Cerita PART 1 disini.
Cukup puas beristirahat di KFC Mahkota Parade, ane segera berinisiatif untuk mencari lokasi penginapan yang sudah ane sudah booking sebelumnya bernama Backpacker’s Freak Hostel yang beralamat di Jalan PM 2 No.25-3, Plaza Mahkota, Melaka. Ane berhasil menemukan tempat ini setelah bertanya kepada beberapa orang, tempatnya sendiri cukup strategis dan kamarnya berada di lantai dua gan. Pemiliknya engkong-engkong yang kalau sama tamu baikk banget, tapi kalau pas lagi sama pegawainya buseeet dah...galaknyaaa. hahaha. Pegawainya cewek chinese masih seumuran ane juga, dan pas si pegawai nyatet data paspor ane, nggak kehitung deh berapa kali dia kena bentak dari si engkong. Mana bentaknya di depan tamu lagi. Huft kasian. Ane mendapatkan sebuah kamar single room (tapi dengan 2 kasur) dengan tarif 8 USD per malam, dengan sarapan gratis. Ane pun segera merebahkan badan untuk beristirahat. Rencana malam ini ane akan melanjutkan perjalanan menyusuri Sungai Melaka.
Cukup puas beristirahat di KFC Mahkota Parade, ane segera berinisiatif untuk mencari lokasi penginapan yang sudah ane sudah booking sebelumnya bernama Backpacker’s Freak Hostel yang beralamat di Jalan PM 2 No.25-3, Plaza Mahkota, Melaka. Ane berhasil menemukan tempat ini setelah bertanya kepada beberapa orang, tempatnya sendiri cukup strategis dan kamarnya berada di lantai dua gan. Pemiliknya engkong-engkong yang kalau sama tamu baikk banget, tapi kalau pas lagi sama pegawainya buseeet dah...galaknyaaa. hahaha. Pegawainya cewek chinese masih seumuran ane juga, dan pas si pegawai nyatet data paspor ane, nggak kehitung deh berapa kali dia kena bentak dari si engkong. Mana bentaknya di depan tamu lagi. Huft kasian. Ane mendapatkan sebuah kamar single room (tapi dengan 2 kasur) dengan tarif 8 USD per malam, dengan sarapan gratis. Ane pun segera merebahkan badan untuk beristirahat. Rencana malam ini ane akan melanjutkan perjalanan menyusuri Sungai Melaka.
Lokasi Friendly Backpacker Guest House cukup strategis karena berada di tepi jalan besar.
Malemnya, dengan kaki yang masih capek dan sakit, ane memaksakan diri bangun untuk menuju Sungai Melaka gan. Sebenarnya males banget dan pengen tidur aja, tapi ane mikir, ini malam terakhir dan satu-satunya di Malaka karena besok pagi udah harus ke KL. Masak ane nggak mau menikmati Sungai Melaka di malam hari, akhirnya ane paksakan diri untuk bangun. Sebelumnya, ane sempat mampir di Bazaar dekat penginapan untuk membeli stop kontak kaki tiga seharga 5 RM dan replika kapal layar Malaka. Bazaar ini sendiri cukup ramai, menjual berbagai macam barang mulai dari barang primer, sekunder, tersier dengan harga terjangkau. Selesai menyusuri bazaar, ane melanjutkan jalan kaki ke Sungai Melaka. Di sepanjang jalan, ane banyak dilihatin orang gan. Yah mereka pikir aneh kali ya, cewek jalan sendirian malem-malem. Wkwkwk, tapi ane berusaha enjoy dan menikmati perjalanan ane ini dengan pikiran optimis.
Suasana Bazaar di depan Jalan PM 2.
Barang yang dijual di Bazaar harganya merakyat dan terjangkau.
Ternyata Sungai Melaka indah banget gan pas malem dengan kilauan lampu-lampu dari bangunan yang berjajar di pinggir sungai. Di sepanjang Sungai Melaka ini ane jumpai beberapa turis spot seperti Kincir Air Kesultanan Melaka, benteng dengan sisa beberapa meriamnya, dan ferry-ferry yang hilir mudik di sungai. Sungai Malaka ini sendiri sangat bersih gan, dan tidak berbau. Ane rasa memang Pemerintah Malaysia sangat sadar gan, bahwa sebagai tujuan favorit turis mancanegara maupun lokal, Sungai Melaka ini harus benar-benar dijaga kebersihannya.
Meriahnya Sungai Melaka di malam hari.
Sungainya bersih banget gan.
Kincir Air Kesultanan Melaka
Untuk menyusuri Sungai melaka bisa juga naik kapal ferry kecil gan melalui beberapa jeti atau halte di pinggir sungai. Pelancong juga bisa naik ferry ini berulang kali selama 1 hari (dari jam 9 pagi – 9 malam) atau istilahnya Hop Off Hop On dengan sekali bayar. Untuk dewasa dikenakan harga RM30 dan anak-anak RM15. Tapi ane memutuskan tidak naik karena antrian yang terlalu panjang dan menurut ane menikmati Sungai melaka dari pinggir sudah cukup gan. Salah satu yang khas juga dari Malaka adalah kehadirna becak lampu gan. Becak-becak disini terkenal sangat menarik dan meriah, dimana keseluruhan badan becak akan dihiasi dengan lampu, bunga-bunga dan musik yang meraung dengan keras. Tapi ane nggak naik becak ini karena konon katanya sejam ditarif 40 RM. Ane paling anti sama yang mahal-mahal hahaha. Mending naik becak entar di Indonesia aja kalau sudah pulang cuma 15ribu wkwkwk.
Becak disko warna-warni khas Melaka.
Selesai menyusuri Sungai Melaka ane melangkahkan kaki ke bazaar di Jonker St di Chinatown. Jonker St. ini merupakan jantung pemukiman Malaka Tua yang ada di barat Sungai Malaka gan. Terdapat banyak rumah-rumah indah, toko kecil, kuil, serta masjid. Salah satu jalan di daerah ini bernama Jalan Harmoni disebut demikian karena terdapat rumah doa dari tiga agama utama Malaysia - kuil Cina Cheng Hoon Teng , Sri Poyatha Vinayagar Moorthi Candi Hindu , dan Masjid Kling kampung .
Suasana Jonker St. di malam hari.
Bazaar di sepanjang Jonker St.
Saat itu suasana di Jonket St. sangat ramai gan karena ada pertunjukkan juga semacam bela diri campur humor dari Thailand. Ane berjalan-jalan sejenak dan kebanyakan barang yang dijual itu adalah makanan dan minuman, hiasan imitasi dan baju.
Replika Kapal Laksamana Ceng Ho.
Salah satu hal yang menarik juga di Jonker St itu ya terdapatnya replika kapal laksamana Ceng Ho gan. Replika ini dibuat untuk memperingati Ulang Tahun Pelayaran Laksamana Cheng Ho ke 608. Laksamana Cheng Ho ini namanya tertuang dalam sejarah Malaysia karena merupakan orang yang membuka jalan hubungan diplomatik antara Melaka dan China pada abad ke 15.
Jam 9 malam, akhirnya ane memutuskan pulang ke penginapan karena sudah puas menjelajah Sungai Melaka dan Jonker St gan. Menurut ane, memang sangat recommended mengunjungi kedua kawasan ini di malam hari karena perpaduan kerlipan lampu akan menjadikannya lebih indah. Saat perjalanan pulang dan kembali melewati Muzium Seni Bina Malaysia, jalannya udah gelap buanget gan dan ane sempat merinding kalau sampai jadi korban kekerasan. Tapi untunglah bisa kembali ke penginapan dengan selamat.
Malam itu entah kenapa walaupun badan terutama kaki sangat capek, ane nggak ngantuk sama sekali. Akhirnya malah jam 2 kurang ane memutuskan untuk mandi karena hawa yang cukup panas, tidak lupa penginapan ane kunci dong ya. Soalnya harta benda ane disitu semua, termsuk paspor dan uang.
Sampai kamar mandi, semuanya berjalan lancar gan. Ane taruh kunci di atas tumpukan pakaian di atas flusher. Dan sewaktu ane mau memindahkan pakaian itu ke tempat yang lebih kering, tebak dong ya......................................................................................................
