1.29.2011

Pengalaman Lomba LCC UUD 1945 dan TAP MPR

PENGALAMAN LCC UUD  NRI 1945 & KETETAPAN MPR

       Sungguh pengalaman tak terlupakan mengikuti Lomba Cerdas Cermat UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan Ketetapan MPR di Semarang tanggal 9-13 Februari 2010 ini. Berangkat dengan 9 siswa-siswi dan seorang guru yang sangat hebat, amazing! Aku akan menceritakan pengalaman singkatku ini yang sangat menyentuh hatiku. Hehehe.
            Berbekal juara II Tingkat Karesidenan Surakarta, kami team SMA N 3 Surakarta berhak maju ke tingkat provinsi Jawa Tengah. Meskipun nilai tes tertulis tingkat kota kami saat itu rendah, yakni hanya 58, peringkat 14 dari 18 sekolah yang akan bertanding di Tingkat Provinsi Jawa Tengah, tapi kami adalah laskar-laskar SMA N 3 Surakarta yang tak kenal menyerah. Kurang lebih 4 hari kami dibimbing oleh Ibu Guru Mulyanti mengenai aparat dan sistem pemerintahan di Indonesia. Sungguh perjuangan yang amat berat mengingat kami harus sering meninggalkan jam pelajaran disaat ulangan menumpuk dan menghafal materi ketatanegaraan yang begitu banyaknya dalam waktu yang singkat. Kami juga harus berfikir membuat yel-yel serta atributnya dan penampilan bebas dalam waktu bersamaan. Tidak hanya kami yang merasakannya,Ibu Mulyanti pun demikian hal nya. Sungguh besar jasa-jasanya dalam membimbing kami. Pulang sampai sore-sore dan jerit lelah tubuh tak kami hiraukan, karena fokus kami saat itu hanya satu yaitu berjuang yang terbaik untuk SMA N 3 Surakarta.

Senin, 9 Februari 2010
            Setelah semua perjuangan kami dan Ibu Mulyanti, akhirnya tanggal 9 Februari pun tiba. Itulah keberangkatan kami ke Semarang. Meskipun lombanya baru dimulai tanggal 11 Februari, jantung kami telah berdegup-degup. Sedikit asa yang kami bawa, karena memang kami sadar, nilai tes tertulis masih sedikit kurang dibanding yang lain. Bu Mulyanti pun juga sudah berkata bahwa dia tidak menarget kami terlalu tinggi. Targetnya hanya supaya kami tidak memalukan dalam membawa nama SMA N 3 Surakarta dengan cara dibantai habis-habisan dengan skor telak. Tapi kami punya pikiran lain. Kami ingin melampaui target tersebut. Dan dimulailah perjuangan kami lagi di Semarang. Kami menginap di Badan Diklat Jawa Tengah. Setelah sampai, check in, menata barang dan beristirahat sebentar, dimulailah kami belajar secara intensif dan mandiri. Dengan buku-buku yang kami dapat dari Jakarta tentang UUD 1945 dan TAP MPR, kami pun mulai membaca-baca dengan tetap bertanya dengan Bu Mulyanti jika ada hal yang sulit.

Suasana kamar


Traktiran bakso

            Malam hari di hari pertama kami di Semarang, diadakanlah breafing teknis tentang jalannya lomba. Aku masih teringat banyaknya teman satu teamku yang mengantuk waktu breafing tersebut. Tapi tiba-tiba diadakan free test sehingga kami langsung terjaga semua. Hehe. Memang breafing diadakan sampai larut malam, sampai sekitar pukul 10 malam. Setelah selesai acara breafing tersebut, kami pun segera beranjak ke kamar masing-masing dan belajar sampai sekitar pukul 1 dini hari.

