yang tidak membuat kita senang.
Sebenarnya aku berbahagia hidup sederhana…
Yang mendorongku untuk menjauhkan diri dari sifat tamak dan
serakah….Menerima keadaan dan tetap bersyukur.
Meskipun akan ada banyak batasan, tetapi Tuhan akan selalu
memberi jalan.
Dan di tengah perjalanan tersebut, kita bisa tersenyum….
Aku bahagia, hidupku tidak sia-sia……
this is good post. keep posting
BalasHapus