Geologi teknik adalah aplikasi geologi untuk
kepentingan keteknikan, yang menjamin pengaruh faktor-faktor geologi terhadap
lokasi, desain, konstruksi, pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan hasil
kerja keteknikan. (American Geological Institute dalam Attewell & Farmer). Berdasarkan
gambar diatas tentulah sangat penting bagi seorang ahli geologi untuk bisa
mengenali sifat keteknikan batuan
secara baik dan benar karena hasil pengamatan tersebut akan
dipertanggungjawabkan untuk keselamatan umat manusia. Sifat keteknikan batuan
antara lain adalah sifat indeks dan sifat mekanik.
Korelasi geologi teknik dengan ilmu geologi serta teknik sipil
1.
Sifat indeks batuan
Sifat
indeks batuan adalah sifat fisik batuan yang ditentukan oleh jenis dan origin batuan . Sifat indeks dipengaruhi
paling utama oleh asal muasal batuan (origin),
tekstur batuan dan komposisi mineral. Sifat-sifat indeks tersebut antara lain:
·
Porositas &
Permeabilitas
Porositas batuan diartikan
sebagai perbandingan antara volum rongga-rongga pori terhadap volum total
batuan. Bagaimana suatu porositas terbentuk sangat dipengaruhi oleh
proses-proses yang dilalui oleh batuan selama masa pembentukannya. Porositas
primer pada batuan sedimen klastik dipengaruhi oleh teksturnya. Porositas
primer pada batuan beku lebih banyak terbentuk pada lubang-lubang gas batuan
vulkanik. Sementara pada batuan metamorf berupa mikro porositas yang terbentuk
selama proses rekristalisasi. Porositas sekunder bisa juga terbentuk oleh kekar
atau sesar yang disebabkan oleh gaya tektonik.
Porositas (terutama yang terbuka)
akan mendorong fluida untuk memasukinya dan secara perlahan akan menyebabkan
pelapukan. Dengan demikian batuan yang mempunyai porositas dan rekahan lebih
besar akan mempunyai kekuatan tahan yang lebih kecil dan sebaliknya. Tabel
dibawah menjelaskan beberapa contoh batuan dengan % porositas yang
berbeda-beda. Dapat terlihat bahwa batuan beku dan metamorf (segar dan tanpa fracture) mempunyai % porositas yang
lebih kecil daripada batuan sedimen. Hal ini tentunya membuktikan bahwa batuan
beku dan metamorf dalam keadaan segar dan tanpa fracture merupakan batuan yang baik untuk konstruksi suatu
bangunan.
Permeabilitas
adalah kemampuan batuan untuk meloloskan air, semakin besar permeabilitas, maka
akan mengurangi kekuatan batuan.
·
Void
index
Adalah ukuran seberapa besar
kekompakan dari material-material penyusun batuan dan seberapa besar fracture yang terbentuk pada batuan
akibat kompresi/tekanan selama jutaan tahun. Diagram dibawah menggambarkan
hubungan antara void indeks dalam % (sumbu x) dengan besarnya gabungan gaya
tekan dan tarik (sumbu y).
Kesimpulan dari diagram ini adalah semakin kecil
nilai void index, maka batuan akan lebih kuat menerima gaya kompresi maupun
gaya tarik. Kenaikan nilai void index
juga mempengaruhi nilai modulus elastisitas batuan dimana hubungannya adalah
berbanding terbalik. Di bawah ini merupakan contoh jenis batuan dengan nilai void index yang berbeda.
·
Unit berat, Densitas
dan Specific gravity
Densitas
merupakan perbandingan antara massa dan volume batuan. Densitas menentukan
seberapa besar kekuatan yang digunakan untuk menghancurkan batuan. Semakin
besar densitas suatu batuan (serta batuan dalam keadaam segar), maka batuan itu
akan semakin kuat dan juga sebaliknya. Beberapa contoh densitas antara lain
batuserpih 2750 kg/m3, granit 2650 kg/m3, batupasir 2200
kg/m3, basalt 2650 kg/m3, marmer 2700 kg/m3,
batugamping 2450 kg/m3, dll. Unit weight hampir sama dengan density,
dimana semakin besar Unit Weight maka batuan akan semakin kuat. Dibawah ini
adalah kolom klasifikasinya.
