3.31.2014

[6] Cerita KKN Atambua 2013: Timor Leste, I'M COMING!

Tim KKN PPM UGM berpose di Tugu Timor Leste
 
Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu oleh tim KKN PPM Atambua 2013 karena kami akan ke luar negeri! Ya! Mungkin kamilah satu-satunya tim KKN yang pelesir keluar negeri di minggu pertama KKN, kemana lagi kalau nggak ke Timor Leste. Hehehe.

Saat itu kami berangkat agak siang, sekitar jam 11, karena sub unit Desa Rinbesi Hat harus melaksanakan sosialisasi dan pemantapan program dengan perangkat desa. Karena ada acara sosialisasi ini, sebenarnya kormanit memutuskan subunit Desa Bakustulama saja yang berangkat ke Tiles. Tentu saja kami protes dan ‘mencak-mencak’ hehe. Akhirnya diputuskan kami akan berangkat setelah acara sosialisasi selesai, dengan menggunakan 2 mobil pick up charteran.
 Overload eh...

Perjalanan ke perbatasan (Motaain) berlangsung selama kurang lebih 1 jam. Sepanjang perjalanan, aku merasakan sensasi dejavu, padahal aku belum pernah kesini sebelumnya. Setelah aku pikir-pikir, ternyata karena kami melewati tempat shooting film ‘Tanah Air Beta’ yang berlangsung di Atambua. Memang seperti itulah keadaannya, kering meranggas.

Sepanjang perjalanan, kami disuguhi oleh rumah-rumah berbentuk lopo yang semakin banyak mendominasi dibandingkan dengan rumah bangunan modern. Keadaan masyarakat terlihat lebih memprihatinkan, aku tidak tahu apakah anak-anak tersebut bahkan sekolah, beberapa tempat bahkan tidak dialiri listrik sama sekali, kualitas air bagaimana juga aku tak tahu, aku jadi berpikir, apa yang selama ini aku lakukan? Kesenjangan yang begitu besar.

Akhirnya kami pun sampai di gerbang perbatasan Motaain. Normalnya kami harus turun dan mengurus visa on arrival, tapi setelah foto-foto sejenak, kami dipersilakan masuk dengan ditemani beberapa tentara baik dari TNI maupun tentara Timor Leste. Edisi imigran gelap hehe.
Ane berfoto sebelum masuk Indonesia gan, bangga rasanya foto disini

Pemberhentian pertama kami adalah peternakan kuda yang dimiliki oleh seorang Bapak keturunan Portugis mantan tetinggi sewaktu Tiles dan Indonesia belum berpisah. Disana kami banyak dijelaskan tentang perjuangan beliau sewaktu reformasi. Setelah itu ane tidak terlalu memperhatikan dan berjalan sekeliling, peternakan kuda ini berbatasan dengan muara sungai yang berakhir di Pantai Motaain. Pemandangannya sangat indah.
 Foto-foto di peternakan kuda dengan bendera Tiles

Foto-foto di peternakan kuda dengan tentara Timor Leste

Sesaat kemudian kami dibawa ke toko oleh-oleh minuman. Minuman yang dijual kebanyakan adalah minuman beralkohol impor yang cukup mahal, harganya mencapai jutaan. Bagi kami, cukup membeli minuman jus kaleng yang dibanderol 5 USD hehe. Oiya khusus di perbatasan ini, transaksi bisa menggunakan baik rupiah maupun USD. Disini juga ane harus menerima kenyataan pahit karena dompet yang berisi biaya hidup KKN raib, entahlah apakah hilang karena kecerobohan sendiri atau dicuri, sebaiknya selalu berhati-hati jika membawa barang berharga disini.

Selesai dari toko oleh-oleh, kami dibawa lebih jauh ke arah timur menuju peternakan kuda yang lebih besar di Batugade. Aku sendiri kurang tau kenapa Wakil Bapeda ini suka banget membawa kita ke peternakan kuda, tapi yang namanya diajak ngikut aja yah. Hehe. Peternakan kuda yang kedua ini terlihat lebih besar dilengkapi dengan fasilitas pendopo dan restoran, hanya saat itu sedang tutup. Disini Bapak Wakil Bapeda juga berjanji pada malam lebaran akan mengajak kami menginap disini. Di peternakan kedua ini karena lebih tinggi, pemandangan terlihat sangat indah. Kami bisa melihat Pulau Alor dari sini. Pulau yang suatu saat sangat ingin ane kunjungi hehehe.

Kami cukup lama berada disini, mendengarkan penuturan pemilik peternakan tentang kondisi disana, berfoto-foto dengan latar mobil berplat Tiles, hanya saat itu hati ane sedang sangat sedih karena baru kehilangan uang kekeke.

Akhirnya pukul 17 waktu setempat (di Tiles waktu setara WIT, sementara di Atambua setara WITA), kami pun beranjak pulang kembali ke Atambua membawa sejuta kenangan. Sebelum keluar dari Tiles tidak lupa kami berfoto di gerbang “Bem Vindo A (Welcome to) Timor Leste) dan Tugu Timor Leste, kami juga berfoto di gerbang ‘Selamat Datang Indonesia’. Jujur, perasaan lebih bangga dan senang sewaktu berfoto di tulisan kedua hehehe, memang I Love Indonesia! Gimana, menyenangkan bukan KKN di Atambua? Jangan ragu mau KKN disini!
 Foto-foto di gerbang "Bem Vindo A Timor Leste"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar