Life Only Once. Stop Thinking and Just Make It Work.

11.01.2016

Road Trip Bromo via Tumpang 3 : Kedinginan

Mesin Si Merah terus menderu menaiki jalan aspal yang berlubang disana-sini. Hujan masih mengguyur deras, air hujan mengalir dengan begitu ganasnya menuruni jalan beraspal. Aku mengendarai Si Merah sehati-hati mungkin, takut kalau sampai terpeleset.

Beberapa saat kemudian, kami telah sampai di Cemoro Lawang. Tantangan kami selanjutnya adalah menemukan penginapan untuk menghangatkan diri malam ini. Aku masih belum tau apakah besok akan mengunjungi Gunung Bromo dan Penanjakan atau tidak. Aku pernah kesini pada 2014 tetapi lewat jalur Pasuruan - Probolinggo - Bromo, sedangkan temanku belum pernah kesini.

Aku menyusuri deretan rumah-rumah penduduk, mencermati apakah ada tulisan penginapan di depannya. Karena setahuku jika menginap di homestay rumah penduduk, akan lebih murah daripada menginap di Hotel/Hostel. 

Kami berputar-putar sesaat sebelum menepikan motor di penginapan yang terlihat nyaman. Namun suasana sangat sepi, berkali-kali aku ketok pintu kantor dan restoran. 

"Wah sial pulsaku habis. Aku pinjem HP-mu ya, coba aku telfon ke penginapannya," kataku ke temanku. Kebetulan di bagian depan penginapan ada papan informasi yang memuat nomor telfon penginapan.

"Wah gak bisa dihubungi semua nomornya," kataku dengan menggerutu.

Kebetulan waktu itu ada tiga orang yang sepertinya dari Vietnam (memperhatikan bahasa mereka) yang juga mencari penginapan. Mereka meninggalkan tempat itu setelah memperhatikan tidak ada tanda-tanda penjaga disitu.

Kami mengendarai Si Merah ke arah atas lagi untuk mencari penginapan yang lain, sebuah hotel yang bangunannya cukup bagus. Aku ragu akan mendapatkan harga murah disini, tetapi dicoba saja.

"Kamar ekonomi sudah habis mbak, tinggal kamar yang tipe ini," kata resepsionis sambil menunjuk sebuah kamar yang bertarif Rp 600.000/malam.

Aku segera ngacir keluar, mahal banget! Biarpun aku mampu membayarnya, aku nggak akan mengambilnya. Budget untuk penginapan yang kusediakan hanya Rp 200.000 - Rp 300.000.

Sementara kebingungan di luar, seorang bapak penjual syal dan kaos kaki penghangat mendekati kami, " Mbak, mari saya antarkan ke penginapan yang Rp 200.000/malam. Saya tahu di bawah. Kalau hotel memang agak mahal."

"Sebentar ya Pak, saya nyoba cari online dulu."

"Oke mbak."

Tapi setelah mencoba mencari di berbagai situs reservasi penginapan online, aku merasa penginapan tersebut cukup jauh dari tempat kami sekarang. Harus turun lebih dari sepuluh kilometer. Akhirnya kami pasrah mengikuti bapak tersebut dan menginap di Homestay Teguh dengan tarif Rp 200.000/malam.

Akhirnya bisa menghangatkan diri dan beristirahat!

"Trimakasih ya pak. Bayarnya bagaimana?" tanyaku.

"Ke saya aja tidak apa-apa, nanti saya sampaikan ke pemilik penginapan," kata bapak itu. Aku percaya saja karena aku melihat dia dan pemilik penginapan berbincang di awal, sepertinya mereka sudah saling kenal.

Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian kering. Kami hanya tiduran sambil berselimut rapat. Dingiiiin banget rasanya, apalagi habis kehujanan. Menyentuh air membuat tulang-tulangku ngilu. Aku hanya bisa meringkuk di balik selimut sembari bermain HP. Bergerak saja rasanya sudah sangat malas, membuat telapak kakiku kaku karena kedinginan.

Kami hanya bercerita dan menggosip beberapa jam setelahnya. Tidak berniat melakukan apapun. Kami yang biasanya kepanasan di Surabaya, sekarang kedinginan seperti ini membuat kami cukup menikmatinya walaupun menderita, yang jelas, aku senang refreshing ini berjalan lancar. Aku harap bisa mengurangi kegalauan dan kebosanan yang sempat memuncak sebelum kesini.

"Eh cari makan yuk, tau-tau udah gelap aja. Aku lapar," kataku.

"Ayo."

Akhirnya kami makan di sebuah warung makan rames sederhana. Sepiring nasi rames dengan lauk telur dan udang serta secangkir teh panas meluncur mulus ke perutku. Aku rasa luamayan mahal ya, kami menghabiskan hampir Rp 25.000/orang. Aku sempat membeli kaos kaki setelah itu karena tidak kuat dengan dinginnya.

Akhirnya malam itu kami beristirahat dengan tenang dan hangat. Meskipun aku terbangun beberapa kali karena masih kedinginan, tapi itu tidak jadi masalah. Menyiapkan fisik untuk kembali pulang ke Surabaya besok!

0 comments:

Posting Komentar