Batupasir adalah salah satu jenis batuan sedimen
yang paling banyak tersingkap di permukaan bumi. Menurut klasifikasi Wenworth,
batupasir adalah batuan yang mempunyai ukuran butir antara 1/16 mm – 2 mm.
Batupasir ini berdasarkan teksturnya adalah klastik terigen, artinya berasal
dari transportasi daratan.
Material penyusun batupasir tersusun atas lima
komponen dasar yaitu litik fragmen atau fragmen batuan, butiran kuarsa, butiran
feldspar, matriks, dan semen. Matriks biasanya adalah mineral-mineral lempung,
mineral karbonat, maupun mineral oksida. Matriks biasanya juga akan terendapkan
secara bersamaan dengan fragmen. Setelah fragmen dan matriks terendapkan, maka
selanjutnya akan diendapkan semen. Semen yang umum dijumpai adalah kuarsa,
kalsit, dan oksida . Setelah itu akan
terjadi peristiwa diagenesa, yakni proses pembentukan batuan sedimen itu
sendiri, mulai dari kompaksi, sementasi, dan litifikasi.
Karena batupasir mempunyai jenis yang sangat
beragam, maka dalam penentuan namanya tentulah harus digunakan suatu
klasifikasi yang jelas dan bisa digunakan secara internasional. Berikut ini
adalah macam-macam klasifikasi untuk batupasir:
1. Klasifikasi
batupasir berdasar Pettyjohn
2. Klasifikasi
batupasir berdasar Folk (1974)
3. Klasifikasi
batupasir menurut Gilbert (1982)
Klasifikasi
batupasir menurut Pettyjohn (1987) dan Folk (1974) didasarkan pada komposisi
batupasir tersebut, dimana komposisinya ada butiran yang terdiri dari fragmen
batuan, kuarsa, maupun feldspar; matriks; dan semen. Berdasarkan komposisi
inilah dihasilkan beberapa jenis penamaan seperti batupasir kuarsa (quartz arenite), batupasir arkose
(arkoses), batupasir litik (litharenites), batupasir wacke (greywacke).
Dalam tulisan kali ini, saya akan lebih mengkhususkan
kepada klasifikasi menurut Pettyjohn.
Gambar klasifikasi batupasir menurut Pettyjohn
Dalam membuat klasifikasinya, Pettyjohn
memakai dasar komposisi dari batupasir tersebut. Klasifikasi ini menggunakan
dasar segitiga sama sisi dimana setiap sudutnya terdiri dari kuarsa, fielspar
(plagioklas + K. fieldspar) dan fragmen batuan.
1. Luasan
segitiga pertama sampai kedua yaitu dimana terdapat kandungan matriks 0 – 15 %
dinamakan arenit. Untuk klasifikasi selanjutnya, tergantung dari unsur utama
penyusun batuan itu.
a. Jika unsur utamanya adalah fragmen batuan maka namanya menjadi litarenit atau litik arenit,yaitu kandungan fragmen batuan kurang lebih 50 % dengan kuarsa kurang lebih 20 %.
|
b.
Jika batuan litik arenit tersebut
banyak tercampur mineral kuarsa, maka namanya menjadi sublitik arenit.
c.
Jika unsur utamanya adalah
feldspar, maka namanya menjadi arkosic arenite; yaitu kandungan feldspar kurang
lebih 50 % dengan kuarsa kurang lebih 20 %.
d.
Jika batuan arkosic arenite
tersebut banyak mengandung mineral kuarsa, maka namanya menjadi subarkose.
e.
Kalau kandungan kuarsa
sudah sangat banyak (sekitar lebih dari 90 %), maka nama batuan itu disebut
quartz arenit.
2. Luasan segitiga kedua
sampai ketiga yakni terdapat kandungan matriks antara 15 % - 75, batuan yang
terdapat di daerah tersebut dinamakan wacke.
Cara penamaanya hampir sama dengan luasan segitiga pertama yaitu:
a. Jika
unsur utamanya adalah fragmen batuan maka namanya menjadi lithic wacke atau litik arenit, yaitu
kandungan fragmen batuan kurang lebih 50 % dengan kuarsa kurang lebih 10 %.
b. Jika unsur utamanya adalah
feldspar, maka namanya menjadi arkosic wacke;
yaitu kandungan feldspar kurang lebih 50 % dengan kuarsa kurang lebih 10
%.
c. Kalau kandungan kuarsa
sudah sangat banyak (sekitar 90 %), maka nama batuan itu disebut quartz wacke.
d. Luasan segitiga ketiga dan
seterusnya yakni terdapat kandungan matriks lebih dari 75 %; batuan yang
terdapat di daerah itu disebut mudstone.
Cara
penamaan dan pembacaan:
a. Jika unsur utamanya adalah
fragmen batuan maka namanya menjadi lithic mudstone, yaitu kandungan fragmen
batuan kurang lebih 50 % dengan kuarsa kurang lebih 30 %.
b. Jika unsur utamanya adalah
feldspar, maka namanya menjadi arkosic
mudstone; yaitu kandungan
feldspar kurang lebih 50 % dengan kuarsakurang lebih 30 %.
c. Kalau kandungan kuarsa
sudah sangat banyak (sekitar lebih dari 70 %), maka nama batuan itu disebut quartz mudstone.
Itulah penjelasan secara singkat bagaimana
menggunakan klasifikasi Pettyjohn. Klasifikasi ini bila digunakan setiap orang
akan bersifat relatif, artinya setiap orang bisa saja mempunyai pendapat
tentang jumlah persenan komposisi batuan yang berbeda-beda.
Gambar-gambar batuan untuk lebih memperjelas:
1. Arkose
Karena
banyak mengandung feldspar sehingga warnanya menjadi kemerahan
2. Quartz sandstone
Banyak
terkandung pecahan-pecahan batuan
DAFTAR PUSTAKA:
Ehlers, Ernest G. Dan Harvey Blatt. 1980. Petrology Igneous, Sedimentary and
Metamorphic.
San Francisco: WH Freeman and Company
terima kasih
BalasHapussangat membantu