1.10.2015

Klasifikasi Batupasir Pettyjohn

           Batupasir adalah salah satu jenis batuan sedimen yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi. Menurut klasifikasi Wenworth, batupasir adalah batuan yang mempunyai ukuran butir antara 1/16 mm – 2 mm. Batupasir ini berdasarkan teksturnya adalah klastik terigen, artinya berasal dari transportasi daratan.
Material penyusun batupasir tersusun atas lima komponen dasar yaitu litik fragmen atau fragmen batuan, butiran kuarsa, butiran feldspar, matriks, dan semen. Matriks biasanya adalah mineral-mineral lempung, mineral karbonat, maupun mineral oksida. Matriks biasanya juga akan terendapkan secara bersamaan dengan fragmen. Setelah fragmen dan matriks terendapkan, maka selanjutnya akan diendapkan semen. Semen yang umum dijumpai adalah kuarsa, kalsit, dan oksida .  Setelah itu akan terjadi peristiwa diagenesa, yakni proses pembentukan batuan sedimen itu sendiri, mulai dari kompaksi, sementasi, dan litifikasi.
Karena batupasir mempunyai jenis yang sangat beragam, maka dalam penentuan namanya tentulah harus digunakan suatu klasifikasi yang jelas dan bisa digunakan secara internasional. Berikut ini adalah macam-macam klasifikasi untuk batupasir:
1. Klasifikasi batupasir berdasar Pettyjohn
2. Klasifikasi batupasir berdasar Folk (1974)
               

3. Klasifikasi batupasir menurut Gilbert (1982)
                    

Klasifikasi batupasir menurut Pettyjohn (1987) dan Folk (1974) didasarkan pada komposisi batupasir tersebut, dimana komposisinya ada butiran yang terdiri dari fragmen batuan, kuarsa, maupun feldspar; matriks; dan semen. Berdasarkan komposisi inilah dihasilkan beberapa jenis penamaan seperti batupasir kuarsa (quartz arenite), batupasir arkose (arkoses), batupasir litik (litharenites), batupasir wacke (greywacke).
Dalam tulisan kali ini, saya akan lebih mengkhususkan kepada klasifikasi menurut Pettyjohn.
Gambar klasifikasi batupasir menurut Pettyjohn

Dalam membuat klasifikasinya, Pettyjohn memakai dasar komposisi dari batupasir tersebut. Klasifikasi ini menggunakan dasar segitiga sama sisi dimana setiap sudutnya terdiri dari kuarsa, fielspar (plagioklas + K. fieldspar) dan fragmen batuan.
1. Luasan segitiga pertama sampai kedua yaitu dimana terdapat kandungan matriks 0 – 15 % dinamakan arenit. Untuk klasifikasi selanjutnya, tergantung dari unsur utama penyusun batuan itu.

            a.      Jika unsur utamanya adalah fragmen batuan maka namanya menjadi litarenit atau litik                     arenit,yaitu kandungan fragmen batuan kurang lebih 50 % dengan kuarsa kurang lebih 20                   %.
b.      Jika batuan litik arenit tersebut banyak tercampur mineral kuarsa, maka namanya menjadi sublitik arenit.
c.       Jika unsur utamanya adalah feldspar, maka namanya menjadi arkosic arenite; yaitu kandungan feldspar kurang lebih 50 % dengan kuarsa kurang lebih 20 %.
d.      Jika batuan arkosic arenite tersebut banyak mengandung mineral kuarsa, maka namanya menjadi subarkose.
e.       Kalau kandungan kuarsa sudah sangat banyak (sekitar lebih dari 90 %), maka nama batuan itu disebut quartz arenit.

2. Luasan segitiga kedua sampai ketiga yakni terdapat kandungan matriks antara 15 % - 75, batuan yang terdapat di daerah tersebut dinamakan wacke.

          Cara penamaanya hampir sama dengan luasan segitiga pertama yaitu:
a.  Jika unsur utamanya adalah fragmen batuan maka namanya menjadi lithic wacke atau litik arenit, yaitu kandungan fragmen batuan kurang lebih 50 % dengan kuarsa kurang lebih 10 %.
b. Jika unsur utamanya adalah feldspar, maka namanya menjadi arkosic wacke;  yaitu kandungan   feldspar kurang lebih 50 % dengan kuarsa kurang lebih 10 %.
c. Kalau kandungan kuarsa sudah sangat banyak (sekitar 90 %), maka nama batuan itu disebut quartz wacke.
d. Luasan segitiga ketiga dan seterusnya yakni terdapat kandungan matriks lebih dari 75 %; batuan yang terdapat di daerah itu disebut mudstone.

Cara penamaan dan pembacaan:
a.   Jika unsur utamanya adalah fragmen batuan maka namanya menjadi lithic mudstone, yaitu kandungan fragmen batuan kurang lebih 50 % dengan kuarsa kurang lebih 30 %.
b.  Jika unsur utamanya adalah feldspar, maka namanya menjadi arkosic  mudstone;  yaitu kandungan feldspar kurang lebih 50 % dengan kuarsakurang lebih 30 %.
c.  Kalau kandungan kuarsa sudah sangat banyak (sekitar lebih dari 70 %), maka nama  batuan itu disebut quartz mudstone.

Itulah penjelasan secara singkat bagaimana menggunakan klasifikasi Pettyjohn. Klasifikasi ini bila digunakan setiap orang akan bersifat relatif, artinya setiap orang bisa saja mempunyai pendapat tentang jumlah persenan komposisi batuan yang berbeda-beda.
Gambar-gambar batuan untuk lebih memperjelas:
1. Arkose
Karena banyak mengandung feldspar sehingga warnanya menjadi kemerahan

2. Quartz sandstone
Banyak terkandung pecahan-pecahan batuan

DAFTAR PUSTAKA:
Ehlers, Ernest G. Dan Harvey Blatt. 1980. Petrology Igneous, Sedimentary and
          Metamorphic. San Francisco: WH Freeman and Company

1 komentar: