4.27.2016

Endapan SKARN

ENDAPAN SKARN

a.      Evolusi endapan skarn
Pembentukan deposit skarn adalah proses dinamis. Pada deposit skarn paling besar yang dijumpai, terdapat transisi dari metamorfosis awal yang menghasilkan hornfels, skarn reaksi, dan skarnoid. Kemudian terjadi metasomatisme proksimal yang menghasilkan bijih skarn berbutir kasar. Karena gradien suhu yang besar serta  sirkulasi sel fluida yang disebabkan oleh intrusi magma (Norton, 1982; Salemink dan Schuiling, 1987;. Bowers et al, 1990), metamorfosis kontak dapat menjadi jauh lebih rumit daripada model sederhana rekristalisasi isokimia yang biasanya melibatkan metamorfisme regional.
Pada fluida metasomatik yang lebih kompleks, dengan penambahan komponen magmatik seperti Fe, Si, Cu, dll, menghasilkan sebuah kesatuan antara proses murni metamorfisme dan murni metasomatik. Metamorfisme awal dan lanjutan pada suhu yang relatif tinggi (Wallmach dan Hatton, 1989, menggambarkan suhu> 1200C) ini diikuti oleh alterasi retrograde saat temperatur mulai menurun.
Salah satu kontrol yang mendasar pada ukuran butir skarn, geometri, dan tingkat alterasi adalah kedalaman formasi. Studi geobarometric kuantitatif biasanya menggunakan mineral kesetimbangan (Anovitz dan Essene, 1990), inklusi fluida (Guy et al., 1989) atau kombinasi dari metode tersebut (Hames et al., 1989) untuk memperkirakan kedalaman metamorfosis. Metode kualitatif meliputi stratigrafi atau rekonstruksi geologi lainnya serta interpretasi tekstur batuan beku. Pengamatan sederhana ukuran butir massa dasar porfiri, morfologi pluton, dan kehadiran breksiasi memungkinkan membedakan antara lingkungan dangkal dan dalam.
Dengan demikian, skarn yang terbentuk pada kedalaman yang lebih besar dapat dilihat kulit sempit ukuran kecil dibandingkan dengan pluton yang berasosiasi dengannya serta dan aureole metamorf nya. Sebaliknya, skarn pada kedalaman yang dangkal akan cenderung terdeformasi oleh patahan. Masuknya air meteorik dan penghancuran mineral skarn selama proses retrograde adalah salah satu penciri pembentukan skarn di lingkungan dangkal.

b.        Perbedaan skarn klastik & magnesian
Magnesian skarn : skarn yang terbentuk oleh protolith berupa dolomit
Calsic skarn : skarn yang berasosiasi dengan kandungan mineral-mineral metal seperti tembaga, beso, tungsten, dll

c.     Endapan skarn
Gambar model penampang endapan skarn

Pembentukan skarn terbentuk dalam tiga tahap, yaitu tahap rekristalisasi pada batuan disekitar intrusi yang disebabkan oleh oleh kontak intrusi dengan batuan yang menghasilkan marmer dari batugamping, batuan hornfels dari batuserpih, kuarsit, dan batupasir. Reaksi skarn dapat terjadi disepanjang kontak litologi. Dapat dijumpai adanya mineral-mineral talk dan wollastonite pada batu marmer. Proses yang bekerja adalah reaksi isokimia akibat difusi elemen-elemen mineral akibat reaksi dengan larutan metamorfik. Selain itu, juga terjadi infiltrasi fluida ke dalam tubuh batuan.
Tahap yang kedua yaitu infiltrasi fluida hidrotermal-magmatik merubah komposisi asli mineral mineral penyusun litologi marmer dan batuan lainya menjadi batuan-batuan pembawa endapan skarn serta memodofikasi mineral-mineral kalk silikat yang terbentuk pertama kali. Proses ini terjadi pada temperatur 400°C-800°C dan disebut sebagai metamorfik prograde dan metasomatik prograde. Proses ini terjadi selama mineral-mineral pembawa endapan bijih mengalami pengendapan dan batuan plutonik mengalami pendinginan. Mineral baru terbentuk sebagai mineral anhydrous dan terbentuk mineral-mineral oksida besi seperti magnetit, kasiterit, dan sulfida lainnya mulai terbentuk.
Tahap ketiga merupakan tahap retrograde yang berasosiasi dengan proses pendinginan magma dan pembentukan alterasi hydrous terhadap mineral-mineral skarn. Pada tahap ini, kandungan kalsium cenderung akan mengalami peluruhan dan volatile-volatile akan mulai membentuk mineral epidote yang rendah kandungan besi, klorit, aktinolit, dan mineral lainnya. Pendinginan suhu pada tahap ini akan menghasilkan mineral-mineral sulfida. Alterasi pada umumnya mengubah mineral-mineral skarn yang terbentuk pertama kali dan mengendapkan sulfida.

d.      Endapan skarn di Indonesia
Salah satu contoh endapan skarn di Indonesia yaitu Endapan Skarn di Eartsberg, Irian Jaya, Indonesia. Batuannya kuarsit dan batupasir serta sebagian kecil batuan metamorf. Mineral bijih utamanya ialah mineral-mineral sulfida seperti kalkopirit dan bornit yang berasosiasi dengan galena, bismutit,kovelit,digenit, sfalerit, tembaga alami, perak alami, linnacit, dan tetrahedrit

DAFTAR PUSTAKA
Dosen dan Staf Asisten Geologi Sumber Daya Mineral. 2013. Geologi Sumber Daya       Mineral. Yogyakarta : Laboratorium Sumber Daya Mineral, Jurusan Teknik                 Geologi-UGM

2 komentar:

  1. terima kasih infonya kak, bermanfaat banget

    btw kak, kakak dulu alumni sman 3 surakarta?

    BalasHapus