4.21.2016

Tanah Timor LELEBO 9 : Kepulangan Arin dan Fredo

Hari terakhir Arin dan Fredo di Pulau Timor!

Ada rasa bahagia sekaligus sedih yang menyeruak ke hatiku hari ini. Bahagia karena trip berjalan lancar sampai hari terakhir, sedih karena sebentar lagi ane bakal ditinggal sama mereka. Rencana ane memang akan extend di Pulau Timor dalam batas waktu yang belum ditentukan gan. Terutama ane masih pengen lebih lama di Desa Rinbesi Hat, seakan rasa kangen dengan suasana desa ini dan adek-adek disana belum puas ane salurkan.

Malam sebelumnya, kami bertiga menginap di kos Any. Setelah makan bakso di Pantai Tedis, kami berenam (Ane, Fredo, Arin, Any dan dua temannya) segera naik bemo lampu 10 dan meluncur ke kos Any di daerah Oebobo. Sebenarnya nyesal juga sih kenapa sejak dari hari pertama nggak nginap di kos Any aja, kan bisa mengirit pengeluaran hehehehe. Kami sempat membeli gorengan untuk santai sambil ngobrol di kos.

Any mempunyai roomate, namanya Angel. Angel orangnya agak pemalu dan pendiam sewaktu kami datang, tapi banyolan Fredo senantiasa menyairkan suasana. Dengan aplikasi gratisan di HP-nya, dia menyuruh setiap orang meniup kue ulang tahun di HP, mengukur denyut jantung lewat aplikasi yang lain, cerita-cerita, pokoknya nggak mutu deh tapi bisa menyairkan suasana.

Any dan teman-temannya begitu welcome sama kami. Karena kami datang bertiga, Angel tidur di kamar kos sebelah, jadi di kamar itu ada Any, Arin, Ane dan Fredo. Bahkan kami diberi tambahan kasur dari kamar sebelah (yang berarti yang tidur di kamar sebelah nggak pake kasur). Keramahan ini benar-benar membuat kami merasa nyaman dan merasa sangat diterima gan.

Keesokan paginya, kami bangun pukul 6 dan Any segera memasakkan kami nasi. Untuk lauknya Fredo membeli beberapa telur asin di dekat kos Any. Setelah sarapan dan bersiap-siap, kami pun berangkat ke bandara. Jadwalnya, Fredo dan Arin akan naik pesawat Citilink yang take off pukul 10.00. Saat itu kami berenam yang ke bandara, yakni ane, Arin, Fredo, Any, Deta dan Angel. Kami naik bemo ke arah Penfui, turun di bundaran yang mengarah ke bandara, disambung naik ojek sampai ke bandara. Karena masih ada sedikit waktu sebelum take off, kami sempat foto-foto di patung kuda, patung El Tari, patung Komodo serta tulisan bandara El Tari Kupang bersama-sama. Memang sedih rasanya harus berpisah dengan travelmate setelah seminggu lebih selalu bersama mereka. Ane langsung merasa sendiri dan kesepian, tapi kehadiran Any dan teman-temannya telah menghilangkan rasa sepi di hati ini untuk melanjutkan petualangan berikutnya. 
Berfoto bersama sebelum take off (GALUH PRATIWI)

Berfoto bersama sebelum take off (GALUH PRATIWI)

Patung Kuda Putih di Bandara El Tari (GALUH PRATIWI)

Patung Jenderal El Tari  (GALUH PRATIWI)

Berfoto bersama sebelum berpisah (GALUH PRATIWI)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar