9.01.2016

Diary Menggapai Himalaya 26 : Perjalanan di bibir jurang

7 Juli 2016
Perjalanan dari Lumbini ke Kathmandu

Aku melihat sisi kiriku, roda bus hanya berjarak kurang dari satu meter ke bibir jurang! Kalau sampai bus ini terpeleset dan jatuh, tidak ada kesempatan lagi. Kami akan digilas oleh derasnya aliran sungai yang membelah perbukitan di bawah sana.
Jantungku berdegup kencang. Aku hampir tidak tidur semalaman. Busku berjalan lambat beriringan dengan beberapa bus dan truk di depan. Bus hanya mampu melaju dengan kecepatan maksimal lima puluh kilometer per jam. Jalanan basah dan licin sehabis diguyur hujan deras, sebelah kiri jurang menganga. Menambah sedikit kecepatan lagi tentunya mempertaruhkan nyawa puluhan penumpang di bus yang kebanyakan sedang tertidur pulas.

Aku membuka jendela. Udara cukup dingin, di tengah ketakutanku aku tersenyum bahagia. Aku telah resmi memasuki kawasan Pegunungan Himalaya. Aku biarkan udara sejuk menampar mukaku. Kugunakan jaket tebal untuk menghangatkan tubuhku. Rasanya seperti mimpi!

Kututup kembali kaca jendelaku karena udara semakin dingin. Aku memejamkan mata, tersenyum. Inikah kebahagiaan?

Bus Ammar, dari Lumbini ke Kathmandu (GALUH PRATIWI)

Bus berhenti untuk makan malam dan ke toilet (GALUH PRATIWI)

Segelas chai di malam yang dingin (GALUH PRATIWI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar