Setelah
capek mengunjungi beberapa tempat wisata utama di Delhi hari sebelumnya, hari
ini kami memutuskan akan pergi ke Chandni Chowk (duh susah amat ngejanya, gue
harus lihat gugle). “Apa itu Chandni Chowk?” adalah pertanyaan yang gue ajuin
ke travelmate sewaktu dia ngajak
kesana. Karena jujur gue emang bukan tipe backpacker
shoopers ( bohong kalau dah nemu barang-barang lucu) hahahaha.
Chandni
Chowk adalah salah satu pasar tradisional yang sangat terkenal dan murah di
Delhi dimana pasar ini sudah ada sejak Kekaisaran Mughal berkuasa di Delhi.
Bayangin pasar tradisional di Indonesia aja udah kayak gitu kan, nah apalagi
ini di Delhi dengan berjubel manusia banyaknya. Akan gue ceritain nanti. Lokasi
Chandni Chowk ini berada di Delhi bagian tengah-utara, diantara Lahore Gate di
Red Ford sampai Masjid Fatehpuri.
Oiya
sebelumnya gue jelasin dulu arti nama pasar ini. Ya, Chandni Chowk itu berasal
dari Bahasa Urdu yang berarti lapangan bulan terang. Atau lapangan terang bulan
#martabak #eh. Pasar ini dibangun pada abad 17 oleh Kaisar Mughal yaitu Shah
Jahan dan didesain lebih lanjut oleh saudara perempuannya Jahan Ara. Shah Jahan
ini memang berjasa banget buat India, membangun bangunan-bangunan yang begitu
bagusnya.
Ceritanya dulu dibangun kanal gitu di tengah pasar untuk penyediaan
air, dan saat bulan purnama, kanal itu akan memantulkan sinar bulan itu
sehingga mendapatkan nama moonlit.
Pasar ini adalah salah satu pasar terbesar dan teramai dengan hampir 2500 toko
yang menjual berbagai macam barang dagangan. Beberapa toko bahkan sudah membuat
website untuk memperluas jangkauan kustomer mereka. Uwih ngeri yaa?? Hanya saat
ini kanal itu sudah ditutup.
Setelah
check out dari penginapan, kami
bertiga pun segera berjalan mencari stasiun metro terdekat yang sudah gue cari
malam sebelumnya. Pagi itu udara di Delhi lembab dan terlihat mendung, tapi itu
tidak menghalangi semangat para bolang ini. Kami pun segera ke stasiun Shadipur
untuk berhenti di stasiun terdekat dengan Chandni Chowk yaitu Rajiv Chowk.
Perjalanan singkat ini melewati 5 stasiun yaitu Patel Nagar, Rajendra Place,
Karol Bagh, Jhandewalan dan RK Ashram Marg.
Inside
Delhi metro with Indian womens
Source:
Dokumentasi Pribadi
Turun
dari Stasiun Rajiv Chowk, kami nggak menjumpai pasar seperti yang gue harepin.
Pemandangan saat itu dikuasai oleh pengemis-pengemis yang mengenaskan dan
toko-toko baju yang berjajar di pinggir jalan. Mana Chandni Chowk yang terkenal
itu??? Dengan pantang menyerah gue terus cari tuh pasar sambil terus
tanya-tanya. Akhirnyaa, gue melihat suatu lorong yang penuh manusia penuh
dengan pedagang-pedagang. Bagi yang pertama ke Chandni Chowk, pasar ini memang
sangat meruwetkan karena penuh dengan lorong-lorong sempit yang kalau semakin
masuk ke dalam semakin sempit.
Dengan
semangat 45, gue segera masuk ke kerumunan itu dan melihat-lihat barang yang
dijual. Pasar ini menawarkan suatu kehidupan khas
India yang belum gue rasain sebelumnya. Sekelompok ibu-ibu bersari berkerumun
di suatu tempat mencari bahan sandang, ibu-ibu yang mencarikan gelang untuk
anak putrinya (sepertinya memang semua cewek India harus pakai perhiasan),
sapi-sapi yang mencari-cari kesempatan mencuri sayuran, warung teh chai yang penuh dengan para bapak-bapak
bergosip dengan bahasa yang gue nggak ngerti. Sementara travelmate gue belanja,
gue emang sibuk mengamati orang-orang. Btw di Chandni Chowk ini jualannya lengkaaap banget, mulai dari bunga-bungaan untuk pooja; sepatu dengan berbagai corak; kain saree dan pakaian umum; gantungan-gantungan; kacamata; topi; perhiasan; kalau lapar atau haus tidak usah kuatir karena terdapat penjual makanan minuman dari buah-buahan, roti dengan kari, es lemon, bla-bla bla sampai yang gue ngak ngerti namanya, hanya gue sama sekali nggak berani beli karena tidak bisa menjamin kebersihannya.
Keriuhan pedagang yang menjajakan berbagai macam barang/makanan/minuman
Sumber: Dokumentasi Pribadi Pix San (my travelmate)
So mess up
Can’t imagine how if
‘konsleting’ happen
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Akhirnya,
perhatian gue pun terhenti pada toko kecil yang menjual gelang-gelang
warna-warni kalau nggak salah namanya Baba
Singh Marg. Kami pun segera masuk dan membeli beberapa gelang imitasi.
Gelang disana sangat lengkap dan jenisnya sangat beragam. Saat itu, gue membeli
20-an gelang serta memakai 5 gelang masing-masing di tangan kanan dan kiri.
Sempat ada perasaan malu kalau-kalau orang bakal memperhatikan pakai banyak
gelang, tapi ternyata bagi orang India hal tersebut biasa aja dan malah banyak yang
pakai gelang lebih banyak dari gue. Jadi gue enjoy aja, India mungkin emang
tempat yang tepat buat mengekspresikan diri. Hahaha.
Bought some bracelets
Harganya bervariasi dari yang 100k/paket (yang motifnya emas) atau 4k/paket (yang kecil dan tidak bermotif)
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Ini dia sosok Baba Singh yang ramah dan baik hati
Sumber: Dokumentasi Pribadi Pix San (My Travelmate)
So
what’s next? Tersesat. Oh tentulah. Dengan begitu banyak lorong dan orang
berjubel, nggak mungkinlah kami menemukan tempat kami masuk tadi. Disinilah
pertualangan yang sebenarnya dimulai, Chandni Chowk ternyata merupakan pasar
yang sangat luas dan berlorong-lorong. Gue nggak ngerti kenapa orang India suka
banget nglorong-nglorongin sesuatu ya? Saat itu, hampir 1 jam waktu yang kami
perlukan untuk mencari jalan keluar. Sempet salah dan malah masuk lorong yang lebih
sempiit dan menyeramkan (halah), sempet salah masuk ke lorong yang menuju ashram, tetapi akhirnya berhasil juga
nemu jalan raya.
Berjuang masuk lorong-lorong untuk mencari jalan keluar
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Akhirnya kami pun naik kereta metro di stasiun yang sama
dengan tadi dan kembali ke penginapan buat ngambil backpack yang dititipkan. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan ke
Stasiun Delhi Cant buat melanjutkan perjalanan ke 2’nd city, Jaisalmer.
Secara
pribadi, gue cukup puas bisa mengunjungi salah satu pasar tradisional paling
terkenal di Delhi ini dan menurut gue memang must visited places should visit
jika berkunjung ke Delhi. JAI
HO!!!
0 comments:
Posting Komentar