Selasa, 10 Februari 2010
            Keesokan harinya, pukul setengah 7 pagi, kami sudah bersiap untuk memulai kegiatan pada hari itu yakni Breafing materi. Bejam-jam kami lalui dengan mendengarkan materi tentang amandemen UUD 1945 dan TAP MPR dari Bapak Yana, Sekretariat Jendral MPR dan Mas Sammy, juga anggota Sekretariat Jendral MPR. Bapak Yana dan Mas Sammy sempat berkali-kali mengajukan pertanyaan seusai menjelaskan. Dan puji Tuhan, SMA N 3 Surakarta lah yang paling banyak menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut meskipun ada sedikit yang salah. Tapi yang dibutuhkan saat itu memang bukan sekedar tahu dalam hati, tapi juga keberanian untuk mengungkapkan pendapat tanpa takut ada kesalahan. Karena dari kesalahan justru kita tahu dimana letaknya dan bisa memperbaikinya. Saat itu sempat diumumkan hasil free test yang kemarin malam kami kerjakan. Dan puji Tuhan, SMA N 3 Surakarta berada di urutan nomer III dengan nilai 8,5. Saat itu juga ada acara pertunjukan yel-yel dari semua peserta lomba. Dan itulah saat aku terbalik membawa huruf D dari kata UUD sehingga ditertawakan banyak orang. Hehehe. Dan parahnya, aku gak sadar kalau huruf yang kubawa terbalik sampai pertunjukkan yel2 SMAN 3 Surakarta berakhir..Parah.
            Setelah pertunjukan yel-yel selesai, tibalah acara puncak pada hari kedua itu yakni pengundian grup. Hati kami berdebar-debar selama itu karena nama SMA N 3 Surakarta tak jua disebut namanya. Setelah disebut, puji Tuhan kami mendapatkan nomor 1 di Grup A (ada 2 grup yaitu grup A dan grup B, dimana masing2 grup berjumlah 9 sekolah. Grup A dibagi lagi menjadi 3 subgrup, jadi di grup A ada 3 pertandingan) . Jadi, kamilah pembuka pertama kali lomba esok hari. Lawan kami di babak penyisihan itu adalah SMA N 1 Banjarnegara dan SMA N 1 Kajen, Kota Pekalongan.Setelah sederet pengundian lainnya,selesailah acara pada hari itu. Kami pun segera kembali ke kamar dan bersiap-siap belajar untuk persiapan pertempuran esok hari.
            Setelah makan malam, malam itu kami belajar dengan serius. Kebetulan, aku dipercaya Bu Mul untuk menghafal TAP MPR. Sulitnya karena berisi penuh angka-angka dan substansi yang panjang. Kami belajar sampai pukul setengah dua dini hari dan setelah berdoa, kami pun terlelap.


Belajar-Belajar-Belajar. That's what we do here.


Rabu, 11 Februari
            Boleh dibilang, inilah hari penentuan kami. Apakah kami akan sukses dan maju ke babak selanjutnya atau hanya sebagai penonton saja sesudahnya. Pukul 8 tepat, dimulailah acara tersebut. Kami menempati panggung A, dan sudah bersiap menjawab semua pertanyaan. Akhirnya dimulailah acara tersebut dari mulai babak yel. Kami menampilkan yel dengan cukup baik walaupun pemenang babak yel saat itu adalah SMA N 1 Kajen, Pekalongan. Setelah babak yel, dimulailah babak tematik. Aku masih ingat saat itu SMA N 3 Surakarta mendapatkan pertanyaan ’mengapa Dewan Pertimbangan Agung dihapus dan apakah Presiden berhak membuat lagi suatu Dewan Pertimbangan yang bertugas memberi nasehat dan pertimbangan kepada Presiden?’. Kami sungguh beruntung mendapatkan soal tersebut karena kami sudah tahu jawabannya. Setelah dijawab panjang lebar oleh Dani dan ditambah dengan pasal oleh Hendika, kami pun mendapatkan nilai 20 ( nilai tertinggi 25) dan memimpin sementara di babak tematik karena SMA N 1 Banjarnegara hanya mendapatkan nilai 10 dan SMA N 1 Kajen mendapatkan nilai 15.
            Setelah babak tematik yaitu babak pilihan benar salah. Saat itu kami bisa menjawab dengan tepat 4 pertanyaan sehingga nilai kami menjadi 60, sedangkan Grup B nilainya 30 dan Grup C 50. Setelah babak pilihan benar salah, setiap sekolah yang sedang tampil diberi kesempatan untuk menampilkan penampilan bebas mereka. Saat itu kami menampilkan nyanyian Berkibarlah Benderaku dan Pembacaan puisi oleh Anif.
Setelah semua sekolah selesai menampilkan penampilan bebas mereka, dimulailah babak penentuan yaitu babak rebutan. Inilah babak yang paling seru karena yang paling menentukan siapa team yang berhak maju ke semifinal. Hati kami berdebar selama itu. Aku ingat sempat menjawab 1 pertanyaan tentang jumlah batang tubuh UUD 1945 sebelum amandemen yakni 16 bab 37 pasal dan 49 ayat. Dan aku juga sempat mengebelkan Dani untuk menjawab pertanyaan tentang apa itu definisi keputusan MPR. Setelah kurang lebih 5 menit berlalu, selesailah babak rebutan dan memunculkan kami sebagai juara pertama di babak penyisihan pertama ini dengan nilai 75. Sungguh senang perasaan kami saat itu. Karena kami tahu bahwa kami tidak diunggulkan untuk menang. Jadi sungguh berkat Tuhan yang luar biasa. Seusai kami menang sempat ada sedikit insiden yaitu ’penjambakan rambut Dani oleh Putra karena terlalu senang’. Hehehe. Saat itulah Dani menjadi marah dan gugup, tapi untunglah semuanya bisa segera diakhiri.
Makan habis lolos babak pertama, hati senang dan tenang hehe

Ini format tempatnya untuk cerdas cermat

Penyerahan piala setelah jadi juara pertama

Pukul 8 malam, selesailah semua acara babak penyisihan pada hari pertama itu. Dari 9 sekolah di grup A, muncul 3 nama yang akan maju ke semifinal yaitu SMA N 3 Surakarta, SMA N 1 Surakarta, dan SMA N 1 Sukoharjo yang akan bertanding keesokan harinya. Sementara dari grub B (grub kloter kedua) muncul nama SMA N 1 Purbalingga, SMA Taruna Nusantara, dan SMA N 1 Pekalongan.
Itulah sepenggal pengalaman hari pertamaku di Semarang. Ibu Mulyanti begitu senang akan hal tersebut dan terus memberi motivasi bagi kami untuk berjuang terus di semifinal besok. Malamnya kami sempat berdoa dan belajar bersama sampai pukul setengah 2 dini hari.

Kamis 12 Februari 2010
            Inilah hari kedua kami di Semarang dan juga merupakan babak penentuan apakah kami akan pulang membawa piala atau tidak untuk SMA N 3 Surakarta. Jika lolos semifinal, tentu saja kami akan pulang membawa satu piala karena di final akan ada 3 team yang bertemu dan ada 3 piala yang diperebutkan.
Semifinal, tim SMAN 3 surakarta berada di paling kiri

            Kali ini adalah babak semifinal pertama yang mempertemukan SMA N 3 Surakarta, SMA N 1 Surakarta, dan SMA N 1 Sukoharjo. Seperti biasa dimulailah babak pertama yaitu babak yel. Saat itu memang penampilan yel kami belum maksimal karena baru latihan malam sebelumnya. Dan lucunya, awalnya kami menggunakan lagu Gundhul-gundhul pacul sebagai syairnya, tahu-tahu bisa berubah menjadi Cublak-Cublak Suweng. Hahaha. Akhirnya memang yang menjadi pemenang babak yel adalah SMA N 1 Sukoharjo.
            Setelah itu dilanjutkan babak tematik. Kami mendapatkan pertanyaan ’sebutkan visi Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Tap MPR nomer VII / MPR / 2001’. Kebetulan kami sudah tahu jawabannya. Langsung saja Dani memulai menjawab, dan setelah itu langsung kusambung kekurangannya, dan puji Tuhan penguasa alam semesta. kami mendapatkan nilai sempurna yaitu 25. Tapi memang team yang maju ke semifinal saat itu adalah team yang hebat semua. Dan ternyata memang ketiga team sama-sama mendapatkan nilai 25 pada babak tematik.
            Setelah babak tematik,dilanjutkan dengan babak benar salah. Aku masih ingat saat itu kami bisa menjawab dengan tepat 4 pertanyaan sehingga nilai kami menjadi 65. SMA N 1 Surakarta juga mendapatkan nilai 65, sementara SMA N 1 Sukoharjo mendapatkan nilai 55.
            Seperti biasa,setelah babak benar salah selesai, dilanjutkan dengan penampilan bebas dari masing-masing regu. Saat itu team kami menampilkan Putra yang bernyanyi solo ’You Raise Me Up’. Sementara SMA N 1 Surakarta menampilkan pembacaan puisi, dan SMA N 1 Sukoharjo menampilkan koor.
Penampilan bebas

            Inilah babak yang paling ditunggu setelah penampilan bebas selesai ditampilkan, yakni babak rebutan. Saat itu aku ingat, tanganku sudah siap menggenggam bel, dan pertanyaan pertama pun langsung kusikat, yakni rumusan alinea 1 pembukaan UUD 1945 dengan bantuan Dani saat aku merasa sangat bleng. Lalu seingatku aku juga sempat menjawab apa itu definisi ketetapan MPR. Saat itu skor sangat ketat bersaing, terutama dengan SMA N 1 Surakarta. Aku juga ingat sempat salah saat menjawab rumusan pasal 2 Substansi Tap MPR nomor I / MPR / 2003 dan bentuk negara Indonesia karena terlalu ceroboh kecepatan mengebel sebelum soal selesai dibacakan. Lalu tibalah saat pertanyaan terakhir sebelum babak semifinal selesai. Pertanyaannya yaitu ’Tap MPR nomer XXV /....’ TEEETTTT!!!! Saat mendengar nomernya, aku langsung saja mengebel dan menjawab dengan sangat cepat dan bersemangat. Tak terlontar keraguan saat aku menjawab. Bahkan aku sempat bleng saat sudah separuh menjawab, untunglah Dani dan Hendika segera membisikiku sehingga aku langsung ingat lagi. Lalu dewan juri pun menjawab, ’...tepat..nilai 10..’. Dan aku pun tidak langsung senang, tapi meminta kode kepada Ibu Mulyanti, menanyakan posisi skor kami. Karena pada saat itu posisi skor SMAN 3 Surakarta dan SMAN 1 Surakarta sangat ketat. SMAN 3 80, sementara SMAN 1 75. Jika aku njawab salah, maka akan di min 5, dan jika SMAN 1 menjawabnya dengan benar, kami akan kalah. Dan saat itulah kami tahu bahwa kami adalah yang peringkat pertama dan berhak maju ke final karena terlihat Ibu Mulyanti bersorak kegirangan. Kami mendapatkan nilai 90, SMA N 1 Surakarta 75, sementara aku kurang tahu untuk SMA N 1 Sukoharjo. Saat itulah saat paling membahagiakan dalam perjalanan kami!! Aku langsung mengucap syukur tiada henti kepada Tuhan, dan memeluk Dani sambil berkata bahwa aku sampai ingin menangis saking terharunya. Kami semua bersorak-sorak tiada henti mengucapkan senandung kemenangan...
            ”FINAL, WE’RE COMING!!!!!!”
Menang lagi, welcome final !!!


