10.06.2013

[PART 3] Tinta Hindustan : Kereta Api Ekonomi

Jreng...jreng...krepyar...
Lokasi: Delhi Cant Railway Station
Sumber: dokumentasi pribadi Pix San (my travelmate)

Sebenarnya judul diatas sangat muna, bahkan muna sekali *teleng kepala sendiri* buat gue karena sebenarnya gue takuuutt banget waktu pertama kali mau naik kereta ekonomi ‘sleeper’. Seharian keliling Delhi nunggu waktu berangkat muka gue murung dan tak bergairah sama sapi (biasanya gue suka cemal-cemol perutnya kalau ketemu), badan letih, lesu dan pegal linu, mata berkunang-kunang, hidung tersumbat,*lebay* hal itu dikarenakan kedua travelmate gue bakal duduk anyep di lokomotif AC, sedangkan gue yang miskin ini hanya mampu reservasi tempat duduk di sleeper ekonomi yang harganya 1/10 lebih murah. Huahaha.
Banyak juga yang mau ke Jaisalmer, gan..
Sumber: dokumentasi pribadi Pix San (my travelmate)

Apa yang gue takutin? Jawabannya standar sekali,sangat standar bahkan sampai gue bingung akan ketakutan gue sendiri.#gimanasih. Seperti gue takut kecopetan, takut ada orang yang nyerobot tempat duduk gue (secara gue kan orangnya lembut kayak bidadari, ogah berdebat), takut kedinginan saat perjalanan malem, takut ada yang grepe-grepe.

Semua ketakutan gue itu terjawab saat kereta uler yang akan membawa gue ke Jaisalmer datang dengan gagahnya. “Tuittt..tuittt.” dan tidak seperti di stasiun Indonesia dimana jika ada kereta datang bakal ada bunyi ‘tong teng teng teng, tong teng tong teng, teng tong teng tong, tong teng teng teng..Perhatikan jalur dua dari arah barat…’ pengumuman kereta api di India dimulai dengan musik yang sangat meriah, “Jreeenngg..Jreeenng..Krepyar..train hai..jaisalmer hai..kuch kuch hota hai..kabhi kushi kabhi gham.” 

Akhirnya keretaku ke Jaisalmer datang juga, yang dibelakangku gan..
Sumber: dokumentasi pribadi Pix San (my travelmate)

Gue yang baru pertama denger ‘Jreng jreng’ gituan sontak ngomong sama travelmate, “Meriah amat?!” hahahah.Tapi sumpah, jika kalian ke India dan melihat mendengar sendiri, sebenarnya nggak terlalu seheboh ini kok. #gajelas

Btw, tadi di awal gue sempet ngomong kereta uler, kenapa kereta di India ini gue julukin uler? Masalah jenisnya uler keket, uler bulu cantik, ular bulu berduri itu nanti dulu, hal itu dikarenakan kereta api India ini panjaaanngnya bukan main, bisa sampai 20 gerbong lebih sehingga kalau rel-nya belok-belok bakal terlihat seksi kayak Miss Keket kalau kepanasan. Mudeng kan gan? oke lanjut.

Dari 20 gerbong yang selalu dipenuhi penumpang itu, 80 % adalah gerbong ekonomi. Artinya adalah: “jreeenng..jreeenng” gue harus mencari 1 tempat duduk gue dari antara 80 % gerbong, keretapun hanya berhenti sekitar 5 menit. Kalau sampai salah masuk gerbong dan ternyata jaraknya jauh, hesshh, matilah, kereta api bakal penuh sesak oleh orang-orang lokal yang sekedar numpang. *mereka cuma naik jarak dekat dan tanpa tiket

Ini gan, kenampakan luar kereta kelas ekonomi sleeper..
Sumber: dokumentasi pribadi Pix San (my travelmate)

Gue pun berlari-lari menembus orang-orang lokal yang juga tergesa-gesa naik kereta, bertanya-tanya kepada setiap orang di depan gerbong. “Is this S1 (sleeper 1)?”. Lebih sering dijawab, “No, it’s over there.” Saat sudah menuju ‘over there’ yang dimaksud, orang digerbong itu memberitahu gue bahwa S1 disana (arah yang berbalikan), owalaahh. Jadilah gue (sendirian dan melas) berlari bolak-balik di peron kayak setrika nyari gerbong gue, sementara kereta dah mau berangkat. Wuaaahh, rasanya dah frustasi aja pengen ngangkat ni kereta, akhirnya kereta benar-benar berjalan dan gue yang masih di peron pun terpaksa naik asal-asalan ke gerbong terdekat. Padahal di gerbong itu udah banyak orang nggantung-nggantung gitu, tapi untunglah karena badan gue gak semok dan banyak memperoleh ilmu nyusup waktu pelatihan di Navy, gue pun masuk ke dalam kereta *penuhnyaaa minta ampun, jalan aja mpe susah.

