7 Juli 2016
Perjalanan dari Lumbini ke Kathmandu
Aku
melihat sisi kiriku, roda bus hanya berjarak kurang dari satu meter ke bibir
jurang! Kalau sampai bus ini terpeleset dan jatuh, tidak ada kesempatan lagi.
Kami akan digilas oleh derasnya aliran sungai yang membelah perbukitan di bawah
sana.
Jantungku
berdegup kencang. Aku hampir tidak tidur semalaman. Busku berjalan lambat beriringan
dengan beberapa bus dan truk di depan. Bus hanya mampu melaju dengan kecepatan
maksimal lima puluh kilometer per jam. Jalanan basah dan licin sehabis diguyur hujan deras, sebelah kiri
jurang menganga. Menambah sedikit kecepatan lagi tentunya mempertaruhkan nyawa
puluhan penumpang di bus yang kebanyakan sedang tertidur pulas.
Aku
membuka jendela. Udara cukup dingin, di tengah ketakutanku aku tersenyum
bahagia. Aku telah resmi memasuki kawasan Pegunungan Himalaya. Aku biarkan
udara sejuk menampar mukaku. Kugunakan jaket tebal untuk menghangatkan tubuhku. Rasanya seperti mimpi!
Kututup kembali kaca jendelaku karena udara semakin dingin. Aku memejamkan mata, tersenyum. Inikah kebahagiaan?
Bus Ammar, dari Lumbini ke Kathmandu (GALUH PRATIWI)
Bus berhenti untuk makan malam dan ke toilet (GALUH PRATIWI)
Segelas chai di malam yang dingin (GALUH PRATIWI)
0 comments:
Posting Komentar