·
Hardness (kekerasan)
Kekerasan pada batuan
merupakan ketahanan batuan terhadap gaya tekan dan gaya tarik yang
bekerja padanya sebelum batuan hancur. Kekerasan ditentukan oleh komposisi
mineral dari batuan (kekerasan pada skala Mohs). Semakin banyak mineral
resisten, maka batuan akan semakin keras dan sebaliknya.
·
Sonic Pulse Velocity
Sonic
Pulse Velocity merupakan metode yang
digunakan untuk melihat seberapa besar kuat tekan uniaksial yang ada pada
batuan. Batuan dengan perbedaan mineralogi, tekstur dan kekuatan (strength)
akan menghasilkan kecepatan pulsa sonic yang berbeda-beda pula. Korelasi antara
kuat tekan batuan dan kecepatan sonic terbesar ada pada marmer
(0,94-0,97)sedangkan terendah pada granit (0,68). Korelasi yang rendah pada
granit membuktikan adanya kandungan mineral yang homogeny, kompleksitas
kebundaran butir dan perbedaan cepat rambat gelombang pada kristal-kristal
mineralnya.
2.
Sifat Mekanik Batuan
Sifat mekanik batuan berhubungan dengan
proses-proses yang mengenai batuan setelah batuan tersebut terbentuk (adanya
gaya dari luar yang berkerja pada batuan). Sifat-sifat tersebut antara lain:
·
Compressive
strength (Gaya tekan)
Compressive strength adalah gaya tekan
maksimum yang bisa diberikan pada batuan dari arah yang berlawanan tanpa
menghancurkannya. Compressive strength ini
akan mengurangi volume batuan, dan jika batuan ductile tidak mengalami pecah, maka akan menjadikannya semakin
kuat. Contoh gambar ada di bawah.
·
Tensile
strength (Gaya tarik)
Tensile strength adalah gaya tarik
maksimum yang bisa diberikan batuan dari arah yang berlawanan tanpa menhancurkannya. Tensile strength lebih jarang terjadi daripada compression strength, tetapi lebih mudah menghancurkan batuan.
Bangunan konstruksi sangat tidak disarankan bahkan dilarang untuk dibangun pada
daerah dimana Tensile strength
bekerja dominan. Pengaruh Tensile
strength pada batuan berbeda-beda tergantung sifat fisiknya.
· Elastic modulus (Modulus elastik)
Elastic
Modulus adalah
kemampuan material batuan untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya yang
bekerja padanya ditiadakan. Ada dua macam reaksi batuan yaitu deformasi elastis
(kembali ke bentuk semula ketika gaya dihilangkan dan deformasi plastis (tidak
kembali ke bentuk semula setelah gaya ditiadakan).
·
Poison
Ration (Rasio Poison)
Ketika
batuan ditekan dari suatu arah, maka akan terjadi pergeseran pada arah yang
berlawanan secara tegak lurus. Hal ini dinamakan efek Poisson. Poison Ration mengukur seberapa besar
efek Poisson yang terjadi. Poison Ration akan
besar pada batuan-batuan yang elastis seperti batupasir berserpih dan batubara serta
rendah pada batuan-batuan keras karena mudah mengalami fracture.
·
Rock
Failure Strain
Rock Failure Strain disebabkan oleh
adanya pelepasan secara tiba-tiba dari sebuah gaya setelah sebelumnya bekerja.
Pengaruhnya terhadap suatu batuan tentulah sangat dipengaruhi oleh jenis batuan
dan sifat elastisitasnya.
·
Point
Load Index
Point Load Index merupakan metode alternatif yang digunakan untuk
mengukur Uniaxial Compressive strength Test menggantikan metode Compressive strength terkait biaya dan
waktu yang lebih efisien.
DAFTAR
PUSTAKA
Waltham,
Tony. 1995. Foundations of Engineering
Geology 2nd Edition. Spon Press:London hal.48-51
Jaeger,
Charles. 1979. Rock Mechanics and
Engineering 2nd Edition. Cambridge
University Press: Cambridge hal
47-55
http://webpages.sdsmt.edu/~lstetler/merlot/rock_mechanics.htm diakses Rabu, 26
September pukul 14.00-17.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar