Preparasi
sayatan adalah suatu tahap untuk mendapatkan gambaran mineral-mineral dalam
bentuk sayatan tipis, sehingga membutuhkan alat-alat dan proses tertentu untuk
melakukannya. Di dalam pengamatan sayatan tipis, haruslah menggunakan mikroskop
petrografi yakni mikroskop polarisasi. Pada praktikum kali ini, kami melakukan
tahap-tahap pemrosesan untuk mendapatkan sayatan tipis dari suatu batuan
ataupun mineral.
Adapun
alat dan bahan yang diperlukan dalam preparasi sayatan ini adalah:
1. Gergaji
mesin, fungsinya adalah untuk mengiris atau menyanyat
batuan untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Ukuran diameter gergaji diusahakan
antara 36 – 71 cm. Persiapan awal: panjang sayatan: 3,5-5 cm, lebar sayatan 2,5 cm, tinggi sayatan 0,5 cm.
gergaji mesin (warna putih di belakang tangan)
2. Karborundum (silicon karbida) adalah
bubuk abrasif yang berisi kabrida silicon yang terikat dengan tanah liat
ataupun bahan-bahan lain. Digunakan dalam instrument putar penggerinda. (Sumber:
Kamus Kedokteran Gigi). Fungsinya adalah untuk meratakan preparasi sebelum dan
sesudah pengeleman. Pada tahap terakhir, untuk mengetahui apakah suatu mineral
terlalu tebal atau tidak (acuan 0,0035 mm), menggunakan dasar warna
interferensi mineral tertentu. Misal menggunakan mineral kuarsa. Jika diamati
menggunakan mikroskop polarisasi XPL plagioklas berwarna kuning, berarti
sayatan masih cukup tebal dan perlu ditipiskan lagi menggunakan karborundum
dengan mesh yang lebih besar. Aturan untuk mesh adalah, semakin besar angka
mesh, ukuran bubuk karborundum semakin kecil dan semakin akurat jika digunakan
untuk menipiskan sampel pada ukuran yang sangat kecil. Digunakan 4 macam ukuran mesh: 320, 600, 1000, 2000.
bubuk karborundum mesh 320
3. Balsam Kanada disebut
juga terpentin (minyak tusam) Kanada atau balsam pohon cemara Kanada. Balsam
ini terbuat dari resin pohon cemara (Abies
balsamea) yang berasal dari Amerika Utara. Ciri fisik dari resin ini adalah
cairan kental, lengket, berwarna kekuningan. Pada pemrosesan selanjutnya, resin
ini dilarutkan dalam minyak esensial. Jika minyak esensial telah diuapkan, maka
warna resin ini menjadi kekuningan transparan. Karena kesamaan nilai indeks
refraksi dengan kaca (n = 1,55), maka
balsam Kanada ini biasa digunakan untuk keperluan optik yaitu sebagai lem atau
perekat batuan yang telah dipotong dengan slide.
(wikipedia.com).
balsem kanada dan tumbuhan yang menghasilkannya Abies balsamea
4. Lem
Entelan berfungsi untuk merekatkan slide pada sampel yang telah disayat. Indeks bias entelan ini
sendiri hampir sama dengan Balsam kanada yakni 1,49 – 1,50 . Karena itulah
perannya dapat saling menggantikan dengan balsam Kanada.
lem entelan
5. Epoksi, juga
dikenal sebagai polyepoxide adalah
adalah sebuah polimer epoksi yang merupakan hasil reaksi antara resin epoxide dengan polyamine.
Fungsinya adalah untuk merekatkan sampel dengan kaca penutup, dilakukan saat
sampel dalam keadaan panas (setelah dikeringkan kandungan airnya dengan
dipanaskan di atas lampu spiritus).
epoksi
6. Mesin grinda, digunakan
untuk meratakan sampel. Posisi grinda untuk meratakan sampel ada dua macam
yakni horizontal dan vertikal. Grinda yang digunakan pertama adalah yang
horizontal, dimana menggunakannya harus dengan menggunakan bubuk karborundum
mesh 320. Setelah dilakukan pengeleman, maka baru dilakukan perataan dengan
grinda yang vertikal.
mesin grinda horisontal (kiri) dan mesin grinda vertikal (kanan)
7. Resin adalah zat polimer alami ataupun sintetik yang salah satu fungsinya adalah dapat mengikat kation dan anion tertentu. Resin ini digunakan ketika sampel yang akan diamati dalam sayatan tipis berupa material lepas-lepas. Jadi dengan resin, material lepas-lepas tersebut akan dijadikan satu terlebih dahulu.
resin
8. Slide dan kaca penutup
berfungi untuk meletakkan sampel dan menutup sampel.