KUNCINYA MASUK KE BOLONGAN WC!!!
“Kluntinggg...duerrr...jroooot...shhhhh....ahhhhh”
Ane masih merasa itu mimpi dan tidak mau percaya apa yang ane baru saja lihat dan dengar. Sumpah ane langsung melongo memandangi itu lubang WC lama banget. Apa yang terjadi barusan itu kenyataan???
Setelah ane mencubit lengan dan kerasa sakit, ane baru sadar bahwa kunci ane yang barusan masuk ke lubang WC itu barusan KENYATAAN!! HUAAAAAA! Bagaimana ini? Sekarang udah menunjukkan jam 2 kurang, dimana si Engkong mengatakan resepsionis tutup jam 12 malem, terus engkongnya galak banget, terus semua uang dan paspor ane disitu, terus ane bobok dimana? Huaa, ane masih inget ane sempat nangis di kamar mandi. Berharap bolongan WC nya itu bolongan WC kayak di Indonesia yang ada airnya, tapi disini bolongan Wcnya itu bolongan WC tak berujung dan gelap itu gan , yang gak jelas eeknya jatuh kemana. Mungkin kunci ane udah tenggelam di tumpukan eek-eek orang dari berbagai negara hauaaa.
Dengan langkah gontai dan pesimis ane pun langsung mandi dengan cepat dan naik ke resepsionis. Ane TAKUT banget gan, apalagi sama engkongnya. Secara ane baru beberapa jam disini udah ngilangin kunci, huaaa apa kata mereka nanti? Gimanapun ane harus bisa dapat kunci.
Di resepsionis, entah keajaiban apa mereka masih buka gan walau lampunya sudah dimatikan. Dengan menahan malu yang sudah di ubun-ubun ane menjelaskan kalau ane kehilangan kunci karena jatuh di toilet, dan untungnya si engkong nggak marah. Yaiyalah, kalau marah ma tamu pasti takut kan kalau hostelnya dapat review jelek. Si engkong hanya mengatakan besok ane harus membayar 10 RM untuk kuncinya, dan akhirnya ane diberikan kunci baru oleh si pegawai. Hwahhhh lega
.
Keesokan harinya keadaan ane sudah jauh lebih baik gan setelah tragedi”kunci masuk lubang WC” yang ane alami kemarin. Setelah check out dan membayar denda kunci, ane segera melangkahkan kaki di jalanan Kota Malaka di pagi hari yang terlihat indah dan sepi. Di Malaka ini memang banyak terdapat taman-taman kota gan dengan berbagai tanaman bunga diatasnya sehingga menjadikan kota ini menarik. Ane juga sempat menfoto Menara Taming Sari yang lokasinya cukup dekat dengan penginapan ane.
Di Kota Melaka ini banyak taman cantik gan.
Menara Taming Sari ini merupakan menara setinggi 80 meter yang terletak di Jalan Merdeka, Banda Hilir, dengan panorama 360 derajat selama 7 menit kita akan melihat keindahan Melaka dari atas menara ini. Tiket masuk seharga RM 20 untuk dewasa dan RM 10 untuk anak-anak (dibawah 12 tahun).
Saat itu ane sarapan di sebuah food court kaki lima gan dengan penjualnya ibu-ibu yang ramah banget. Seneng banget ane gan ketemu ibu ini, karena dia memperlakukan customernya dengan sangat baik. Saat itu ane sarapan nasi dan rawon dengan biaya hanya 4RM, murah enak dan halal. Selesai makan dan beristirahat sejenak, ane segera melangkahkan kaki kembali ke Dutch Square untuk naik Bus Panorama Melaka No 17 kembali ke Terminal Malaka. Ane memang berencana akan ke Kuala Lumpur hari ini, karena penerbangan ane ke Filipina adalah malam ini jam 19.00. Setengah jam perjalanan dengan bus akhirnya sampai juga di Terminal Malaka, ane segera membeli tiket bus ke KL seharga 12 RM dan menunggu dengan hati bahagia. Goodbye, Malaka! I'm ready to go to Philipphine!!
Bersambung ke PART 3 disini.
Bersambung ke PART 3 disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar