Jreng...jreng...krepyar...
Lokasi: Delhi Cant Railway Station
Sumber: dokumentasi pribadi Pix San (my travelmate)
Sebenarnya judul diatas sangat muna, bahkan muna sekali
*teleng kepala sendiri* buat gue karena sebenarnya gue takuuutt banget
waktu pertama kali mau naik kereta ekonomi ‘sleeper’. Seharian keliling
Delhi nunggu waktu berangkat muka gue murung dan tak bergairah sama
sapi (biasanya gue suka cemal-cemol perutnya kalau ketemu), badan letih, lesu dan pegal linu, mata berkunang-kunang, hidung
tersumbat,*lebay* hal itu dikarenakan kedua travelmate gue bakal duduk
anyep di lokomotif AC, sedangkan gue yang miskin ini hanya mampu
reservasi tempat duduk di sleeper ekonomi yang harganya 1/10 lebih
murah. Huahaha.
Banyak juga yang mau ke Jaisalmer, gan..
Sumber: dokumentasi pribadi Pix San (my travelmate)
Apa yang gue takutin? Jawabannya standar sekali,sangat
standar bahkan sampai gue bingung akan ketakutan gue sendiri.#gimanasih.
Seperti gue takut kecopetan, takut ada orang yang nyerobot tempat duduk
gue (secara gue kan orangnya lembut kayak bidadari, ogah berdebat),
takut kedinginan saat perjalanan malem, takut ada yang grepe-grepe.
Semua ketakutan gue itu terjawab saat kereta uler yang
akan membawa gue ke Jaisalmer datang dengan gagahnya. “Tuittt..tuittt.”
dan tidak seperti di stasiun Indonesia dimana jika ada kereta datang
bakal ada bunyi ‘tong teng teng teng, tong teng tong teng, teng tong
teng tong, tong teng teng teng..Perhatikan jalur dua dari arah barat…’
pengumuman kereta api di India dimulai dengan musik yang sangat meriah,
“Jreeenngg..Jreeenng..Krepyar..train hai..jaisalmer hai..kuch kuch hota
hai..kabhi kushi kabhi gham.”
Akhirnya keretaku ke Jaisalmer datang juga, yang dibelakangku gan..
Sumber: dokumentasi pribadi Pix San (my travelmate)
Gue yang baru pertama denger ‘Jreng jreng’ gituan sontak
ngomong sama travelmate, “Meriah amat?!” hahahah.Tapi sumpah, jika
kalian ke India dan melihat mendengar sendiri, sebenarnya nggak terlalu
seheboh ini kok. #gajelas
Btw, tadi di awal gue sempet ngomong kereta uler, kenapa
kereta di India ini gue julukin uler? Masalah jenisnya uler keket, uler
bulu cantik, ular bulu berduri itu nanti dulu, hal itu dikarenakan
kereta api India ini panjaaanngnya bukan main, bisa sampai 20 gerbong
lebih sehingga kalau rel-nya belok-belok bakal terlihat seksi kayak Miss
Keket kalau kepanasan. Mudeng kan gan? oke lanjut.
Dari 20 gerbong yang selalu dipenuhi penumpang
itu, 80 % adalah gerbong ekonomi. Artinya adalah: “jreeenng..jreeenng”
gue harus mencari 1 tempat duduk gue dari antara 80 % gerbong, keretapun
hanya berhenti sekitar 5 menit. Kalau sampai salah masuk gerbong dan
ternyata jaraknya jauh, hesshh, matilah, kereta api bakal penuh sesak
oleh orang-orang lokal yang sekedar numpang. *mereka cuma naik jarak
dekat dan tanpa tiket.
Ini gan, kenampakan luar kereta kelas ekonomi sleeper..
Sumber: dokumentasi pribadi Pix San (my travelmate)
Gue pun berlari-lari menembus orang-orang lokal yang juga
tergesa-gesa naik kereta, bertanya-tanya kepada setiap orang di depan
gerbong. “Is this S1 (sleeper 1)?”. Lebih sering dijawab, “No, it’s over
there.” Saat sudah menuju ‘over there’ yang dimaksud, orang digerbong
itu memberitahu gue bahwa S1 disana (arah yang berbalikan), owalaahh.
Jadilah gue (sendirian dan melas) berlari bolak-balik di peron kayak
setrika nyari gerbong gue, sementara kereta dah mau berangkat. Wuaaahh,
rasanya dah frustasi aja pengen ngangkat ni kereta, akhirnya kereta
benar-benar berjalan dan gue yang masih di peron pun terpaksa naik
asal-asalan ke gerbong terdekat. Padahal di gerbong itu udah banyak
orang nggantung-nggantung gitu, tapi untunglah karena badan gue gak
semok dan banyak memperoleh ilmu nyusup waktu pelatihan di Navy, gue pun
masuk ke dalam kereta *penuhnyaaa minta ampun, jalan aja mpe susah.
Seperti orang ini, ane juga lari-lari ngejar kereta ane gan..
Sumber: dokumentasi pribadi Pix San (my travelmate)
Penuhnya kaya gini gan di depan setiap gerbong, harus nyusup-nyusup...
Sumber: dokumentasi pribadi Pix San (my travelmate)
Setelah tanya sana-sini dengan keringat basah bercucur
darah, akhirnyaaaa…,,,gue nemu tempat duduk gue dari sekitar 1000-an
lebih tempat duduk sleeper! Suatu prestasi kan? Iya kan? Iya kan? #iya
aja deh. Gue duduk disamping ibu-ibu India sama anak-anak kecilnya yang
gak bisa berhenti memandangi gue dan ngajak gue ngomong bahasa Hindi
terus. “Aduuhh buk, orang Indonesia gini atuh buk,” jawab gue dengan
gemes ke Ibunya *sambil nyubit-nyubit pipi ibunya.*
Btw anak-anak kecilnya itu sumpah muka-mukanya imyuutt
banget. Gue yang jadi artis di kereta (kenyataan) sering dipanggil,
“Halo didi…halo didi..”. Gue cuma bisa jawab “Helloo..Helloo..” sambil
dadah-dadah ala Miss World n cengar-cengir nggak jelas. Gue sempet
bingung, nama gue Galuh kok dipanggil Didi? Haha. Belakangan baru gue
tahu dari temen India gue kalao didi itu artinya “Older sister.”
Btw gue pengen menjelaskan sedikit tentang kereta api
ekonomi India ini dimana sistemnya adalah sleeper, jadi ada 3 kursi yang
ditumpuk ke atas berhadapan (ada lower atau kursi paling bawah, middle
dan upper). Jika siang hari, kursi tengah dilipat dan 3 orang bisa duduk
di kursi bawah. Kalau malem, lipatan kursi tengah bisa dibuka dan bisa
dijadikan tempat tidur. Jadi jika malem, setiap orang akan mendapatkan 1
kursi panjang yang bisa dibuat bobok.
Begini gan kenampakannya, kalau siang kursi di tengah bisa diturunkan jadi kursi paling bawah bisa untuk duduk 3 orang
Sumber: internet
Jadi kesimpulannya paling enak
adalah upper karena bisa tidur seharian tanpa terganggu atau mengganggu
orang. Enaknyaaa…Inilah yang membuat gue terharu dan mewek, ternyata
pemerintah India* atau Inggris yang bikin kereta entahlah*, masih
memperhatikan kenyamanan masyarakat menengah ke bawah saat naik kereta.
Gue coba membandingkan dengan kereta api ekonomi In*one*ia dimana gue
harus duduk tegak 90 derajat dan sodok-sodokan kaki sama penumpang yang
duduk didepan gue selama 17 jam saat perjalanan dari Jogja menuju
Banyuwangi. *Meringis *
Kalau duduk di kursi atas, bisa tidur seharian gan tanpa mengganggu orang
Sumber: internet
Setelah sempet ada orang yang mau tukar kursi ma gue, gue
pun udah nangkring dengan begitu enaknya di kursi atas (upper) dan
yakin 100 % gue gak bakal bisa tidur. Karena selama perjalanan dengan
kereta atau bus di Indonesia, gue emang nggak pernah bisa tidur di
kereta. FYI gue nggak gembok backpack karena gue buat bantal #masak gue
gembok ke kepala gue#, dan tas slempang gue peluk erat-erat dan apa yang
terjadi permisra?? “Gue tidur dengan nyenyaknya! Gue tidur dengan
nyenyaknya! Gue ulangi sekali lagi ya, “GUE TIDUR DENGAN NYENYAKNYA.”
*penting banget ini*. Gue sempet curiga jangan-jangan gara-gara malam
sebelumnya gue dikasi apel sama ibu-ibu di seberang gue ya, maksudnya
gue mau ngucapin thanks gitu. Gara-gara apelnya gue bisa tidur.#gubrakk
Ini pemandangan dalam kereta dari kursi upper ane gan..
Sumber:dokumentasi pribadi
Itu pengalaman naik kereta api ekonomi di India pertama
kalinya buat gue, emang seru dan gue bisa kenal serta berbaur dengan
warga lokal #Sebenarnya alasan aja karena nggak punya duit mau naik
gerbong AC hahaha#. Selanjutnya gue masih naik kereta api ekonomi sampai
5 kali lagi saat perjalanan ke India kemarin yaitu
Delhi-Jaisalmer-Delhi (total PP 40 jam), Delhi-Agra (3 jam),
Agra-Varanasi (12 jam), Varanasi-Gaya (3,5 jam), Gaya-Kolkata (9 jam).
Semuanya berjalan dengan lancar, gue nggak gembok backpack gue sama
sekali dan nggak ada orang yang nyuri kok. Semula yang gue parno
setengah mati, ternyata justru warga lokal itu baik-baik dan sering
ngajak gue ngobrol. Tetapi bukan berarti kewaspadaan dikurangi bukan?
#mbulet#
Ane gan..Bangun pagi dengan wajah segar, hehehe..
Sumber:dokumentasi pribadi
Mau tau cara booking tiket kereta api di India, silakan lihat disini. Sedangkan panduan/step-step naik keretanya silakan lihat disini.
See ya di postingan selanjutnya tentang pengalamanku di kota kedua, Jaisalmer, 'bermalam di Gurun Pasir Thar bersama sejuta bintang, aku menangis..'
0 comments:
Posting Komentar