"Cekrik....cekrik....", aku sibuk menfoto suasana Bandara KLIA2 Malaysia sesaat setelah mendarat dari Yogyakarta. Perasaanku begitu senang dan bahagia.
Akhirnya aku backpackeran ke luar negeri lagi!
Rasanya seperti mimpi, setelah perjuanganku mengatasi ketakutan naik pesawat A*r A**a karena peristiwa mengerikan di akhir 2014, perjuanganku mengumpulkan lembar demi lembar rupiah, perjuanganku menunggu setahun lebih demi perjalanan ini.
Semua sudut menarik aku foto, tidak terkecuali. Bandara KLIA2 Malaysia begitu besar dan bersih. Begitu penuh petualang-petualang berduit cekak seperti kami. Rasanya begitu menyenangkan melihat ini semua. Kami terus melangkahkan kaki menuju konter imigrasi untuk mendapatkan cap masuk Malaysia.
"Please delete your photos," kata seorang perempuan berseragam bertubuh besar. Nadanya tegas dan tajam. Seakan aku melakukan pelanggaran hebat yang tidak kuduga sebelumnya.
"Sorry, what?" tanyaku.
"Photos in your handphone," katanya sembari menunjuk HPku.
Lidahku kelu. Ada apa ini? Aku baru tahu kalau foto disini dilarang. Ingin rasanya bertanya, 'Why?'
Aku menunjukkan galeri fotoku dan dia menyuruhku menghapus semua foto yang sudah kuambil di sekitar bandara KLIA sebelumnya. Aku menurut, semua foto segera kuhapus. Sebelum pergi dia sempat melihat HPku lagi. Setelah puas dia beranjak pergi.
Aku cukup tertegun dengan suara tajamnya. Ada-ada saja. Ternyata memang dilarang mengambil foto di sekitar area imigrasi, well, mungkin karena alasan keamanan.
Kami hanya menanggapinya dengan kepala dingin dan melanjutkan perjalanan. Well, itu bukan hal serius yang patut kuratapi.
Foto resmi di bandara KLIA, foto disini sudah tidak dilarang (GALUH PRATIWI)
Akhirnya aku backpackeran ke luar negeri lagi!
Rasanya seperti mimpi, setelah perjuanganku mengatasi ketakutan naik pesawat A*r A**a karena peristiwa mengerikan di akhir 2014, perjuanganku mengumpulkan lembar demi lembar rupiah, perjuanganku menunggu setahun lebih demi perjalanan ini.
Semua sudut menarik aku foto, tidak terkecuali. Bandara KLIA2 Malaysia begitu besar dan bersih. Begitu penuh petualang-petualang berduit cekak seperti kami. Rasanya begitu menyenangkan melihat ini semua. Kami terus melangkahkan kaki menuju konter imigrasi untuk mendapatkan cap masuk Malaysia.
"Please delete your photos," kata seorang perempuan berseragam bertubuh besar. Nadanya tegas dan tajam. Seakan aku melakukan pelanggaran hebat yang tidak kuduga sebelumnya.
"Sorry, what?" tanyaku.
"Photos in your handphone," katanya sembari menunjuk HPku.
Lidahku kelu. Ada apa ini? Aku baru tahu kalau foto disini dilarang. Ingin rasanya bertanya, 'Why?'
Aku menunjukkan galeri fotoku dan dia menyuruhku menghapus semua foto yang sudah kuambil di sekitar bandara KLIA sebelumnya. Aku menurut, semua foto segera kuhapus. Sebelum pergi dia sempat melihat HPku lagi. Setelah puas dia beranjak pergi.
Aku cukup tertegun dengan suara tajamnya. Ada-ada saja. Ternyata memang dilarang mengambil foto di sekitar area imigrasi, well, mungkin karena alasan keamanan.
Kami hanya menanggapinya dengan kepala dingin dan melanjutkan perjalanan. Well, itu bukan hal serius yang patut kuratapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar