Tim KKN PPM UGM berpose di Tugu Timor Leste
Hari ini adalah hari yang sangat ditunggu oleh tim
KKN PPM Atambua 2013 karena kami akan ke luar negeri! Ya! Mungkin kamilah
satu-satunya tim KKN yang pelesir keluar negeri di minggu pertama KKN, kemana
lagi kalau nggak ke Timor Leste. Hehehe.
Saat itu kami berangkat agak siang, sekitar jam
11, karena sub unit Desa Rinbesi Hat harus melaksanakan sosialisasi dan
pemantapan program dengan perangkat desa. Karena ada acara sosialisasi ini,
sebenarnya kormanit memutuskan subunit Desa Bakustulama saja yang berangkat ke
Tiles. Tentu saja kami protes dan ‘mencak-mencak’ hehe. Akhirnya diputuskan
kami akan berangkat setelah acara sosialisasi selesai, dengan menggunakan 2
mobil pick up charteran.
Overload eh...
Perjalanan ke perbatasan (Motaain) berlangsung
selama kurang lebih 1 jam. Sepanjang perjalanan, aku merasakan sensasi dejavu,
padahal aku belum pernah kesini sebelumnya. Setelah aku pikir-pikir, ternyata
karena kami melewati tempat shooting film ‘Tanah Air Beta’ yang berlangsung di
Atambua. Memang seperti itulah keadaannya, kering meranggas.
Sepanjang perjalanan, kami disuguhi oleh
rumah-rumah berbentuk lopo yang semakin banyak mendominasi dibandingkan dengan
rumah bangunan modern. Keadaan masyarakat terlihat lebih memprihatinkan, aku
tidak tahu apakah anak-anak tersebut bahkan sekolah, beberapa tempat bahkan
tidak dialiri listrik sama sekali, kualitas air bagaimana juga aku tak tahu, aku
jadi berpikir, apa yang selama ini aku lakukan? Kesenjangan yang begitu besar.
Akhirnya kami pun sampai di gerbang perbatasan
Motaain. Normalnya kami harus turun dan mengurus visa on arrival, tapi setelah
foto-foto sejenak, kami dipersilakan masuk dengan ditemani beberapa tentara
baik dari TNI maupun tentara Timor Leste. Edisi imigran gelap hehe.
Ane berfoto sebelum masuk Indonesia gan, bangga rasanya foto disini
Pemberhentian pertama kami adalah peternakan kuda
yang dimiliki oleh seorang Bapak keturunan Portugis mantan tetinggi sewaktu
Tiles dan Indonesia belum berpisah. Disana kami banyak dijelaskan tentang
perjuangan beliau sewaktu reformasi. Setelah itu ane tidak terlalu
memperhatikan dan berjalan sekeliling, peternakan kuda ini berbatasan dengan
muara sungai yang berakhir di Pantai Motaain. Pemandangannya sangat indah.
Foto-foto di peternakan kuda dengan bendera Tiles
Sesaat kemudian kami dibawa ke toko oleh-oleh
minuman. Minuman yang dijual kebanyakan adalah minuman beralkohol impor yang
cukup mahal, harganya mencapai jutaan. Bagi kami, cukup membeli minuman jus
kaleng yang dibanderol 5 USD hehe. Oiya khusus di perbatasan ini, transaksi
bisa menggunakan baik rupiah maupun USD. Disini juga ane harus menerima
kenyataan pahit karena dompet yang berisi biaya hidup KKN raib, entahlah apakah
hilang karena kecerobohan sendiri atau dicuri, sebaiknya selalu berhati-hati
jika membawa barang berharga disini.
Selesai dari toko oleh-oleh, kami dibawa lebih
jauh ke arah timur menuju peternakan kuda yang lebih besar di Batugade. Aku
sendiri kurang tau kenapa Wakil Bapeda ini suka banget membawa kita ke
peternakan kuda, tapi yang namanya diajak ngikut aja yah. Hehe. Peternakan kuda
yang kedua ini terlihat lebih besar dilengkapi dengan fasilitas pendopo dan
restoran, hanya saat itu sedang tutup. Disini Bapak Wakil Bapeda juga berjanji
pada malam lebaran akan mengajak kami menginap disini. Di peternakan kedua ini
karena lebih tinggi, pemandangan terlihat sangat indah. Kami bisa melihat Pulau
Alor dari sini. Pulau yang suatu saat sangat ingin ane kunjungi hehehe.
Kami cukup lama berada disini, mendengarkan
penuturan pemilik peternakan tentang kondisi disana, berfoto-foto dengan latar
mobil berplat Tiles, hanya saat itu hati ane sedang sangat sedih karena baru
kehilangan uang kekeke.
Akhirnya pukul 17 waktu setempat (di Tiles waktu
setara WIT, sementara di Atambua setara WITA), kami pun beranjak pulang kembali
ke Atambua membawa sejuta kenangan. Sebelum keluar dari Tiles tidak lupa kami
berfoto di gerbang “Bem Vindo A (Welcome to) Timor Leste) dan Tugu Timor Leste, kami juga
berfoto di gerbang ‘Selamat Datang Indonesia’. Jujur, perasaan lebih bangga dan
senang sewaktu berfoto di tulisan kedua hehehe, memang I Love Indonesia!
Gimana, menyenangkan bukan KKN di Atambua? Jangan ragu mau KKN disini!
Foto-foto di gerbang "Bem Vindo A Timor Leste"
0 comments:
Posting Komentar