Babak Final
            Ternyata, di semifinal II, menempatkan SMA N 1 Purbalingga sebagai juara grub yang berhak maju ke final. Tapi karena dalam lomba ini yang berhak maju dalam babak final adalah 3 team, maka team yang mendapat skor terbanyak pertama di semifinal setelah pemenangnya, berhak melaju ke final. Dan itu memunculkan nama SMA Taruna Nusantara sebagai lawan kami selain SMA N 1 Purbalingga.
            Satu setengah jam setelah kedua lawan kami di final selesai bertanding, kami pun maju ke panggung untuk mengikuti babak final. Kami sempat mengganti yel-yel kami saat itu dengan yang pertama dengan hanya latihan sekali! Sungguh tak karuan perasaan kami saat itu, antara deg-deg an, keringat dingin, senang, dan tak sabar. Bagaimana tidak, pemenang dari LCC UUD 1945 ini akan mewakili team Jawa Tengah untuk seleksi tingkat nasional dan mempunyai kesempatan untuk bertemu dan bertatap muka langsung dengan Presiden Susilo Bambang Yudoyono, pimpinan MPR & DPR, DPD, dan lain sebagainya.
Persiapan babak final

            Tanpa berlama-lama,babak final pun dimulai. Yang pertama yaitu babak yel, kami sudah menampilkannya dengan kompak. Tapi memang keberuntungan juara babak yel bukan pada team kita. Pemenang babak yel saat itu dalah SMA N 1 Purbalingga.
            Lalu tibalah babak tematik.. Kami mendapatkan soal ‘apa latar belakang dibentuknya Tap MPR nomer V / MPR / 2001 tentang pemantapan persatuan dan kesatuan nasional’. Kujawab sebisa dan dengan nalar yang ada setelah menyambung jawaban Dani, ternyata memang jawaban kami salah dan hanya mendapatkan nilai 5. Sementara soal untuk SMA N 1 Purbalingga adalah ‘sebutkan hak DPR!’ dan SMA Taruna Nusantara ‘sebutkan tata cara pemberhentian Presiden dan Wakil Presiden’. Saat itu Purbalingga dan Taruna sama-sama mendapatkan nilai sempurna, yaitu 25.
            Kami tak menyerah. Tibalah babak benar salah. Kami bisa dengan tepat menjawab 5 soal yang diberikan oleh dewan juri sehingga nilai kami menjadi 55. Sementara Purbalingga menjawab tepat 4 pertanyaan sehingga nilainya menjadi 65, dan lagi-lagi Taruna bisa menjawab dengan sempurna 5 pertanyaan shg nilainya menjadi 75.
            Datanglah saat penampilan bebas. Saat itu kami menampilkan Putra yang lagi-lagi ingin menyanyi solo. Saat itu dia menyanyikan lagu Tanah Airku. Sementara Purbalingga menampilkan koor dengan gerakan-gerakan, dan Taruna menampilkan senam khas mereka dengan lagu ’....pong sipong sipong pong pong...uk..uk’. Kami sungguh seperti tak terbebani saat itu karena di saat nilai kami tertinggal, kami justru yang paling banyak gojeg kan di atas panggung dan murah senyum. Hehehe.
Kami kembali menampilkan nyanyian solo di penampilan bebas

SMA taruna nusantara dengan senamnya yang khas

            Tibalah saat penentuan, siapakah yang akan terbang ke Jakarta dan bertemu Pak SBY. Tangan-tangan sudah bersiap di atas bel. Saat itu aku ingat menjawab soal pertama meskipun aku lupa apa soalnya juga apa isi bab 1 UUD 1945. Aku juga berbuat kesalahan waktu mengebelkan Hendika tentang pasal, padahal dia tak tahu jawabannya. Pertarungan berlangsung dengan seru, setiap team silih berganti memimpin perolehan angka. Bahkan kami sempat memimpin sementara perolehan angka walau aku tak tahu kapan itu tepatnya. Kuakui, Taruna memang sangat cekatan dalam menjawab soal rebutan. Dan akhirnya pertarungan pun berakhir dan memunculkan Taruna sebagai Juara I yang berhak mewakili team Jawa Tengah ke Jakarta dengan nilai 105. Juara II ditempati SMA N 1 Purbalingga dengan nilai 85. Sementara kami, SMA N 3 Surakarta menempati juara ketiga dengan nilai 75.
Juara 1, 2 dan 3

Penyerahan piala ke perwakilan SMAN 3 Surakarta

Foto bersama

            Sedikit rasa kecewa yang menghiasi wajah kami meskipun belum bisa maju mewakili Jawa Tengah ke Jakarta. Karena kami tahu, kami sudah berbuat yang terbaik, dan itulah merupakan jalan Tuhan yang terbaik bagi kami. Lupa akan rasa kecewa, kami segera berpesta menyambut trofi yang diberikan oleh Bapak-Bapak MPR. Kami juga sempat bersalam-salaman dengan Bapak-Bapak MPR. Kami mendapatkan 4 trofi, yaitu 1 dari Jawa Tengah, 1 dari MPR DPR Jakarta, dan 2 adalah piala tambahan sebagai souvenir peserta yang lolos babak penyisihan dan melaju ke babak final. Setelah sesi pemotretan para juara I, II, dan III selesai, kami langsung disambut dengan senyum ceria Ibu Mulyanti. Karena beliau tahu, kami sudah berbuat yang paling hebat dan melampaui target yang diberikannya. Kami pun segera berdiri berjajar di depan, dan mendapatkan ucapan selamat dari semua penonton, yakni mereka peserta lainnya yang belum lolos di penyisihan dan semifinal.
            Setelah acara salam-salaman dan pemotretan selesai, segeralah kami duduk lemas karena aktivitas pada hari itu sungguh menyita tenaga dan pikiran kami. Kami juga sempat berfoto-foto seorang-seorang dengan piala yang kami bawa. Serta berfoto bersama di panggung untuk terakhir kalinya...
            Sudah lelah di seluruh badan, kami akhirnya memutuskan kembali ke kamar masing-masing. Kami segera mandi dan beristirahat sore itu. Malamnya, setelah makan malam, kami pun berkumpul kembali di kamar Ibu Mul. Malam itu Ibu Mulyanti menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kami, begitu juga kami pada beliau. Setelah membuka percakapan singkat, lalu Ibu Mul pun membagikan uang hadiah juara kepada kami. Malam itu total kami masing-masing mendapatkan Rp670.000,00. Puji Tuhan...Setelah pembagian selesai kami pun segera berdoa ucapan syukur kepada Tuhan atas semua kemudahanNya kami selama di sini serta hasil yang telah kami raih.
            Selesai acara singkat di kamar Ibu Mul, itulah sesi terbebas kami. Kami segera ikut membaur dengan sebagian anak-anak peserta LCC yang masih menginap. Kami, terutama Dani, Alfi, dan Putra saling berbincang-bincang mengenai daerah-daerah kami masing-masing. Kalau aku sih...tidak pintar bersosialisasi. Hehehe. Setelah berbincang-bincang, kami pun memutuskan untuk kembali ke kamar. Setelah cerita-cerita, packing, dsb, kami pun terlelap menuju alam mimpi. ZzzzzZZZ.

Jumat, 13 Februari
Team SMAN 3 Surakarta, thank you all guys :)))

            Keesokan harinya, Jumat tanggal 13 februari 2009 tibalah saat kepulangan kami ke Solo, kota kami tercinta. Setelah berpamit-pamitan dengan peserta yang masih di Badan Diklat Jateng, kami pun memulai perjalanan panjang ke Solo. Kepulangan kami adalah menuju SMA N 3 Surakarta. Di tengah lelapnya tidur dalam perjalanan, hanya seruan kompak kami yang terdengar dengan sapuan gerimis yang ringan menghantam kaca jendela mobil....
            ”SMAGA,,.....WE’RE COMING!!!! WAIT US!! WE ARE THE CHAMPIONS!

           
The end…

2 komentar:

  1. waah hebat ya :D
    semoga saya dan teman2 juga bisa seperti kalian :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiinn..bagaimana hasilnya?

      Regards,Galuh P.

      Hapus