9. Kertas perekat
berfungsi untuk memberi nama sampel setelah jadi.
10. Alat tulis untuk memberi nama sampel.
TAHAP PELAKSANAAN
1. Tahap pertama
adalah menyiapkan sampel yang akan dipreparasi. Sampel bisa batuan beku, batuan
sedimen, batuan metamorf, sedimen (material lepas), maupun batuan piroklastik.
2. Tahap kedua
adalah pemotongan sampel menggunakan mesin gergaji. Bagian batuan yang dipotong
diusahakan adalah yang mewakili sehingga hasilnya bisa maksimal. Pada waktu
tahap pemotongan batuan, harus disemprotkan juga air untuk mengurangi panas
akibat gesekan yang kuat.
Ukuran
pemotongan batuan untuk preparasi adalah panjangnya 3,5 – 5 cm; lebarnya 2,5
cm; tingginya 0,5 cm.
3. Tahap
ketiga adalah tahap perataan sampel yang
telah dipotong. Perataan ini menggunakan mesin grinda yang posisinya
horizontal. Untuk melakukannya, digunakan karborundum mesh 320. Tahap perataan
ini diusahakan sampai setipis mungkin.
Setelah selesai, dilakukan lagi perataan sampel dengan
menggunakan karborundum mesh 600. Perataan dilakukan di atas media kaca, karena
memanfaatkan bidang kaca yang benar-benar datar.
4. Tahap
keempat adalah pengeleman. Untuk
itu, hal yang harus disiapkan adalah slides
dan lem entelan atau balsam Kanada. Pengeleman sampel dilakukan pada bagian
tengah slides dan diusahakan
sekencang mungkin supaya sampel tidak lepas sewaktu dilakukan perataan dengan
mesin grinda maupun karborundum.
5. Tahap kelima adalah perataan kembali dengan menggunakan mesin grinda yang
vertikal. Pada waktu perataan kedua ini, juga disemprotkan air untuk mengurangi
panas akibat gesekan yang kuat.
Setelah selesai diratakan dengan mesin grinda
vertikal, dilanjutkan dengan perataan akhir menggunakan karborundum mesh 320,
mesh 600, dan mesh 2000 untuk mendapatkan ketebalan yang benar-benar diharapkan
(0,0035 mm). Setiap selesai meratakan dengan mesh tertentu, dilihat kenampakannya
dahulu di bawah mikroskop, apakah ketebalannya sudah tepat atau belum melalui
ciri-ciri warna interferensi mineral tertentu. Jika belum tepat, digosokkan
lagi ke karborundum 2000. Jika sudah tepat ketebalannya, dilanjutkan ke tahap
terakhir yakni pengeringan sampel dan perekatan kaca penutup.
6. Tahap keenam adalah pengeringan sampel dan penutupan sampel dengan kaca
penutup dengan epoksi untuk menghindari kerusakan atau kontaminasi pada sampel.
Pengeringan sampel dilakukan di atas pembakar bunsen selama kurang lebih 5 – 10
menit, tujuannya adalah menguapkan semua kandungan air pada sampel. Jika dirasa
sudah kering, sampel diambil dan diteteskan epoksi pada bagian tengahnya, kemudian
diberi kaca penutup. Epoksi diusahakan diberi pada bagian tengah sampel supaya
setelah kaca penutup diletakkan, sisa epoksi bisa didorong keluar dari pusat
sehingga tidak menimbulkan kenampakan gelembung saat sayatan diamati. Adanya
gelembung bisa menyebabkan gangguan pada pengamatan ataupun salah penafsiran.
Setelah sampel selesai ditutup dengan kaca
penutup, maka langkah terakhir yang juga penting adalah memberi nama atau kode
pada preparasi. Setelah itu, sampel sudah siap untuk diamati lebih lanjut.
0 comments:
Posting Komentar