Entah angin apa, hari ini semangat banget buat 'nggambar kue lapis a.k.a MS' singkapan yang kemarin ane temuin. Tujuannya tentu saja satu, supaya cepet ke BROMO CEPET menyelesaikan penderitaan ini dan cepet menyelesaikan skripsi!! Rencananya, teman kuliah ane dari Jogja - Arin - akan nyusul ke Pasuruan sore ini nemenin ane nyari data. Sebenarnya curiga juga sih sama niat dia, emang beneran mau mbantuin ane cari data atau pengen ke Bromonya. Hahaha. Ah bodo amat yang penting cepet selesai dan ke Bromo.
Setelah mandi dan sarapan (lumayan dapat nasi bungkus dua jadi satunya bisa dibawa buat bekel makan siang di lapangan), ane pun melajukan motor butut ane ke Danau Grati. Seperti kemarin, perjalanan ane lalui selama setengah jam.
Sampai di tepi Danau Grati, ane kembali merenung, gimana ya cara ane bisa ke singkapan di seberang danau ini tanpa lewat jalan seram yang kemarin. Akhirnya ane inisiatif nanya-nanya sama beberapa orang. Mereka memberi petunjuk yang gak begitu jelas, katanya bisa lewat jalan kampung sebelah sana (ane nggak tau sananya disana). Bertanya-tanya lagi tanpa hasil, akhirnya ane kendarai aja motor ane tanpa tujuan dan arah. Setelah ane lihat di kompas, singkapan di kejauhan itu menuju ke arah selatan, ane kendarai aja motor butut ke arah selatan lewat gang-gang kecil.
Sekitar satu jam putar sana sini, sempat tersesat dan lewat pedesaan yang pemandangannya yahud banget. Akhirnya ane sampe juga di singkapan yang tadi ane lihat dari seberang danau. Wuaaahhhhh.....sedihnya singkapannya gede banget senengnyaaaa...dapat data melimpah karena singkapannya itu gede banget! Jadi disitu memang ada pertambangan liar gitu gan, yah, meski liar tapi membantu ane membuka bukit sehingga bisa dapat data. Tanpa pikir panjang ane segera melakukan pengukuran stratigrafi di dua singkapan disitu.
Kenapa hanya 2 gan? Kan luas banget tu gan singkapannya?
Yah, ane anggap singkapan itu saling nyambung satu sama lain, jadi ane hanya harus melakukan pengukuran startigrafi di 1 titik aja. Ane hanya mengamati kehadiran struktur sedimen khas pengendapan gunung api maar aja untuk singkapan yang lain.
Okee lanjut, di tempat itu sumpaaah panasnya minta ampun gan. Nggak ada tempat berteduh sama sekali, suasana sepii sekali. Hanya terdapat beberapa pekerja tambang di kejauhan sana yang sesekali memandangi ane dengan bertanya-tanya sekaligus agak curiga gitu soalnya ane kelihatan ngukur-ngukur (jujur ane memang nggak memperkenalkan diri dulu n tujuan ane apa).
Lagi asik-asiknya ngukur, tiba-tiba ane didatangin Bapak-Bapak bermobil dengan penampilan parlente.
"Mbak, darimana ya? Ada perlu apa?" tanya bapak itu.
"Oh Bapak, saya dari UGM. Mau cari data skripsi Pak," jawab ane dengan jujur.
"Oh, skripsi ya. Mau ngapain aja dek?"
"Oh ini Pak, mau ngukur aja sama nggambar, sekaligus ambil sampel sedikit," jawab ane.
" Oh yaudah dek, silahkan."
Ane pun berpikiran, hmm mungkin dia tu manager pertambangan disini kali ya. Dikiranya ane itu suruhan dari perusahaan saingannya untuk meneliti batuan disini. Ane berpikir positif aja, bapak itu pergi dan ane melanjutkan pencarian data ane.
Tengah hari, karena tidak kuat dengan panas yang semakin membara, ane pun memutuskan berteduh di bawah pohon untuk makan siang dari bekel yang sudah ane bawa tadi. Cukup lama ane istirahat, sejaman. Keadaan tambang udah sepi banget, sama sekali nggak ada orang. Hanya ada suara angin yang terus menderu-nderu. Sesekali ane jumpai anak-anak yang bermain layangan. Mereka nggak ganggu ane dan ane juga nggak terlalu terusik dengan kehadiran mereka. Justru ane lega sih, masih ada manusia disini.
Kelar makan siang dan istirahat, ane segera melanjutkan petualangan mencari data skripsi yang sangat membosankan menyenangkan ini. Paruh kedua ini ane manfaatkan dengan melakukan pengukuran stratigrafi di tempat ketiga. Tempat ketiga ini agak jauh dari tempat kedua tadi gan, jaraknya sekitar 300 meteran. Karena tebingnya nggak terlalu tinggi, ane bisa menyelesaikan dengan cepat.
Selesai melakukan pengukuran dan pengecekan kembali, jam sudah menunjukkan pukul 14.00, 'wah sebentar lagi harus jemput Arin,' batin ane. Segera saja ane membereskan semua perlengkapan dan bersiap kembali ke Kota Pasuruan untuk menuju Stasiun Pasuruan.
Ane menunggu sebentar di Stasiun Pasuruan sebelum akhirnya Arin muncul. Arin naik Kereta Api Sritanjung dari Jogja, dan emang jadwalnya sampai Pasuruan jam 14.30. Setelah ketemu, karena Arin lapar, kami segera melanjutkan perjalanan untuk mencari warung.
Dengan kesoktahuan ane - ceritanya merasa udah hafal jalan di Pasuruan gitu - ane arahkan aja motor agak sedikit keluar kota (nggak tau kenapa pas itu susah banget nyari warung). Keliling kesana kemari nggak ada warung kelihatan nyantai yang buka. Sempet lewat jalan penuh truk-truk kontainer besar, akhirnya kita keluar di perbatasan Pasuruan-Sidoarjo. Sumpah, ane nggak ngerti kok bisa sejauh ini ane berkendara haha. Arin cuma diem aja, tapi dalam hati pasti ngedumel :D.
Selesai makan ane segera arahkan motor kembali ke Hotel Nasional. Dari sini ane cukup hafal jalan sehingga cukup mudah menemukan hotelnya. Malamnya kita hanya ngobrol-ngobrol ringan, sebelumnya ane keluar buat jajan n mbeliin Arin gorengan supaya nggak ngambek, rencana besok akan memastikan kebenaran data dan sorenya kita akan lanjut ke Probolinggo untuk ke BROMO!
0 comments:
Posting Komentar