Seperti orang ini, ane juga lari-lari ngejar kereta ane gan..
Sumber: dokumentasi pribadi Pix San (my travelmate)

Penuhnya kaya gini gan di depan setiap gerbong, harus nyusup-nyusup...
Sumber: dokumentasi pribadi Pix San (my travelmate)

Setelah tanya sana-sini dengan keringat basah bercucur darah, akhirnyaaaa…,,,gue nemu tempat duduk gue dari sekitar 1000-an lebih tempat duduk sleeper! Suatu prestasi kan? Iya kan? Iya kan? #iya aja deh. Gue duduk disamping ibu-ibu India sama anak-anak kecilnya yang gak bisa berhenti memandangi gue dan ngajak gue ngomong bahasa Hindi terus. “Aduuhh buk, orang Indonesia gini atuh buk,” jawab gue dengan gemes ke Ibunya *sambil nyubit-nyubit pipi ibunya.*

Btw anak-anak kecilnya itu sumpah muka-mukanya imyuutt banget. Gue yang jadi artis di kereta (kenyataan) sering dipanggil, “Halo didi…halo didi..”. Gue cuma bisa jawab “Helloo..Helloo..” sambil dadah-dadah ala Miss World n cengar-cengir nggak jelas. Gue sempet bingung, nama gue Galuh kok dipanggil Didi? Haha. Belakangan baru gue tahu dari temen India gue kalao didi itu artinya “Older sister.”

Btw gue pengen menjelaskan sedikit tentang kereta api ekonomi India ini dimana sistemnya adalah sleeper, jadi ada 3 kursi yang ditumpuk ke atas berhadapan (ada lower atau kursi paling bawah, middle dan upper). Jika siang hari, kursi tengah dilipat dan 3 orang bisa duduk di kursi bawah. Kalau malem, lipatan kursi tengah bisa dibuka dan bisa dijadikan tempat tidur. Jadi jika malem, setiap orang akan mendapatkan 1 kursi panjang yang bisa dibuat bobok. 

Begini gan kenampakannya, kalau siang kursi di tengah bisa diturunkan jadi kursi paling bawah bisa untuk duduk 3 orang
Sumber: internet

Jadi kesimpulannya paling enak adalah upper karena bisa tidur seharian tanpa terganggu atau mengganggu orang. Enaknyaaa…Inilah yang membuat gue terharu dan mewek, ternyata pemerintah India* atau Inggris yang bikin kereta entahlah*, masih memperhatikan kenyamanan masyarakat menengah ke bawah saat naik kereta. Gue coba membandingkan dengan kereta api ekonomi In*one*ia dimana gue harus duduk tegak 90 derajat dan sodok-sodokan kaki sama penumpang yang duduk didepan gue selama 17 jam saat perjalanan dari Jogja menuju Banyuwangi. *Meringis

Kalau duduk di kursi atas, bisa tidur seharian gan tanpa mengganggu orang
Sumber: internet

Setelah sempet ada orang yang mau tukar kursi ma gue, gue pun udah nangkring dengan begitu enaknya di kursi atas (upper) dan yakin 100 % gue gak bakal bisa tidur. Karena selama perjalanan dengan kereta atau bus di Indonesia, gue emang nggak pernah bisa tidur di kereta. FYI gue nggak gembok backpack karena gue buat bantal #masak gue gembok ke kepala gue#, dan tas slempang gue peluk erat-erat dan apa yang terjadi permisra?? “Gue tidur dengan nyenyaknya! Gue tidur dengan nyenyaknya! Gue ulangi sekali lagi ya, “GUE TIDUR DENGAN NYENYAKNYA.” *penting banget ini*. Gue sempet curiga jangan-jangan gara-gara malam sebelumnya gue dikasi apel sama ibu-ibu di seberang gue ya, maksudnya gue mau ngucapin thanks gitu. Gara-gara apelnya gue bisa tidur.#gubrakk

Ini pemandangan dalam kereta dari kursi upper ane gan..
Sumber:dokumentasi pribadi

Itu pengalaman naik kereta api ekonomi di India pertama kalinya buat gue, emang seru dan gue bisa kenal serta berbaur dengan warga lokal #Sebenarnya alasan aja karena nggak punya duit mau naik gerbong AC hahaha#. Selanjutnya gue masih naik kereta api ekonomi sampai 5 kali lagi saat perjalanan ke India kemarin yaitu Delhi-Jaisalmer-Delhi (total PP 40 jam), Delhi-Agra (3 jam), Agra-Varanasi (12 jam), Varanasi-Gaya (3,5 jam), Gaya-Kolkata (9 jam). Semuanya berjalan dengan lancar, gue nggak gembok backpack gue sama sekali dan nggak ada orang yang nyuri kok. Semula yang gue parno setengah mati, ternyata justru warga lokal itu baik-baik dan sering ngajak gue ngobrol. Tetapi bukan berarti kewaspadaan dikurangi bukan? #mbulet# 

Ane gan..Bangun pagi dengan wajah segar, hehehe..
Sumber:dokumentasi pribadi

Mau tau cara booking tiket kereta api di India, silakan lihat disini. Sedangkan panduan/step-step naik keretanya silakan lihat disini.

 See ya di postingan selanjutnya tentang pengalamanku di kota kedua, Jaisalmer, 'bermalam di Gurun Pasir Thar bersama sejuta bintang, aku menangis..'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar